Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kencan Singkat dengan Mercedes Benz GLA 200 AMG Line
22 September 2018 14:32 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
kumparanOTO beserta pewarta lain yang terbagi atas 10 mobil mendapat kesempatan menjajal Mercedes Benz GLA 200 AMG Line beberapa waktu lalu menyusuri daerah selatan Yogyakarta dengan medan jalan perbukitan yang meliuk juga naik-turun, hingga menuju pantai Ngerenehan di desa Kanigoro, Gunung Kidul, kemudian kembali lagi mengarungi dalam kota Yogyakarta selama 2 hari dengan total jarak tempuh 180 km.
Seperti apa impresi kami terhadap Mercedes Benz GLA 200 AMG Line ini? Simak ulasan test drive-nya berikut ini.
Posisi Berkendara
Seperti biasa kami awali dari posisi duduk berkendara di sisi pengemudi. Awalnya kami ragu karena blind spot mobil ini begitu banyak. Mulai dari visibilitas ke depan, samping ke arah pilar A, hingga spion tengah yang menampilkan proyeksi kaca belakang yang terasa kecil.
Namun, hal itu sedikit sirna berkat pengaturan kursi serba otomatis pada door trim yang mampu mereduksi blind spot tadi. Lumayanlah bisa disetel sedikit tinggi kursinya, jadinya bentuk dashboard dan kap mesin tidak lagi mengganggu pandangan ke depan. Apalagi model joknya semi bucket seat membuat tubuh tertopang secara sempurna.
Selain itu, meski masih pengaturan manual, kami pun berasa makin dimanjakan dengan pengaturan tilt dan teleskopik setirnya. Namun sayangnya foot rest kaki kiri kami rasakan tidak begitu menopang telapak kaki secara utuh, dalam artian sisi bagian dalam kaki kiri tidak sepenuhnya menapak pada foot rest, kami taksir untuk kaki dan sepatu dengan ukuran 43,5 ke atas akan semakin membuatnya tidak menapak di foot rest.
Performa Mesin
ADVERTISEMENT
Bicara tenaga, kami bisa pastikan bila Mercedes Benz GLA 200 AMG Line memiliki mesin yang cukup buas dengan kubikasi 1.595 cc bertenaga 156 dk pada 5.300 rpm dan torsi 250 Nm pada 1.250-4.000 rpm yang dikawinkan pada transmisi 7 percepatan otomatis 7G-DCT.
Apalagi didukung 4 modus berkendara yang bisa dipilih sesuai gaya berkendara ditambah paddle shift. Ulasan 4 modus berkendara Mercedes Benz GLA 200 AMG Line bisa simak link berikut .
Lebih lanjut menyoal kekedapan kabin, patut kami acungi dua jempol. Suara kolong maupun kendaraan sekitar dapat tereduksi dengan baik, begitu pun dengan raungan mesinnya yang jarang sekali masuk ke kabin.
Hal ini karena rombongan perjalanan kami mendapat pengawalan, sehingga kecepatan dijaga untuk tidak terlalu cepat atau tidak terlalu lambat, kecepatan saat itu 45-55 km/jam dengan putaran mesin di bawah 2.100 rpm.
ADVERTISEMENT
Penasaran kapan suara mesinnya masuk, pada beberapa kesempatan kami coba untuk menginjak pedal gasnya agak dalam, dan benar saja, suara mesinnya mulai masuk ketika berada di 2.400 rpm ke atas.
Pengendalian dan Bantingan Suspensi
Kami bisa katakan suspensinya tidak begitu empuk. Karakter suspensinya kaku juga sedikit keras, beda dengan model lain dengan wujud sedan. Namun dampaknya pengendalian terasa mantap, membawanya menikung dengan kecepatan tinggi pun minim sekali gejala limbungnya.
Pengereman
Ini salah satu bagian yang kami favoritkan. Tidak jarang dalam perjalanan ini kami harus melakukan pengereman mendadak karena harus menjaga barisan rombongan tetap terjaga.
Kami suka fitur Active Brake Assist-nya yang berbunyi saat jarak kendaraan kami dengan di depan sudah sangat mepet. Selain itu, tekanan pedal rem pun terasa lebih berisi berkat bantuan fitur ini untuk mencegah tabrakan.
Saat berkutat dengan kemacetan dalam kota Yogyakarta, kami juga manfaatkan fitur Brake Hold yang mengunci pedal rem, sehingga kaki kanan tidak perlu lagi menginjak pedal rem untuk menahan laju.
Caranya, setelah mengurangi tekanan pada pedal rem, injak lagi secara spontan untuk mengaktifkan Brake Hold, layar MID akan menampilkan indikator HOLD yang menandakan fitur tersebut telah aktif dan kaki bisa lepas dari pedal rem.
ADVERTISEMENT
Untuk merilisnya, cukup injak pedal gas saja Brake Hold akan non aktif dengan sendirinya.
Kesimpulan
Berdasarkan impresi yang telah kami sebutkan, Mercy mampu memenuhi profil berkendara apa yang anak muda kekinian inginkan. Tenaga mesin yang buas, pengendalian yang mantap, juga penyesuaian posisi berkendara sesuai postur pengemudinya.
Tidak lupa dari sektor hiburan, head unit-nya yang mampu terintegerasi dengan Apple CarPlay atau Android Auto makin menambah nilai plus crossover ini. Namun perlu diingat, tuas transmisi yang berada di belakang setir menggantikan tuas sein bisa membuat Anda kagok mengendarainya pertama kali. Sementara tuas sein berada di kiri bergabung dengan pengaturan wiper.