Amankah Mobil Digeber Jakarta-Surabaya Non Stop?

28 Mei 2019 7:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah kendaraan dari anggota Gaikindo menjajal Tol Trans Jawa Foto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah kendaraan dari anggota Gaikindo menjajal Tol Trans Jawa Foto: istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tersambungnya jalan tol Trans Jawa yang menghubungkan Merak hingga Probolinggo tentu akan memudahkan pemudik terutama dalam efisiensi waktu tempuh perjalanan. Bahkan, untuk rute Jakarta-Surabaya yang berjarak 800 km, bisa memakan waktu 9 - 10 jam saja.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, dibalik singkatnya waktu tempuh tersebut, tak jarang banyak pemudik yang menjadi terlena dan memaksakan melakukan perjalanan non stop tanpa berhenti. Alasan utama mereka tentu saja karena ingin cepat sampai di kampung halamannya.
Namun, bolehkah melakukan perjalanan dengan jarak dan waktu tempuh yang panjang tersebut tanpa jeda istirahat?
Menjawab hal tersebut, Dealer Technical Service dari PT Toyota Astra Motor, Didi Ahadi menuturkan, bahwa melakukan perjalanan mudik dengan jarak dan waktu tempuh yang panjang tanpa istirahat sebenarnya boleh-boleh saja, selama mobil tersebut dalam kondisi prima.
“Selama mobil dalam kondisi prima sih boleh-boleh saja, InsyaAllah aman tidak ada masalah,” ujar Didi Ahadi saat dihubungi oleh kumparan, Senin (27/05) siang.
Didi mengungkapkan, untuk memastikan mobil dalam kondisi prima atau tidak untuk perjalanan jauh, sebaiknya pastikan hal tersebut di bengkel resmi atau bengkel langganan. Pastikan seluruh komponen mulai dari mesin, kelistrikan, kaki-kaki, hingga sistem pendinginan dalam kondisi yang normal.
Perawatan rutin mobil, servis kaki-kaki mobil Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
“Sebaiknya memang sebelum berangkat mudik yaa diperiksa dulu, jadi jangan mengira-ngira. Apalagi untuk mobil yang masih masuk dalam warranty service, ya tentu harus ikuti waktu panduan itu. Periksa beberapa komponen dari yang paling mudah seperti kondisi oli, air radiator, minyak rem, aki, lampu - lampu hingga ban, kalau ada yang ga bener ya sebaiknya dibenerin dulu,” jelas Didi.
ADVERTISEMENT
Atur Istirahat
Meskipun secara teknis mobil mungkin tidak ada masalah dan aman untuk melakukan perjalanan panjang non stop, Didi menyarankan pemudik agar beristirahat guna menyegarkan kembali kondisi si pengemudi.
Senada dengan Didi, Pendiri sekaligus instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, juga mengimbau agar pengemudi tak lupa untuk istirahat dan jangan memaksakan untuk menyetir secara terus-menerus.
Ilustrasi mengantuk saat berkendara. Foto: Thinkstock
Jusri mengungkapkan, idealnya seorang pengemudi hanya menyetir dalam durasi waktu 2 jam saja. Jika lebih dari itu, dikhawatirkan kondisi fisik pengemudi akan mudah lelah dan tingkat konsentrasi akan menurun.
“Kalau bicara safety driving sih idealnya mengemudi itu 2 jam, setelah itu harus istirahat. Sebaiknya mengemudi itu juga tidak lebih dari 10 jam, karena kalau lebih dari itu, dikhawatirkan kemampuan motorik pengemudi akan menurun," ungkap Jusri.
ADVERTISEMENT
Dirinya menyarankan bagi pemudik yang memang ingin mudik dengan jarak dan waktu yang panjang tanpa berhenti sebaiknya gunakanlah pengemudi cadangan.