Menyibak Dunia Rahasia Para Ilusionis

21 Desember 2017 8:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mungkin pernah suatu hari kita terkesima dengan satu aksi sulap menerbangkan uang kertas, menembus tembok, atau bahkan berjalan di atas air. Lalu, kita didera ribuan tanya di benak, sambil mulut menganga dan dahi berkerut.
ADVERTISEMENT
Kok bisa ya?
The Sacred Riana mungkin bisa kembali membawa deretan pertanyaan dan kebingungan itu. Dalam aksi puncaknya di ajang kompetisi bakat Asia’s Got Talent, Riana memanggil beberapa penontonnya untuk naik ke atas panggung, plus Jay Park, salah satu juri yang tak menduga dirinya bakal dilibatkan dalam permainan.
Setelah semua berkumpul, Riana meminta mereka duduk mengelilingi meja kayu bulat, dengan tangan ditaruh di atasnya. Selanjutnya, Riana meminta Jay untuk memikirkan satu ketakutan terbesar dalam hidupnya.
Jay mengangguk, sedangkan yang lain diam menunggu instruksi Riana--separuh waswas separuh penasaran, mungkin. Beberapa saat kemudian, Riana berucap kalimat yang mengisyaratkan meja bulat itu menjadi salah satu medium bagi makhluk dari “dunia lain” untuk berinteraksi dengan manusia.
ADVERTISEMENT
Tak lama, meja itu terangkat melayang dan bergerak tak beraturan ke sudut-sudut panggung. Para peserta, dengan wajah tegang dan mata sedikit membelalak, turut mengikuti arah gerak meja itu, dengan tangan masih tetap menempel di atas meja.
Hingga setelah mereka berputar-putar mengitari separuh panggung, Riana memukul keras meja yang melayang itu.
Brakkk! Dan meja tersebut lalu jatuh dan diam.
Riana lantas berjalan sedikit memutari peserta, mendatangi Jay.
“Sebutkan ketakutan terbesar yang kau pikirkan,” kata Riana pada Jay.
“Ketidakbahagiaan,” jawab Jay.
Detik berikutnya, Riana mengangkat sepotong papan tipis yang berada di atas meja. Dan ternyata, papan itu bertuliskan satu kata: unhappiness (ketidakbahagiaan)--persis seperti jawaban Jay.
Semua penonton dan juri terpana. Tepuk tangan membahana.
ADVERTISEMENT
Ada penjelasan logis di balik tiap atraksi sulap--walau tingkat kerumitannya tentu berbeda satu dengan yang lain. Tentu, level kesukaran sulap air yang tidak tumpah saat botol dibalik, tak sebanding dengan sulap Riana yang mampu mengangkat meja dan menebak isi pikiran orang lain.
Di balik itu, sains menjadi salah satu faktor penting dalam kesuksesan suatu penampilan sulap. Untuk mewujudkan ilusi menakjubkan di mana penonton, sains dihadirkan lewat berbagai trik.
Dalam sebuah kajian yang digarap Susana Martinez-Conde dan Stephen Macknik, neuroscience (ilmu saraf) menjadi salah satu landasan ilmu yang menjelaskan berbagai ilusi dan kemampuan pesulap dalam menghadirkan atraksi spektakuler.
Pasangan peneliti itu menyebutnya sebagai neuromagic--singkatan dari neuroscience dan magic (sulap), yakni studi ilmiah mengenai mekanisme kerja otak manusia dalam memersepsikan suatu kondisi dan membuat manusia tertipu dengan ilusi yang dibuat oleh pesulap dalam menghilangkan atau memunculkan objek, atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam hitungan detik.
ADVERTISEMENT
“Faktanya, neuroscience menunjukkan bahwa begitu banyak hal yang kita alami, sebetulnya adalah imajinasi kita,” tulis Martinez Conde dan Macknik dalam Scientific American, mengacu pada fakta bahwa mata manusia hanya melihat sebagian kecil dari dunia di sekitarnya secara akurat, sedangkan persepsi di otak mengisi sisanya.
Martinez Conde dan Macknik menemukan, tindak tanduk pesulap menyesuaikan dengan perilaku penontonnya, seperti misalnya kecenderungan orang melihat ke titik yang tengah dilihat oleh orang lain. Tendensi perilaku manusia itu menjadi materi yang memperkaya investigasi kuantitatif terkait kognisi manusia yang menjadi lingkup penelitian neuroscience.
