Kabar Baik, 'Karang Super' Ditemukan Hidup di Perairan Ekstrem Hawaii

18 Mei 2019 9:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Waikiki Beach dan Diamond Head di Honolulu, Hawaii Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Waikiki Beach dan Diamond Head di Honolulu, Hawaii Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sebagian besar terumbu karang di dunia kini berada dalam kondisi sangat memprihatinkan akibat perubahan iklim ekstrem. Menurut para peneliti, jika kondisi ini terus berlanjut, di masa depan ada risiko anak cucu kita akan hidup tanpa keberadaan terumbu karang.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, baru-baru ini para ilmuwan telah menemukan terumbu “karang super” yang memiliki ketahanan luar biasa. Laporan hasil studi yang telah diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences menjelaskan bahwa para peneliti menemukan “karang super” itu di Teluk Kane’ohe di Hawaii. Hebatnya, terumbu karang ini mampu beradaptasi di perairan ekstrem yang keras dan tidak ramah.
Para ahli biologi kelautan dari University of Hawai’i mencatat, terumbu karang di Teluk Kāne'ohe ini sebenarnya pernah hancur oleh aktivitas manusia pada tahun 1930-an hingga 1970-an. Polusi dan pembuangan limbah serta menghangatnya air laut akibat perubahan iklim menjadi faktor utama kehancuran terumbu karang di tempat tersebut. Sebanyak 95 persen karang di Teluk Kane’ohe mengalami pemutihan dan kerusakan yang sangat parah.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pada akhir 1970-an, situasinya mulai membaik, orang-orang tidak lagi membuang limbah ke lautan. Lalu dalam 20 tahun, 50 hingga 90 persen terumbu di Teluk Kane’ohe mulai pulih.
Sejumlah turis berenang menikmati terumbu karang di kepulauan Taka Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Foto: Dok. Agung Rizki
Lazimnya ketika karang mengalami stres yang cukup tinggi hingga mengalami pemutihan, karang tersebut tidak dapat pulih kembali. Namun, di Teluk Kane’ohe, banyak spesies karang dapat beradaptasi dengan baik terhadap air yang menghangat dan bersifat asam.
Untuk menyelidiki hal ini, para peneliti mengambil beberapa karang dari Teluk Kāne'ohe dan Teluk Waimānalo yang berjarak sekitar 18 kilometer dari Teluk Kane’ohe. Tim peneliti kemudian menempatkan karang yang diambil di dua tempat berbeda itu ke dalam sebuah tangki di laboratorium. Tujuannya untuk menguji dan membandingkan bagaimana keduanya bertarung melawan perairan yang sangat keras.
ADVERTISEMENT
Setelah ditempatkan di sebuah tangki selama 2,5 bulan dengan kondisi air yang tidak menguntungkan, karang dari Teluk Kāne'ohe ternyata lebih tangguh dan tumbuh dua kali lebih cepat dari karang dari Teluk Waimānalo.
“Pertanyaannya sekarang adalah, mekanisme apa yang memungkinkan karang di lokasi ini menunjukkan peningkatan toleransi suhu dan pH? Meskipun percobaan kami di Teluk Kāne'ohe tampaknya mengesampingkan aklimatisasi jangka pendek, mekanismenya tetap tidak diketahui," tulis para penulis dalam hasil riset mereka, seperti diberitakan IFL Science.
Sejumlah turis berenang menikmati terumbu karang di kepulauan Taka Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Foto: Cornelius Bintang/kumparan
Terlalu dini untuk mengatakan ada berapa banyak "karang super" seperti ini di tempat-tempat lain di dunia, atau apakah “karang super” ini dapat mengkolonisasi kembali terumbu yang hancur di wilayah lain. Para peneliti mengatakan, masih ada harapan bagi kita untuk memulihkan banyak terumbu karang yang sempat rusak dan hancur di berbagai belahan dunia agar anak-cucu kita bisa melihat keindahan terumbu karang di masa depan.
ADVERTISEMENT