Sirkuit MotoGP Austin

Kupas (Hampir) Tuntas Standar Sirkuit

23 Maret 2019 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sirkuit MotoGP di Austin, Texas. Foto: AFP/Thomas B. Shea
zoom-in-whitePerbesar
Sirkuit MotoGP di Austin, Texas. Foto: AFP/Thomas B. Shea
ADVERTISEMENT
Mandalika beradu kencang, MotoGP siap dirancang. Kabar bahagia menyentak negeri, walau langkahnya sempat senyap tanpa dikira. Dorna dan ITDC akhirnya bersepakat, balapan paling elite itu digelar pada 2021. Lombok pada akhirnya tak hanya tentang pantai, tapi juga adu cepat para pebalap.
ADVERTISEMENT
Mandalika adalah sebenar-benarnya perjalanan panjang. Area ini sudah dirancang sejak 1989, saat Soeharto masih memerintah. Alih-alih tumbuh menjadi wisata kelas dunia, Mandalika mati suri --hingga akhirnya diresmikan lagi pada 2011 ketika Susilo Bambang Yudhoyono memimpin negeri.
Tahun berganti, persoalan bersalin rupa. Jika di era Soeharto Mandalika didera persoalan pendanaan, di era SBY Mandalika sempat terlilit kemelut pelepasan lahan. Tapi itu cerita lama. Lewat Perintah Presiden pada 2014, Mandalika berubah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dari situ Mandalika melaju kencang walau tanpa deru yang membikin jengah.
Sirkuit jalan raya, ini yang membikin Mandalika unik dibandingkan tuan rumah MotoGP lainnya. Tak pernah ada sirkuit jalan raya dalam sejarah MotoGP. Lain cerita dengan Formula One. Sirkuit jalan raya digunakan di seri Monako dan Singapura.
ADVERTISEMENT
Sesuai namanya, sirkuit jalan raya bisa digunakan sebagai jalur kendaraan biasa saat balapan tak digelar. Yang menjadi pembeda paling kentara antara sirkuit jalan raya di Monako-Singapura dan Mandalika adalah fleksibilitasnya.
Foto areal pantai bukit Seger Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB. Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Sirkuit Monako dan Singapura dibentuk di atas jalan yang sudah ada, sementara sirkuit Mandalika dibangun dari awal. Dalam artian, Mandalika belum memiliki jalan sehingga bentuk sirkuit dapat dibangun dengan lebih fleksibel.
“Nantinya jalan itu akan ada dua underpass. Satu di utara, satu di selatan. Itu untuk memasuki kawasan di dalam sirkuit. Karena konsep kami ‘kan di tengah sirkuit, ada properti, seperti apartemen,” jelas Direktur ITDC, Abdulbar M. Mansoer, kepada kumparanSPORT.
“(Jadi) bukan seperti Sepang yang di tengah cuma ada rumput. Di tengah sirkuit kami, ada fasilitas yang diakses lewat bawah tanah. Jalan kawasan ditutup saat balapan. Kalau di Singapura, tidak bisa karena tidak ada underpass, kecuali yang MRT,” lanjut sosok yang akrab disapa Barry ini.
ADVERTISEMENT
Sirkuit Mandalika identik dengan serba-pertama. Sirkuit jalan raya pertama, sirkuit pertama yang dibangun di tengah-tengah resor pinggir pantai, sirkuit bernuansa hijau pertama. Keberadaan segala sesuatu yang bersifat perdana memang tak jarang membikin dahi berkerut. Aneka tanda tanya muncul walau sirkuit belum terlihat bentuknya.
Namun, tak peduli perdana ataupun mengikuti arus utama, standar sirkuit harus tetap seragam. Adalah Federasi Motor Internasional (FIM) yang menetapkan aturan yang tertuang dalam dokumen bertajuk Standards for Circuits.
Layout dan Tikungan Sirkuit
Dalam dokumen ini, tidak diatur bagaimana bentuk trek secara saklek. Namun, pakemnya, sirkuit harus memiliki lebar minimal 12 meter dengan minimal lebar starting grid 14 meter. Panjang lintasan antara 3,5 kilometer hingga 10 kilometer dan memiliki minimal 10 tikungan dengan kemiringan tidak lebih besar dari 5%.
