Venezuela Bekukan Aset Juan Guaido, Presiden Tandingan Nicolas Maduro

30 Januari 2019 10:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden tandingan Venezuela Juan Guaido. (Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden tandingan Venezuela Juan Guaido. (Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Venezuela akhirnya memulai serangan terhadap Juan Guaido, presiden tandingan Nicolas Maduro. Seluruh aset Guaido dibekukan dan larangan terbang diberlakukan atas perintah pengadilan negara itu.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, langkah terhadap Guaido ini adalah perintah Mahkamah Agung pada Selasa (29/1). Ini adalah langkah pertama yang dilakukan Venezuela terhadap Guaido setelah pria 35 tahun itu mendeklarasikan diri sebagai presiden Rabu pekan lalu.
Langkah ini diambil atas permintaan Jaksa Agung Venezuela Tarek Saab kepada Mahkamah Agung. Saab meminta mahkamah membuka penyelidikan terhadap Guaido yang dituduh membantu negara asing mencampuri urusan dalam negeri Venezuela. Negara asing dalam hal ini adalah Amerika Serikat.
Sehari sebelumnya, AS menjatuhkan sanksi terbaru untuk perusahaan minyak Venezuela PDVSA. Karena sanksi ini, PDVSA tidak bisa memenuhi permintaan minyak dari perusahaan-perusahaan di Amerika Utara. Akibatnya, harga minyak kembali naik dan perekonomian Venezuela semakin ambruk.
Mahkamah Agung memerintahkan seluruh aset milik Guaido dibekukan dan larangan bepergian diberlakukan. Sebenarnya sebagai anggota Dewan Nasional, Guaido punya kekebalan hukum namun hak ini bisa hilang oleh perintah pengadilan tinggi.
ADVERTISEMENT
Mahkamah Agung Venezuela terdiri dari 32 hakim yang semuanya loyalis Presiden Maduro. Tanpa menunggu lama, permintaan Saab untuk penyelidikan Guaido langsung dilaksanakan.
AS yang mendukung Guaido sebagai presiden melalui John Bolton, penasihat keamanan nasional Presiden Donald Trump, mengatakan akan ada "konsekuensi serius bagi mereka yang mencoba merusak demokrasi dan menyakiti Guaido".