Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) terus tingkatkan kandungan lokal raw material, buat memproduksi mobil di dalam negeri. Terakhir, mereka baru saja menandatangani nota kesepahaman penggunaan Aluminium Foundry Alloy (aluminium paduan A365).
ADVERTISEMENT
Bahan baku tersebut, akan digunakan untuk pembuatan velg kendaraan bermotor roda empat bermerek Toyota produksi TMMIN. Tak hanya buat pasar lokal tapi juga ekspor.
“Kami totalnya saat ini sudah 70 persen kandungan lokalnya. Nantinya bahan tersebut dipasok ke supllier tier satu kami untuk dbuatkan band,” ucap Presiden Direktur PT TMMIN, Warih Andang Tjahjono saat ditemui beberapa waktu lalu.
Kerjasama dengan Toyota ini bisa memangkas impor aluminium Foundry Alloy buat sektor industri otomotif secara bertahap. Misalnya tahun ini yang berpotensi menghemat devisa negara sampai 1,3 juta dolar Amerika per tahun.
Di tahap awal, INALUM akan memasok kebutuhan Aluminium Foundry Alloy ke PT Pakoakunia (PAKO) yang merupakan perusahaan pemasok pelek, yang kemudian bakal digunakan pada model Toyota, seperti Kijang Innova, Fortuner, dan Sienta.
ADVERTISEMENT
Pasokan Aluminium Foundry Alloy akan terus ditambah secara bertahap, seiring dengan kemampuan Inalum dalam memasok alloy yang sejalan dengan rencana pengembangan kapasitas produksi secara berkelanjutan.
Mesin Aluminium
Warih menambahkan, mereka juga sedang menjajaki bagaimana menggunakan aluminium untuk mesin. Namun, tipe unsur kimia antara bahan aluminium untuk pelek dan mesin berbeda. Terdapat beberapa campuran lagi.
“Mesin aluminium itu seperti di Sienta yang ada di plant 3 yang NR-engine. Tapi kami coba satu-satu dahulu. Intinya tak menutup kemungkinan bisa bakal diaplikasikan ke beberapa bagian mobil lainnya,” ucap Warih.
Bila sudah bergerak ke mesin, kandungan lokal TMMIN bisa mencapai 73 persen, di mana angka tersebut diungkap Warih sudah mendekati Toyota di Thailand.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya tak mungkin lah supply chain itu 100 persen, ya mungkin 75 persen itu sudah bagus lah,” tuturnya.