ADVERTISEMENT
Peta lokasi sirkuit MotoGP di Mandalika. Foto: Google Map
Yang perlu diperhatikan lagi, kemiringan negatif tidak diperbolehkan untuk sirkuit yang baru dibangun. Alasannya tentu karena sangat berpotensi membahayakan para pebalap. Nah, kalau bicara Mandalika, sirkuit memiliki panjang 4,23 kilometer dan 19 tikungan.
Banking Transition dan Sistem Drainase
Kemiringan (gradien transversal) juga mesti diperhatikan, termasuk pada trek lurus demi menjamin tak ada air menggenang sewaktu hujan. Berangkat dari sini, sistem drainase juga tak kalah penting --tentu untuk menjaga tidak ada genangan air di trek, pit lane, tepi trek, bahkan area run off.
Seluruh jalur drainase harus dipasang di sisi sirkuit, yaitu antara tepi dan garis proteksi (yang berwarna putih) yang penutupnya tidak membuat benjolan atau pijakan yang dapat membuat motor dan pebalap keluar dari racing line.
ADVERTISEMENT
Trek Lurus
Untuk sirkuit grade A, panjang minimal trek lurus adalah 400 meter. Garis start juga tak lepas dari aturan. Garis ini harus berjarak minimal 250 meter sebelum tikungan pertama.
Kerb
Secara sederhana, kerb adalah bagian samping sirkuit yang ditandai dengan warna-warni. Salah besar warna-warna itu hanya berfungsi sebagai estetika semata. Kerb digunakan sebagai penanda batas racing line para pebalap. Nah, jaraknya minimal 12 meter dengan bagian awal dan akhirnya berbentuk segitiga warna putih.
Verges dan Area Run Off
Verges bisa diartikan sebagai bagian terluar sirkuit. Sebenarnya verges memiliki profil yang sama dengan sirkuit, tapi harus diberi warna berbeda. Run off adalah area yang ada di antara verge dan protective line pertama.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi aspal sirkuit MotoGP Foto: Shutterstock
Fungsi keduanya untuk meningkatkan jarak penglihatan dan menstimulasi kemampuan pebalap menggunakan lebar sirkuit. Fungsi lain yang tak kalah penting, kedua area ini membantu pebalap untuk menghentikan motornya tanpa harus terjatuh. Intinya, baik verges maupun run off merupakan bagian dari standar keamanan sirkuit.
Gravel
Dibandingkan atribut lainnya, gravel jadi yang paling akrab dengan penikmat MotoGP. Sesuai standar FIM, permukaan gravel mesti datar dan lebih rendah satu hingga dua sentimeter dari batas sirkuit. Kedalaman gravel sekitar 25 sentimeter dan diameter yang terbuat dari bebatuan ada di kisaran delapan milimeter hingga 20 milimeter. Dari tepi sirkuit, gravel harus memiliki kedalaman 5 meter yang akan semakin dalam saat menjauh dari tepi sirkuit.
ADVERTISEMENT
Tak peduli sirkuit jalan raya atau permanen, tingkat keamanan harus sesuai standar. Itulah sebabnya, proses negosiasi antara Dorna dan ITDC sempat menemui rintangan. Barry sendiri mengakui proses negosiasi Mandalika sempat mengalami revisi berkali-kali. Bukan perkara menyenangkan, tapi ketatnya standar pada akhirnya bermuara pada satu tujuan: keamanan.
“Mereka tidak mau bahaya. Franco (Uncini, Kepala Keamanan Grand Prix FIM) harus sesuai standar Dorna. (Sertifikasi) FIM (dilakukan) terakhir. Dorna oke, baru setelahnya FIM. Kalau Loris (Capirossi, Pengawas Keamanan Dorna) fokus pada keselamatan pebalap. Mungkin (mereka) ada kekhawatiran juga. Ini adalah kali pertama bagi sirkuit jalan raya di MotoGP. Betul, ada tantangannya. Jadi bangunnya harus benar-benar sesuai standar dan keamanannya juga harus benar,” jelas Barry.
ADVERTISEMENT
Fasilitas Medis
Menyoal kebutuhan keamanan bagi para pebalap, ketersediaan layanan medis juga mutlak. Berangkat dari standar sirkuit yang dirilis oleh FIM, layanan medis mesti mencakup peralatan, kendaraan, dan personel (termasuk dokter). Semuanya mesti terorganisir dalam jumlah yang cukup demi memastikan pebalap yang cedera atau sakit dapat ditangani dengan tepat.
