Pasien di Dusseldorf Jadi Orang Ketiga yang Bisa Terbebas dari HIV

10 Maret 2019 13:06 WIB
clock
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi obat antivirus HIV. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi obat antivirus HIV. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Sebelumnya sudah lebih dulu dilaporkan adanya “pasien Berlin” dan “pasien London” yang bisa terbebas dari HIV. Lewat metode pengobatan yang sama, pasien di Dusseldorf, Jerman, akhirnya juga berhasil terbebas dari virus penyebab AIDS tersebut.
ADVERTISEMENT
Metode pengobatan dilakukan adalah berupa transplantasi sel-sel punca sumsum tulang belakang dari seseorang yang memiliki mutasi CCR5 kepada pasien yang di dalam tubuhnya terdapat HIV. Seseorang yang memiliki mutasi CCR5 ini diketahui memiliki kekebalan terhadap virus tersebut sehingga sifat kekebalan ini dimanfaatkan untuk memberantas HIV di tubuh orang lain.
Kasus terbebasnya “pasien Dusseldorf” dari HIV ini telah dilaporkan oleh sekelompok ilmuwan di Konferensi Retrovirus dan Infeksi Oportunistik (Conference on Retroviruses and Opportunistic Infections) di Seattle, AS, pada awal pekan ini, sebagaimana dilansir New Scientist.
Tim ilmuwan sekaligus tim dokter yang menangani pasien tersebut mengatakan sudah tiga bulan tubuh si pasien menunjukkan tak ada tanda-tanda HIV meski pasien itu telah berhenti mengonsumsi obat antiretroviral (ARV). ARV adalah obat yang biasanya harus dikonsumsi tiap hari secara rutin oleh orang dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk menghambat perkembangan HIV dalam tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Tim ilmuwan mengatakan bahwa ini adalah fase yang masih terlalu dini untuk memastikan bahwa si pasien telah benar-benar terbebas dari HIV sepenuhnya. Akan tetapi, perkembangan selama tiga bulan terhadap kondisi kesehatan si pasien benar-benar menggembirakan.
Ilustrasi operasi medis. Foto: Vidal Balielo Jr. via Pexels
Kabar gembira soal pasien ketiga yang diyakini telah telah terbebas dari HIV ini berselang tak lama setelah kabar pasien kedua yang terbebas dari HIV. Pasien kedua yang dimaksud adalah seorang pria ODHA (orang dengan HIV/AIDS) di London yang tubuhnya sudah tak lagi menunjukkan adanya tanda-tanda HIV setelah 18 bulan tidak mengonsumsi ARV dan tiga tahun menerima transplantasi sel-sel punca sumsum tulang belakang dari pendonor yang juga memiliki mutasi CCR5.
Transplantasi sumsum tulang ini telah dikenal sebagai “obat” yang mungkin untuk menghilangkan HIV sejak seorang pria AS bernama Timothy Ray Brown, atau dikenal juga sebagai “pasien Berlin”, sukses menjalani metode pengobatan ini.
ADVERTISEMENT
Dia didiagnosis menderita leukemia, kanker sel darah putih yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Dia kemudian diberi transplantasi untuk menggantikan sel-sel kankernya dengan donor setelah kemoterapi dan radioterapi.
Faktor penting bagi pasien yang “sembuh” dari HIV dengan cara ini adalah bahwa donor mereka membawa mutasi pada gen yang disebut CCR5. Mutasi gen ini hanya ditemukan pada sekitar 1 persen orang di Eropa Barat dan bahkan lebih jarang di tempat lain.
Orang-orang dengan mutasi CCR5, sebagaimana dikutip dari The Independent, secara alami resisten terhadap HIV. Ketika sel-sel dengan mutasi gen ini ditransplantasi ke sumsum tulang pasien HIV, maka itu akan menghancurkan dan menggantikan sel-sel pasien yang telah terinfeksi HIV.
Sayangnya, prosedur ini tidak mungkin menjadi solusi yang layak untuk jutaan orang dengan HIV. Salah satu sebabnya adalah karena kelangkaan donor CCR5. Penyebab lainnya adalah karena mahalnya dan tingginya risiko prosedur transplantasi ini.
ADVERTISEMENT
Ada kemungkinan sel-sel tubuh pasien menolak sel-sel pendonor sehingga metode ini hanya dilakukan pada pasien dengan kanker darah yang mengancam jiwa seperti pasien London yang menderita limfoma Hodgkin atau pasien Berlin yang menderita leukemia.
Tim dokter mengatakan, proses pencocokan antara pasien HIV yang membutuhkan transplantasi ini dan para donor yang tepat, bisa dilakukan berkat daftar donor CCR5 yang dikumpulkan oleh kolaborasi pendataan yang disebut sebagai IciStem.