Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Sebelum Beli, Ini 2 Penyakit Suzuki Jimny Lawas
25 Februari 2019 8:24 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
ADVERTISEMENT
Suzuki Jimny merupakan salah satu pilihan buat para pehobi mobil lawas untuk dikoleksi. Memang model SUV mungil dengan tampilan unik ini sudah melegenda, tak hanya di negeri asalnya tapi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun, buat para pemilik-pemilik baru perlu memperhatikan seluk beluk produk besutan merek berlambang ‘S’ ini, termasuk soal penyakit yang kerap menjadi keluhan.
Hendy Khadafi, pecinta Jimny dan juga penggagas kegiatan ‘Jimny Days Out’ --ajang kumpul-kumpul penggemar Jimny yang sedang hits ini-- mengungkapkan dua masalah yang biasa melanda mobil bergaya kotak tersebut.
“Terkait dengan keluhannya sendiri, paling umum ditanyakan itu pada sektor kaki-kaki yang dirasa keras. Nah masalah ini biasa terjadi di model generasi kedua Katana yang diproduksi di Indonesia sampai 2005, itu kaki-kakinya sama semua per daun,” ujar Hendy saat ditemui kumparan di Kompleks Gelora Bung Karno, Minggu (24/2).
Buat mengatasinya, Hendy menuturkan, kebanyakan pengguna Katana menggantinya dengan kepunyaan Jimny JA11 yang dipasarkan di Jepang. Komponen leaf spring (per daun) JA11, disebut lebih empuk ketimbang miliknya Jimny Katana.
ADVERTISEMENT
“Kebanyakan mengganti dengan milikinya Jimny JA 11 generasi kedua, lebih banyak seperti itu. Terkait dengan harganya sendiri di kisaran Rp 2,5 sampai Rp 3 juta. Barangnya impor dari Jepang dan Malaysia, dan tak begitu mudah mendapatkannya,” kata Hendy.
Lalu, penyakit lainnya yang sering dikeluhkan adalah mesin yang sering mengalami overheat. Kondisi ini terjadi terutama ketika mobil terjebak macet terlalu lama.
“Overheat itu kalau macet, dan untuk mengantisipasinya pemilik Jimny bisa memasang kipas tambahan extra fan miliknya Karimun, dan itu sudah bisa mengatasi masalah mesin kepanasan. Soal biaya sendiri, biasanya berkisar Rp 1 jutaan saja, dan masih banyak barang barunya,” ucap Hendy.