Romeo, Katak Air Paling Kesepian di Dunia, Akhirnya Punya Pasangan

16 Januari 2019 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Romeo Kodok Mencari Cinta (Foto: Dok. Amphibian Survival Alliance)
zoom-in-whitePerbesar
Romeo Kodok Mencari Cinta (Foto: Dok. Amphibian Survival Alliance)
ADVERTISEMENT
Katak air Sehuencas asal Bolivia diyakini sebagai spesies yang terancam punah. Hanya ada satu ekor yang tersisa bernama Romeo. Kondisi ini membuat Romeo menjadi katak paling kesepian di dunia.
ADVERTISEMENT
Untuk membantu Romeo mencari pasangan, para peneliti Global Wildlife Conversation (GWC) dan Bolivian Amphibian Initiative mendaftarkan Romeo ke situs kencan Match pada Hari Valentine 2008 lalu. Kampanye ini diharapkan dapat membantu mengumpulkan dana penelitian untuk mencari katak Sehuencas lain selain Romeo.
Setelah 10 tahun menanti, Romeo akhirnya menemukan pasangannya sesama katak Sehuencas bernama Juliet. Bukan hanya pasangan, peneliti juga berhasil menemukan teman untuk katak kesepian itu.
Ilmuwan menemukan setidaknya lima ekor katak air Sehuencas yang bersembunyi di dalam hutan terpencil di Bolivia. Masing-masing katak terdiri dari tiga katak jantan dan dua katak betina.
Meski jumlah ini tidak cukup untuk menyelamatkan katak Sehuencas dari kepunahan, namun ahli konservasi tidak berputus asa. Peneliti dari Cochabamba, Museum Sejarah Alam di Bolivia, mencoba untuk mengembangbiakkan katak ini di penangkaran sebelum akhirnya dilepas lagi ke hutan.
ADVERTISEMENT
Salah satu betina yang ditemukan diberi nama Juliet dan diharapkan bisa menjadi pasangan bagi Romeo yang kesepian.
"Juliet sangat kuat, dan berenang sangat cepat. Dia tampak hebat dan sehat," kata Teresa Camacho Badani, kepala herpetologi di museum, seperti dikutip Science Alert. Badani juga merupakan ilmuwan yang berhasil menemukan teman-teman Romeo.
Badani berkata, Romeo dan Juliet memiliki kepribadian yang berbeda. Kalau Romeo adalah katak yang pemalu, Juliet memiliki sikap yang sebaliknya.
Katak Sehuencas bukan satu-satunya hewan yang terancam punah di dunia. Beberapa hewan lain juga mengalami nasib yang sama, seperti badak putih utara, cougar timur, hingga lumba-lumba Porpoise vaquita.
Bahkan di awal 2019 ini kita sudah kehilangan satu spesies hewan yang dinyatakan punah oleh para peneliti, yaitu siput pohon Hawaii.
George, siput pohon Hawaii terakhir di dunia, mati saat hari tahun baru 2019 di usia 14 tahun. (Foto: Hawaii Department of Land and Natural Resource)
zoom-in-whitePerbesar
George, siput pohon Hawaii terakhir di dunia, mati saat hari tahun baru 2019 di usia 14 tahun. (Foto: Hawaii Department of Land and Natural Resource)
Peneliti juga mengingatkan bahwa saat ini Bumi sedang memasuki masa kepunahan massal keenam. Diperkirakan ada 40 persen spesies amfibi yang terancam punah di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Sementara di Bolivia, 22 persen amfibi terancam punah karena kerusakan habitat, polusi, dan perubahan iklim. Mereka juga terancam penyakit bernama chytridiomycosis, infeksi jamur yang menular dan menyebabkan kematian pada amfibi di seluruh dunia.
Karena itu, sebelum diperkenalkan pada Romeo, Juliet terlebih dahulu akan menjalani pemeriksaan untuk memastikan kalau ia tidak terkena infeksi jamur.
“Kami tidak ingin Romeo sakit saat kencan pertamanya!” kata Badani.