Standar ini juga berlaku untuk menangani kondisi darurat. Alhasil, dibutuhkan fasilitas memadai yang dapat mentransfer siapa pun yang cedera ke rumah sakit terdekat.
Ilustrasi pembalap sepeda motor MotoGP jatuh. Foto: Shutterstock
Lalu, soal kendaraan medis juga ada aturannya. Salah satunya, promotor mesti menyediakan dua kendaraan untuk intervensi medis jika terjadi kecelakaan.
Satu kendaraan harus bersiaga di ujung pit lane, berfungsi sebagai kendaraan medis selama lap pertama berjalan. Satu kendaraan lagi ngepos di service road (area ini harus memiliki circuit entry yang beraspal) dengan jarak sekitar setengah lintasan. Seandainya terjadi kecelakaan di putaran pertama dan sesi pemanasan, prosedur kendaraan medis ini tidak boleh berhenti kecuali ada perintah dari direktur balapan.
ADVERTISEMENT
Itu baru jenis kendaraan pertama. Kendaraan medis yang juga harus disediakan tentunya kendaraan medis yang digunakan mulai dari lap kedua hingga tuntas. Adapun jumlahnya dan di mana titik awalnya berdasarkan homologasi yang dilakukan oleh FIM. Bagaimanapun, jumlah, jenis (termasuk helikopter), dan letaknya bergantung pada karakter sirkuit.
Nah, itu belum ditambah dengan pos (medical ground post) dan pusat medis (medical centre), pit lane ground post, dan alat untuk menutupi pebalap yang cedera. Menyoal medical centre, Barry juga menjelaskan, Mandalika dipastikan tetap mematuhi standar.
Kini, Mandalika memang belum memiliki rumah sakit. Namun, bukan berarti standar medis FIM tidak dipenuhi. Dalam FIM Standards for Circuits, kehadiran fasilitas medis permanen hanya menjadi kewajiban untuk sirkuit permanen. Yang perlu diingat lagi, MotoGP Mandalika bakal digelar di atas sirkuit jalan raya yang bersifat temporer.
ADVERTISEMENT
“Kalau medical centre (di Mandalika) juga temporer, tapi sesuai standar. Kalau bangun rumah sakit 'kan butuh waktu Tapi kami sudah ada fasilitas medis yang memenuhi standar. Di Buriram pun sama (temporer), bukan rumah sakit permanen. Mungkin kalau tidak ada Buriram, mereka juga ragu, ya, dengan Mandalika. Buriram yang lebih parah--istilahnya--bisa sukses, kenapa Mandalika tidak?” jelas Barry.
Sirkuit Jalan Raya Mandalika. Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan.
Homologasi
Terjemahan sederhananya, homologasi berarti sertifikasi. Tidak peduli semewah apa pun sirkuit, tetap tidak akan bisa digunakan untuk balap di bawah naungan FIM tanpa sertifikasi ini. Karena Sirkuit Mandalika adalah sirkuit baru, jadi rasanya lebih relevan kalau membahas seperti apa, sih, homologasi untuk sirkuit anyar.
Yang pertama mesti dilakukan tentu saja merancang sirkuit yang akan menjadi dokumen yang diserahkan untuk homologasi rancangan sirkuit. Tapi, pihak Mandalika harus menyerahkan dokumen tersebut via federasi balap motor di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Itu artinya, dokumen homologasi diserahkan ke Ikatan Motor Indonesia (IMI). Khusus sirkuit baru, homologasinya terdiri dari analisis proyek dan (bisa beberapa kali) inspeksi. Nah, karena Mandalika bukan sirkuit permanen, homologasinya pun masih membutuhkan proses tambahan.
***
Ribet? Ya, sedetail itulah MotoGP di setiap musim dan serinya. Ingat, standar dan aturannya masih lebih rumit daripada ini.
Masih ada aturan soal marshal, paddock, bendera, ukuran dokumen homologasi, dan entah apa lagi yang bukannya tak mungkin membuat sebagian dari kita bersyukur karena tidak menjadi pelakon MotoGP. Barangkali, ini satu dari beberapa keuntungan menjadi orang yang cuma harus berteriak heboh saat menonton para pebalap beradu cepat.
*kumparanSPORT membahas jelang gelaran MotoGP Indonesia 2021 di Mandalika, Lombok. Anda bisa menyimaknya di topik 'Menyongsong MotoGP Mandalika'.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten