Mobil Luar Angkasa China Temukan Mineral di Sisi Gelap Bulan

20 Mei 2019 2:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar sisi terjauh bulan yang diambil oleh rover Yutu-2 atau Jade Rabbit. Foto: China National Space Administration/CNS via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Gambar sisi terjauh bulan yang diambil oleh rover Yutu-2 atau Jade Rabbit. Foto: China National Space Administration/CNS via Reuters
ADVERTISEMENT
'Dark Side of The Moon' alias sisi gelap dari Bulan bukan hanya nama album band Pink Floyd. Sisi gelap bulan juga menjadi lokasi yang menarik perhatian sejumlah organisasi luar angkasa untuk diteliti.
ADVERTISEMENT
China menjadi salah satu pihak yang menunjukkan ketertarikannya terhadap sisi gelap Bulan dan pada awal tahun ini berhasil mendaratkan pesawat luar angkasa Chang'e di sana.
Kemudian, misi pertama di bagian sisi gelap Bulan itu tampaknya sudah menemukan sedikit interior Bulan di permukaannya. Mobil luar angkasa Yutu-2 yang dibawa pesawat Chang'e mendeteksi tanah yang kaya akan mineral di daerah tersebut.
Dalam penemuan yang dipublikasikan di jurnal Nature, Yutu-2 menemukan material mantel Bulan, yang diyakini dapat membantu para ilmuwan dalam memahami bagaimana Bumi dan Bulan terbentuk.
Ilustrasi permukaan Bulan. Foto: WikiImages via PIxabay
"Memahami komposisi dari mantel Bulan adalah kunci untuk mengetahui bagaimana Bulan terbentuk dan berevolusi," ujar Mark Wieczorek, ahli geofisika di Core d'Azur Observatory di Nice, Prancis, yang tak terlibat dalam studi ini.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak memiliki sampel yang jelas dari mantel Bulan sebelumnya," sambungnya, dilansir Science News.
Tanah yang dideteksi Yutu-2 diketahui mengandung olivin (mineral magnesium besi silikat) dan piroksen kalsium rendah. Di satu titik, tanah di sisi gelap Bulan itu terdeteksi mengandung 48 persen olivin dan 42 persen piroksen kalsium rendah. Sementara di titik lain ada yang 55 persen olivin, 38 persen piroksen kalsium rendah, dan 7 persen kalsium tinggi.
Penampakan Bumi dari Bulan. Foto: Wikiimages via Pixabay
Ke depannya, dibutuhkan observasi lebih lanjut untuk memastikan material-material tersebut benar-benar berasal dari mantel Bulan.
Menurut peneliti, mereka meyakini jika di masa awal Bulan pernah dipenuhi lautan magma. Kemudian seiring berjalannya waktu, magma itu membeku dan menjadi keras, membuat material padat tetap berada di dalam laut, sementara material yang kurang padat naik ke permukaan.
ADVERTISEMENT
Tapi, peneliti menegaskan ini bukanlah kesimpulannya dan masih perlu dibuktikan.