Alasan R&D Daihatsu Pilih 'Ngoprek' Ayla Turbo

6 Maret 2019 19:26 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil Ayla Turbo pada pameran GIIAS 2018 di ICE, BSD, Tangerang, Jumat (3/8). Foto: Alfons Hartanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mobil Ayla Turbo pada pameran GIIAS 2018 di ICE, BSD, Tangerang, Jumat (3/8). Foto: Alfons Hartanto/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Astra Daihatsu Motor (ADM) pada GIIAS 2018 lalu, pamerkan mobil murah mereka Ayla berturbo dengan wujud modifikasi ala-ala mobil berkecepatan tinggi. Tak hanya pajangan, Ayla hasil oprekan Tim Research and Development (R&D) Daihatsu Indonesia ternyata bisa ngacir di atas aspal.
ADVERTISEMENT
Namun memang, modifikasi performa seperti ini bukan hal asing di dunia otomotif. Banyak bengkel-bengkel yang menyediakan jasa dongkrak performa.
Timbul kemudian pertanyaan, mengapa pabrikan sekelas Daihatsu --produsen otomotif terbesar di Indonesia-- malah lebih memilih mengulik soal turbo dibanding dengan teknologi lain yang lebih advance seperti hybrid?
Pasalnya saat ini publik otomotif di dalam negeri, sedang ramai memperbincangkan soal teknologi masa depan ramah lingkungan. Bahkan pemerintahpun sedang menggodok regulasinya, supaya mobil bermesin hybrid makin dikenal masyarakat, bisa dijual dengan harga terjangkau dan punya pasar di dalam negeri.
Mobil Ayla Turbo pada pameran GIIAS 2018 di ICE, BSD, Tangerang, Jumat (3/8). Foto: Alfons Hartanto/kumparan
Executive Officer Research and Development ADM Pradipto Sugondo mengatakan, mereka hanya ingin mempelajari, apa jadinya bila turbo dimaksimalkan di Ayla akan seperti apa.
ADVERTISEMENT
Walaupun memang modifikasi Ayla turbo ini berbeda dengan konsep turbo yang dipasarkan secara massal, yang tujuannya lebih ke arah efisiensi, bukan untuk performa dan kebut-kebutan.
"Jadi seperti itu. Sementara mengenai hybrid tinggal tunggu tanggal mainnya semua ada masanya," ucapnya.
Amelia Tjandra, Direktur Marketing ADM menambahkan, proyek Ayla turbo merupakan ajang pamer kalau tim R&D ADM, tak hanya mampu menggarap desain mobil tapi juga sanggup mengoprek urusan mesin.

Soal Hybrid Belum Bisa "Independent"

Masih terkait dengan pengembangan hybrid, Sony Satriya, Executive Coordinator Design Engineering R&D ADM menuturkan, kalau tim R&D ADM, belum bisa melakukan riset secara independen, tapi masih berafiliasi dengan prinsipal yang ada di Jepang.
ADVERTISEMENT
"Prinsipal kami di sana sedang melakukan pengembangan itu, dan kami di sini untuk hybrid-nya kami masih bekerjasama dengan prinsipal, jadi kami tak melakukan sendiri --seperti modifikasi turbo," tutur Sony.
Memang sejauh ini Daihatsu belum memiliki produk mass produksi dengan mesin hybrid, termasuk di Jepang. Sementara soal rencana ke depannya, Sony masih belum mau mengungkapkannya.