Mengatasi Pengendara yang Doyan Pakai Lampu Jauh di Malam Hari

13 Maret 2019 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Test drive Wuling Almaz, mengemudi mobil di malam hari saat marka jalan minim. Foto: dok. Wuling Motors
zoom-in-whitePerbesar
Test drive Wuling Almaz, mengemudi mobil di malam hari saat marka jalan minim. Foto: dok. Wuling Motors
ADVERTISEMENT
Berkendara di malam hari sejatinya butuh perhatian dan kewaspadaan ekstra. Kondisi lingkungan yang gelap, menuntut pengemudinya harus lebih konsentrasi.
ADVERTISEMENT
Apalagi kalau keadaannya minim rambu, pembatas maupun marka jalan, salah-salah bisa keluar lajur atau paling parah terperosok ke jurang.
Guna meningkatkan konsentrasi saat mengemudi pada kondisi tersebut, Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana bilang, pengemudi harus berlatih menerapkan garis imajiner sebagai panduan biar tidak keluar lajur.
Ilustrasi mengemudi di malam hari Foto: dok. Shutter Stock
"Kalau tidak ada marka, buat garis imajiner (marka jalan khayalan), caranya ketahui dan adaptasi dulu dimensi mobil, dan biasakan belah jalan jadi dua lajur dengan garis imajiner tersebut," ujar Sony beberapa waktu lalu.
Lanjut Sony, tepian atau batas akhir jalan juga bisa membantu menerapkan garis imajiner, sehingga pengemudi bisa memposisikan kendaraan secara aman, terlebih ketika berpapasan dengan kendaraan di depannya.
ADVERTISEMENT
Halau pancaran lampu jauh mobil
Begitupun ketika mendapati kendaraan yang berpapasan menyalakan lampu utama yang membiaskan visibilitas. Tentu harus disikapi dengan hati-hati biar mobil tetap di bawah kendali.
Sony mengatakan, kalau ada lampu kendaraan dari depan yang mengganggu visibilitas, segera arahkan pandangan ke arah marka berupa garis yang ada di jalan.
Test drive Wuling Almaz, mengemudi mobil di malam hari. Foto: dok. Wuling Motors
"Kalau ada lampu yang silau, sebaiknya membiasakan diri melihat ke marka jalan yang ada di tengah atau sebelah kiri, tujuannya tidak menangkap cahaya, tidak silau," tuturnya lagi.
Nah, saat tidak ada marka jalan, garis imajiner tadi bisa diandalkan. Segera arahkan mata pada posisi biasanya marka jalan itu berada.
Daripada harus menatap lampu yang menyilaukan, setidaknya si pengemudi sudah membayangkan posisi aman tanpa harus melihat ke depan.
ADVERTISEMENT
Sebagai penutup Sony berpesan, jangan balas dengan lampu jauh. Situasi tersebut harus disikapi dengan bijak karena menyangkut keselamatan berlalu lintas.
"Kalau ada lampu tembak kan kebiasaannya terpancing ditembak balik, itu bahaya, idealnya langsung sikapi dengan garis imajiner tadi," tutup Sony.