Efek Menggunakan ‘Oli Basi’ pada Mesin Kendaraan

31 Juli 2019 16:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi oli. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi oli. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Istilah ‘oli basi’ tak hanya berlaku ketika masih di dalam kemasan, tapi juga ketika sudah masuk ke ruang mesin. Bila tetap digunakan ternyata bisa memicu kerusakan pada mesin.
ADVERTISEMENT
Ya ibaratkan saja seperti makanan kemasan, di mana bila sudah kedaluwarsa kemudian nekat dikonsumsi, bisa menjadi penyakit dan berbahaya buat tubuh manusia.
“Jadi sederhananya seperti itu. Pada dasarnya bila oli masih tersegel di dalam kemasan kualitasnya tak berubah. Namun setelah kemasan dibuka, apalagi sudah masuk dalam ruang bakar, lebih besar lagi potensi penurunan kualitasnya, karena itu harus dilakukan penggantian,” ucap Yusuf Hidayat, Kepala Bengkel Auto2000 Cempaka Putih kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Bengkel Auto2000 Meningkat Jelang Lebaran Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Sudah pasti harus diingat, peran oli buat kendaraan sangat vital, karena itu penting diperhatikan perawatannya. Karena bila lalai, ancamannya adalah kerusakan pada mesin, dan kalau sudah begitu biaya perbaikannya pun tak sedikit.

Mobil jarang dipakai

Fenomena oli basi seperti ini biasanya terjadi pada kendaraan yang jarang sekali dipakai. Para pemilik kendaraan beranggapan, kalau mobil jarang beroperasi, kualitas oli mesin juga masih tetap bagus.
ADVERTISEMENT
Yusuf mengakui, anggapan seperti itu membuktikan banyak konsumen masih belum teredukasi. Karena penurunan kualitas oli tak hanya berlaku buat mesin yang beroperasi terus, tapi juga pada mobil yang jarang dipakai.
Bengkel Auto2000 Meningkat Jelang Lebaran Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
“Jadi setelah mesin menyala --berapapun lamanya-- kemudian mati dan suhunya menjadi dingin, ada yang namanya kondensasi uap termasuk debu. Nah itu akan menumpuk di dalam mesin, sehingga bila dibiarkan lama menyebabkan korosi di dinding antara piston dan silinder, nah itu yang jahat,” kata Yusuf.
“Jadi meskipun hanya dipakai sekali-sekali saja, oli mesin harus diganti secara berkala sesuai anjuran pabrikan,” katanya.

Rumus 6 Bulan

Karena itu kata Yusuf, untuk menghindari oli basi mengendap di dalam ruang bakar terus menerus, pemilik kendaraan sebaiknya mulai mengganti rumus ganti oli. Ini berlaku untuk mobil yang jarang digunakan.
Ilustrasi oli. Foto: Shutter Stock
Sebaiknya jangan lagi berpatokan pada kilometer, tapi menggunakan parameter waktu. Pada buku panduan pemilik kendaraan saat ini, biasanya sudah dilengkapi dengan dua informasi tersebut, seperti ‘10.000 kilometer atau 6 bulan sekali’.
ADVERTISEMENT
“Jadi walaupun mobil hanya menempuh jarak 2.000 kilometer saja, tapi secara waktu sudah mencapai 6 bulan, oli sebaiknya diganti. Karena sudah mengalami penurunan kualitas. Ini perlu diingat, walaupun mobil lebih sering banyak ngendon-nya,” tutur Yusuf.