Analisis Mekanik F1 soal Aero Ducati di MotoGP: Regulasinya Tak Jelas

19 Maret 2019 15:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Swing Arm yang digunakan Ducati pada MotoGP Qatar 2019. Foto: twitter/motogp
zoom-in-whitePerbesar
Swing Arm yang digunakan Ducati pada MotoGP Qatar 2019. Foto: twitter/motogp
ADVERTISEMENT
Tak hanya tim-tim terkait, perangkat Ducati di MotoGP Qatar 2019 yang dinilai kontroversial juga dibahas para mekanik Formula 1 (F1). Dari hasil analisis beberapa mekanik, mereka satu suara untuk mempertanyakan regulasi.
ADVERTISEMENT
Ducati tengah jadi sasaran tembak dari empat tim yang memprotes perangkat mereka pada balapan MotoGP Qatar. Menurut Aprilia, Honda, KTM, dan Suzuki, perangkat yang berwujud swingarm (lengan ayun) pada bagian bawah winglet (sayap) masuk dalam kategori ilegal.
Menurut keempat tim itu, swingarm Ducati mampu menciptakan downforce (gaya tekan ke bawah) yang efeknya bisa memberikan keseimbangan pada motor. Juga bisa membuat beban motor sedikit berkurang saat melaju.
Soal itu, mantan mekanik F1, Toni Cuquerella, meyakini bahwa perangkat tersebut memang menciptakan downforce. Ia juga meyakini Ducati sangat pintar dalam melobi Direktur Teknik MotoGP, Danny Aldridge, untuk membuat perangkat tersebut juga diperbolehkan dalam balapan kering.
"Sudah jelas bahwa winglet Ducati menghasilkan downfoce. Itu dapat membantu mengurangi hambatan pada motor. Masalahnya adalah cara regulasi itu ditulis. Anda seperti membuka kotak Pandora karena mungkin tidak ada regulasi spesifik untuk melarangnya," kata Cuquerella kepada Motorsport.
ADVERTISEMENT
Cuquerella yang kini jadi Kepala Mekanik tim Formula E Mahindra itu mendesak agar FIM fokus untuk membenahi regulasi terkait hal itu. "FIM kini dihadapkan pada keharusan untuk mengklarifikasi situasi. Jelas bahwa Ducati berada di depan yang lain dalam hal aerodinamika. Mereka sangat pintar menafsirkan kekosongan dalam aturan," ia menambahkan.
Di lain pihak, pakar aero yang dipekerjakan McLaren F1 dan tak mau disebutkan identitasnya juga setuju dengan pandangan Cuquerella. Menurutnya, perangkat itu benar-benar menciptakan downforce meski tak sebesar dari sayap di fairing.
"Di F1, aerodinamika telah memberikan dampak besar pada kinerja mobil selama 30 tahun terakhir. Di motor, efeknya lebih kecil. Wajar jika FIM tak terlalu mengurusi hal itu. Tapi di F1 baru-baru ada kasus di mana sebuah tim pintar memanfaatkan celah dalam regulasi. Mereka pun sukses menggunakan sesuatu yang awalnya dilarang," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Salah atau tidaknya Ducati memang belum diputuskan. Pengadilan Banding MotoGP juga belum mengumumkan soal waktu dari keputusan itu, tapi bisa dipastikan pengumuman akan dilakukan sebelum balapan MotoGP Argentina, 31 Maret 2019.
Hingga kini, Ducati masih ngotot bahwa mereka tak melakukan kesalahan dalam perangkat tersebut. General Manager Ducati, Luigi Dall'Igna, menegaskan bahwa mereka sudah mengikuti petunjuk tertulis yang diberikan Aldridge.
"Pedoman yang diberikan Direktur Teknis memungkinkan penggunaan perangkat yang terpasang pada swingarm, yang berfungsi sebagai deflektor air dan kotoran serta mendinginkan ban belakang. Penting bahwa tujuan sayap belakang kita bukan efek aerodinamis," ujar Dall'Igna dalam wawancara dengan GPOne.