Diramalkan Punah 10 Tahun Lagi, Bagaimana Nasib Harimau Sumatera?

22 Januari 2019 9:59 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Empat ekor anak Harimau Sumatera lahir di Berlin (Foto: Dok. KBRI Berlin)
zoom-in-whitePerbesar
Empat ekor anak Harimau Sumatera lahir di Berlin (Foto: Dok. KBRI Berlin)
ADVERTISEMENT
Harimau saat ini berada dalam ancaman kepunahan. CEO dari sebuah organisasi amal untuk alam liar Born Free, Howard Jones, memperingatkan hewan yang bernama latin Panthera tigris tersebut bisa punah dalam waktu kurang dari 10 tahun lagi.
ADVERTISEMENT
Jones bukanlah orang pertama yang memprediksi nasib tragis dari harimau. Sebelumnya pada 2012, seorang ahli lingkungan hidup meramalkan kalau hewan ini bisa punah dalam waktu 12 tahun. Pada 2016, World Wildlife Fund (WWF) dan Global Tiger Forum juga mengatakan populasi harimau telah turun hingga 96 persen selama 100 tahun terakhir. Semula, jumlah harimau tercatat ada 100.000 ekor dan kini hanya ada kurang dari 4.000 ekor yang tersisa.
“Tidak bisa dibayangkan bagaimana dunia tanpa harimau, kecuali kalau kita bergerak sekarang, konsekuensinya akan mengerikan,” kata Jones, seperti dikutip dari IFL Science.
Daftar Merah IUCN (International Union for Conservation of Nature/Badan Konservasi Alam Internasional) mencantumkan harimau sebagai hewan terancam punah (endangered) dan memperkirakan ada sekitar 2.154 hingga 3.159 harimau dewasa di alam liar.
Empat ekor anak Harimau Sumatera lahir di Berlin (Foto: Dok. KBRI Berlin)
zoom-in-whitePerbesar
Empat ekor anak Harimau Sumatera lahir di Berlin (Foto: Dok. KBRI Berlin)
Hal ini cukup ironis mengingat di Amerika Serikat saja, diperkirakan ada 7.000 ekor harimau, namun mereka tidak hidup bebas karena dijadikan sebagai hewan koleksi kebun binatang atau bahkan peliharaan pribadi.
ADVERTISEMENT
Kerusakan hutan, perburuan, dan penjualan ilegal kini menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup harimau.
IUCN memperkirakan jumlah harimau akan terus menurun. Sebaliknya, di sisi lain WWF tetap optimistis dan menunjukkan adanya peningkatan jumlah populasi harimau. Studi tahun 2009 sempat menunjukkan jumlah harimau Bengal di Nepal mengalami peningkatan, dari 121 ekor menjadi 235 ekor.
Nasib harimau di Indonesia
Indonesia pernah menjadi saksi hilangnya dua subspesies harimau. Sebelumnya, ada tiga subspesies harimau yang hidup di Indonesia, yakni harimau jawa, sumatera, dan bali. Saat ini, harimau jawa dan bali telah dinyatakan punah, yang kemudian menyisakan harimau sumatera.
Daftar Merah IUCN sendiri sudah menetapkan harimau sumatera sebagai hewan yang sangat terancam punah (Critically Endangered).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, siaran pers dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan bahwa ada peningkatan populasi setelah dilakukan kajian sejak tahun 2016. Kajian ini menemukan ada sekitar 603 ekor harimau Sumatera yang tersisa di alam liar di 23 lanskap di Sumatra. Sebelumnya, menurut laporan WWF tahun 2004, hanya ada 400 ekor harimau sumatera yang tersisa.
Siaran pers dari KLHK tersebut dirilis bersamaan dengan lahirnya dua anakan harimau Sumatera di Sanctuary Harimau Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS), Sumatra Utara, dari induk yang bernama Gadis dan Monang.
Setelah berhasil di rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR HSD), harimau dikembalikan ke alam liar. (Foto: Dok. Arsari)
zoom-in-whitePerbesar
Setelah berhasil di rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR HSD), harimau dikembalikan ke alam liar. (Foto: Dok. Arsari)
Gadis merupakan harimau korban konflik (terkena jerat) di daerah Kabupaten Mandailing Natal tahun 2016. Akibat terkena jerat, kaki kanan depan Gadis yang berusia 7 tahun harus diamputasi. Sementara Monang merupakan harimau jantan yang berhasil dievakuasi dari desa Parmonangan, Simalungun, pada 2017.
ADVERTISEMENT
Menurut Direktur Jenderal KSDAE (Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem), Wiratno, peningkatan populasi harimau sumatera ini merupakan hasil kerja keras yang dilakukan dalam pengelolaan kawasan-kawasan konservasi yang menjadi habitat harimau sumatera.
"Hal ini juga membuktikan bahwa target pemerintah untuk meningkatkan populasi jenis-jenis yang terancam kepunahan, khususnya pada harimau sumatera, dapat dipenuhi sejauh ini," kata Wiratno, dalam siaran pers tersebut.
Harimau Sumatera di Kebun Binatang ZSL London. (Foto: REUTERS / Toby Melville)
zoom-in-whitePerbesar
Harimau Sumatera di Kebun Binatang ZSL London. (Foto: REUTERS / Toby Melville)
Ke depannya, upaya menyelamatkan harimau sumatera dari kepunahan akan dilakukan dengan mengembangkan Tiger Sanctuary agar harimau dapat hidup dengan aman dan terbebas dari konflik atau perburuan.
"Ke depan tentu tantangan yang dihadapi dalam menjaga keberadaan harimau akan semakin besar. Namun demikian dengan kerja keras yang dilakukan, pemerintah optimistis bahwa keberadaan harimau sumatera tetap akan dijumpai generasi yang akan datang," tegas Wiratno.
ADVERTISEMENT