Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Investasi 12,8 Triliun, Hyundai Mau Produksi Mobil Listrik
25 Desember 2018 15:14 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
ADVERTISEMENT
Rencana Hyundai Motor untuk gelontorkan investasi di Indonesia, sudah jadi perbincangan sejak beberapa waktu lalu. Namun ternyata, mereka disebut tak hanya memproduksi mobil konvensional, tapi juga electric vechicle (EV).
ADVERTISEMENT
Apalagi Indonesia saat ini memiliki cadangan bijih nikel laterit yang cukup, sebagai bahan penting untuk baterai lithium-ion yang digunakan untuk menggerakkan EV.
Sebelumnya pada awal Desember 2018 ini, pemerintah meneybut sedang menjajaki kerja sama pengembangan mobil listrik dengan Korea Selatan, melalui perusahaan Hyundai .
Kerja sama ini dilakukan setelah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, bertemu dengan Menteri Lingkungan Hidup Korea Selatan Kim Eun Kyung, di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim PBB atau Conference of Parties (COP) UNFCCC ke-24 di Katowice, Polandia.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Harjanto seperti dikutip dari Reuters menyebut, total investasi otomotif Hyundai mencapai 880 juta dolar AS atau Rp 12,8 triliun.
ADVERTISEMENT
Total kapasitas produksi yang akan dibangun hyundai mencapai 250.000 unit, yang di dalamnya termasuk kendaraan listrik.
Mengonfirmasi langsung ke pihak Hyundai Indonesia, Presiden Direktur PT HMI Mukiat Sutikno mengatakan, dirinya masih belum mengetahui detail investasi yang akan dilakukan oleh Hyundai. Meskipun dirinya membenarkan ada rencana penanaman modal di Indonesia.
“Sebenarnya belum ada official statement dari pihak Korea. Jadi kami juga belum berani sharing info apapun, takutnya tidak akurat,” kata Mukiat.
“Terkait dengan kendaraan listrik, masih dalam review jadi tidak confirmed,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Namun, Lee Bo-sung Vice President Hyhundai-Kia yang terkait dengan riset mengunkapkan, cukup sulit melakukan penetrasi di pasar ASEAN, karena sudah didominasi oleh rival mereka seperti Toyota dan Honda.