Penjelasan Penyebab Gempa 7,0 Magnitudo di Lombok

7 Agustus 2018 14:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid yang roboh di Dusun Lading-lading, Desa Tanjung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Masjid yang roboh di Dusun Lading-lading, Desa Tanjung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pada Minggu (5/8) pukul 18.46 WIB, daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat, diguncang gempa berkekuatan 7 Magnitudo. Dilaporkan bahwa dampak gempa ini dirasakan hingga daerah Mataram, Bima, dan juga Bali.
ADVERTISEMENT
Menurut penjelasan Paul Caruso, ahli geofisika dari badan geologi AS (United States Geological Survey/USGS), gempa tersebut terjadi karena adanya subduksi atau masuknya satu lempeng ke lempeng lainnya.
"Di area itu, ada subduksi, jadi lempeng Australia bergerak ke bahwa lempeng Sunda. Lempeng Australia bergerak ke arah utara melalui bagian bawah lempeng Sunda," ujar Caruso seperti dilansir Live Science.
Ia juga menambahkan bahwa meski gempa Lombok terjadi di daratan, karena posisi pusat gempa terjadi di dekat pantai, maka tsunami pun bisa terjadi. Di samping itu Caruso juga mengatakan bahwa gempa 7,0 Magnitudo akan diikuti oleh gempa susulan, tapi magnitudonya akan lebih kecil.
Evakuasi pascagempa di Desa Wadon, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin (6/8).   (Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww/18.)
zoom-in-whitePerbesar
Evakuasi pascagempa di Desa Wadon, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin (6/8). (Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww/18.)
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mencabut peringatan tsunami pada Minggu (5/8) pukul 20.25 WIB. Peringatan tsunami tersebut sempat diumumkan BMKG pada gempa Lombok berkekuatan 7,0 magnitudo yang terjadi pada pukul 18:46 WIB di hari yang sama.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati juga menyebutkan bahwa gempa tersebut disebabkan oleh sesar naik Flores.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya, maka ini jenis gempa dangkal akibat patahan naik atau sesar Flores," ucap Dwikorita di Kantor BMKG, Jakarta, Minggu (5/8).
"Menurut hasil analisis, sumber gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik," imbuhnya.
Sebagaimana prediksi Caruso sebelumnya, BMKG juga melaporkan bahwa hingga Senin (6/8) pukul 23.00 WITA telah terjadi 199 gempa bumi susulan di daerah tersebut.
Petugas tim gabungan SAR mengevakuasi korban gempa yang tertimpa bangunan masjid di Dusun Lading-lading, Desa Tanjung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas tim gabungan SAR mengevakuasi korban gempa yang tertimpa bangunan masjid di Dusun Lading-lading, Desa Tanjung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)