“Kami menyadari para pesulap memiliki teknik ilusi kognitif terbaik--yang sesungguhnya telah dipelajari oleh para ilmuwan. Sehingga, kami melihat ada benang merah kuat antara keduanya,” kata Macknik.
ADVERTISEMENT
Neuroscience menjadi salah satu ilmu yang melandasi dan menjelaskan tentang bagaimana trik--yang mewujudkan ilusi di atas panggung--menjadi kunci utama dalam kesuksesan pertunjukan sulap.
Harry Houdini. (Foto: Wikimedia Commons)
Harry Houdini. Dia seorang legenda sulap dunia. Nama pesulap Hongaria-Amerika itu kian besar tatkala dirinya memperkenalkan trik sulap bernuansa eskapologis; menggunakan borgol, rantai besi, lengkap dengan “kandang” besi untuk mengurung dini--kerap kali diisi dengan air yang penuh--lalu melepaskan diri dalam waktu cepat.
Eskapologis memang seperti itu. Ini jenis sulap meloloskan diri dari perangkap berbahaya seperti borgol, peti, kotak baja, tong, tangki, bangunan terbakar, dan lain-lain.
Trik dan kelihaian Houdini meloloskan diri menjadikan namanya dikenal dunia, dan terus dikenang hingga kini sebagai Bapak Sulap Dunia.
Kehebatan Houdini dibahas dalam artikel bertajuk How Harry Houdini Defied The Law of Science. Guna mewujudkan keajaiban dalam permainan sulapnya, Houdini menciptakan sabuk khusus, terbuat dari baja fleksibel dengan ruang-ruang khusus untuk menaruh seluruh peralatan yang dibutuhkan dalam aksi melepaskan diri.
ADVERTISEMENT
Penampilan Houdini semakin memukau saat ia menampilkan sulap dengan mengurung diri di dalam tabung susu. Dalam aksinya. Houdini diborgol dan dikunci dalam tabung susu, lalu diisi air hingga penuh. Aksi ini membuat para penonton menahan napas saat Houdini berusaha melepaskan diri dari borgol dan berupaya keluar dari tabung itu.
Biasanya, Houdini membutuhkan waktu tak lebih dari dua menit untuk meloloskan diri. Kecepatan dan ketegangan menjadi unsur penting dalam sulapnya. Berbagai improvisasi ia lakukan agar penonton tak merasa bosan, seperti mengurung diri di kotak kayu, lalu dirantai dan dikunci dengan gembok besar.
Trik lain yang memukau penonton adalah ketika Houdini mempraktikkan East Indian Needle Trick dengan menelan deretan jarum yang dirangkai dengan benang. Dalam penampilan tersebut, Houdini “menelan” 50 hingga 100 jarum yang diuntai dengan benang sepanjang 20 meter. Setelah semua jarum itu habis ditelan, Houdini mengeluarkan rangkaian jarum yang menggantung di benang itu dari dalam mulutnya.
ADVERTISEMENT
Trik sederhana untuk menjelaskan penampilan ini adalah, Houdini sebetulnya menyimpan rangkaian jarum itu di bawah lidahnya, sehingga penonton tak bisa melihatnya. Ia tidak menelan jarum-jarum itu.
Deddy Corbuzier. (Foto: Satrio Rifqi F./kumparan)
Pesulap modern Indonesia, Deddy Corbuzier, menuturkan trik merupakan kunci kesuksesan sebuah penampilan sulap. Juga, keberadaan body double.
Dalam beberapa aksi, keberadaan fisik pesulap bisa digantikan dengan sosok atau alat yang mampu memberikan ilusi hadirnya manusia--entah asisten atau pesulap itu sendiri. Misalnya, dalam aksi sulap death box, ilusi kehadiran pesulap di dalam kotak dapat diganti dengan tangan palsu, atau bahkan robot yang menyerupai bagian tubuh manusia.
“Supaya seakan-akan masih ada orangnya. Itu bisa diakali dengan--kalau kita bicara teknologi sekarang--robotik, tangan palsu, macem-macem. Ada kok tangan palsu yang bisa gerak-gerak,” tutur Deddy kepada kumparan di kediamannya, Bintaro, Jakarta Selatan, Selasa (5/12).
ADVERTISEMENT
Eskapologis Indonesia Oge Arthemus yang pernah berada dibimbing Deddy menyatakan hal senada, bahwa selalu ada penjelasan di balik setiap penampilan sulap.
“Intinya, magic is science. Karena segala sesuatunya bisa dijelaskan secara sains. Literally science. Semua. Cuma, the way we perform itulah yang buat orang akan sampai kehilangan (akal),” kata Oge.
Gelas air putih. (Foto: Pexels)
Ilmu alam di bangku sekolah nyatanya dapat menjadi trik untuk menciptakan penampilan sulap yang memukau penonton. Cukup dengan beberapa benda sederhana.
Misalnya saja, trik membalikkan gelas berisi air tanpa menumpahkan isinya.
Gelas bening itu semula kosong. Bentuknya pun biasa saja, layaknya gelas yang dipakai minum pada umumnya. Gelas itu lantas diisi dengan air; tak penuh, hanya setengah gelas.
ADVERTISEMENT
Seseorang, dengan gesture khas pesulap, memegang gelas itu. Ia tutup gelas bening itu dengan sepotong kardus, lalu ia balik gelasnya. Sebagian airnya tumpah, walau tak banyak mengurangi volume air di dalamnya.
Satu, dua, tiga detik.Pesulap itu diam. Dan di detik keempat...
Srettt! Kertas kardus yang menutup gelas dilepas. Ajaib, air di dalam gelas tidak tumpah.
Aksi itu membuat penontonnya tercengang, lalu diam dilumat penasaran. Tapi kunci dari permainan itu sebetulnya cukup sederhana. Ini permainan ilmiah, dengan dukungan alat seperti gelas berlubang kecil dan tutup gelas berbahan plastik yang tak terlihat.
Trik tersebut dapat dijelaskan dalam koridor fisika. Teori tekanan permukaan menjadi penjelasan di balik trik tersebut.
Tak hanya fisika, kimia juga bisa menjadi trik penting. Salah satunya sulap uang yang terbakar api, namun tak rusak sama sekali.
ADVERTISEMENT
Untuk menampilkan sulap tersebut, dibutuhkan cairan kimia seperti alkohol, dan sedikit garam--jika ingin api yang membakar menjadi berwarna.
Sementara benda-benda yang diperlukan antara lain uang kertas, pemantik, garam, campuran 50 mililiter air dan 50 ml alkohol 95-100 persen, dan sumpit untuk mencelupkan uang ke dalam campuran alkohol-air.
Setelah semua perlengkapan, permainan sulap dimulai dengan mencampurkan alkohol dan air dengan rasio 1:1 ke dalam sebuah tabung atau gelas.
Jika campuran sudah siap, masukkan sedikit garam ke dalamnya agar api yang membakar dapat menyala lebih terang. Lalu, celupkan dan basahi uang kertas ke dalam campuran alkohol-air hingga basah seluruhnya.
Setelah basah, ambil uang kertas dengan sumpit, lalu nyalakan pemantik dan bakar uang tersebut. Tunggu hingga apinya padam.
ADVERTISEMENT
Setelahnya, uang yang terbakar nyatanya tak rusak sedikit pun.
Trik uang-terbakar-api-tapi-tak-rusak sebetulnya menggunakan sebuah reaksi kimia yang disebut combustion atau pembakaran. Begini rumusnya:
C2H5OH + 3 O2 → 2 CO2 + 3 H2O + energi
Pembakaran terjadi sebagai bagian dari reaksi kimia antara bahan bakar dan agen pengoksidasi, lalu menghasilkan energi dalam bentuk cahaya dan panas.
Alkohol, sebagai salah satu elemen penting pada proses pembakaran dalam trik ini, memiliki tekanan uap tinggi dan sebagian besar tidak terserap ke dalam uang kertas.
Sehingga, ketika uang kertas telah dibasahi campuran air dan alkohol, api yang menyala hanya membakar alkohol yang melapisi uang kertas. Sementara uang kertas itu sendiri, aman sentosa.
Itu karena suhu pembakaran alkohol tak cukup tinggi untuk menguapkan air, sehingga uang kertas tetap basah dan tidak terbakar. Nah, setelah seluruh alkohol terbakar, api pun akan perlahan padam, dan uang tetap berada dalam kondisi semula. Sempurna.
Dunia di balik sulap. (Foto: Shutterstock - Nugraha Satia P./kumparan)
Pada akhirnya, sulap memang bukan sihir. Tapi sains.
ADVERTISEMENT
Seperti kata Deddy Corburzier, “This is the art of magic; membuat seseorang kaget, bingung, tanpa dia harus tahu bagaimana itu dilakukan. And that is magic.”
Ya, sulap sudah seharusnya ajaib.
6 Aliran Sulap (Foto: Sabryna Muvioal/kumparan)