KONTEN SPESIAL SPORT MANDALIKA, lokasi sirkuit Mandalika

Prasarana Mandalika: Jangan Harap Langsung Sempurna seperti Singapura

23 Maret 2019 16:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara proyek pengembangan pantai Mandalika, yang merupakan lokasi untuk balapan sepeda motor MotoGP di Mandalika, Lombok. Foto: AFP/ARSYAD ALI
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara proyek pengembangan pantai Mandalika, yang merupakan lokasi untuk balapan sepeda motor MotoGP di Mandalika, Lombok. Foto: AFP/ARSYAD ALI
ADVERTISEMENT
Thailand begitu sukses saat menggelar seri ke-15 MotoGP 2018. Dengan 222.535 orang yang mengunjungi Sirkuit Buriram selama tiga hari, Negeri Gajah Putih memecahkan rekor penonton musim lalu.
ADVERTISEMENT
Padahal, kalau mengamati prasarana di sekitarnya, sirkuit dengan grade A versi International Motorcycling Federation (FIM) ini jauh dari kata sempurna. Tak ada hotel berbintang lima untuk memanjakan para rider menjelang balapan.
Belum lagi menyoal akses. Bandara Buriram hanya mampu menampung pesawat kecil sehingga mustahil untuk terbang dari beberapa negara Asia ke sana. Alhasil, rombongan tim MotoGP harus mendarat di Bangkok dulu sebelum melanjutkan penerbangan berdurasi 50 menit ke lokasi sirkuit.
Lebih tersiksa lagi penonton dengan bujet minim. Mereka harus menempuh perjalanan darat tanpa henti dalam kurun lima jam.
Kesuksesan Sirkuit Buriram dengan segala keterbatasan itulah yang menjadi inspirasi International Tourism Development Corporation (ITDC) atau PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) untuk menggelar salah satu seri MotoGP 2021 di Mandalika.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Abdulbar M Mansoer. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Karena Buriram sukses, kami menjadi berani. Kalau tidak ada Buriram, Dorna mungkin ragu terhadap Mandalika. Buriram yang lebih parah saja bisa sukses, kenapa Mandalika tidak bisa?" ujar Dirut ITDC, Abdulbar M. Mansoer, saat ditemui kumparanSPORT di Menara BCA, Jakarta, Rabu (20/3/2019).
Situasi di Mandalika kini memang mirip dengan Buriram. Segala kemewahan di sana masih sebatas rencana. Menurut pengakuan Abdulbar, hanya ada fasilitas dasar, masjid, jalan sepanjang 11 kilometer, UMKM, serta penataan pantai.
Kesamaan lainnya menyangkut akses udara. Oleh karenanya, Indrajit Sardjono --eks pengurus Ikatan Motor Indonesia (IMI)-- sempat mempertanyakan kapasitas Bandara Internasional Lombok dalam surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo, Jumat (15/3).
Untuk seri di luar Eropa, penyelenggaraan MotoGP memang membutuhkan bandara besar karena Dorna dan tim selalu bepergian bersama.
ADVERTISEMENT
Total perlengkapan rombongan berjumlah sekitar 800 boks dengan bobot 380 ton. Semua masuk dalam 40 truk yang diangkut dengan jet jumbo Boeing 747.
ITDC tak lantas membiarkan rombongan repot-repot melakukan perjalanan jauh seperti dari Bangkok ke Buriram. Dalam pertemuannya dengan Presiden di Istana Bogor, 11 Maret 2019, Abdulbar sempat mengajukan permohonan upgrade bandara sehingga pesawat Boeing 747 bisa mendarat di sana.
Foto areal ruas jalan gerbang barat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB. Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Selain akses untuk Dorna dan tim, Abdulbar turut memikirkan soal kenyamanan penonton setelah menempuh perjalanan udara. Potensinya bisa lebih besar setelah AirAsia membuka rute Lombok-Perth.
"Bayangkan dari Perth ke Mandalika cuma tiga jam, lho. Perth-Mandalika lebih dekat daripada Perth-Philip Island di Melbourne, jadi kami sasar pasar Australia juga," ucap Abdulbar.
ADVERTISEMENT
"Makanya saat Pak Presiden menanyakan butuh apa, saya meminta jalan khusus dari bandara dengan dua jalur. Traffic flow akan teratasi dengan jalan tadi," katanya.
Ya, traffic flow, atau arus lalu lintas, perlu dipikirkan matang-matang karena pengunjung Mandalika sangat mungkin melonjak pada 2021 mendatang. Bahkan, Abdulbar sempat mengklaim bahwa MotoGP Mandalika bisa mendulang 300.000 penonton atau melampaui rekor di Buriram.
Demi mengantisipasi lonjakan pula, ITDC menimbang akses laut. Bakal tersedia marina di Mandalika yang bisa dicapai dengan speedboat dari Tanjung Benoa. Kalau belum siap, Pelabuhan Gilimas akan dimodifikasi sehingga tak cuma memuat kargo, tetapi juga penumpang.
Semakin vital ketersediaan akses transportasi karena fasilitas penginapan di sekitar sirkuit bakal sangat terbatas. Sehingga, penonton bakal secara intens keluar-masuk Mandalika dalam tiga hari penyelenggaraan MotoGP.
ADVERTISEMENT
Mengendus Jejak Dorna di Indonesia Foto: Sabryna Muviola/kumparan
Fasilitas penginapan memang kembali menjadi benang merah antara penyelenggaraan MotoGP di Sirkuit Buriram dan Mandalika. Bahkan, Mandalika belum memiliki hotel sampai sekarang.
Nah, menyoal penginapan untuk penonton nanti, Indrajit kembali melayangkan kritik. Menurut dia, sulit bagi ITDC membangun hotel-hotel di sekitar sirkuit dalam waktu singkat untuk menampung penonton MotoGP.
"Pembangunan mulai Oktober (2019). Ada yang bisa bangun hotel dalam waktu dua tahun? Gambar desain arsitekturnya saja enam bulan," ucap Indrajit dalam wawancara bersama kumparanSPORT.
Alih-alih melontarkan bantahan, Abdulbar justru mengamini. Pembangunan hotel sesuai komitmen Vinci, kata sosok yang akrab disapa Barry itu, tak akan rampung sebelum MotoGP 2021. Pasalnya, kontrak Vinci berlangsung untuk 15 tahun ke depan.
Jadi, meski sama-sama mengusung konsep sirkuit jalan raya, jangan berharap ajang MotoGP Mandalika langsung didukung prasarana megah seperti Sirkuit Marina Bay, Singapura, sebagai venue Formula 1.
ADVERTISEMENT
"Dua tahun lagi paling hotel di sekitar sirkuit baru satu atau dua. Mungkin saja bukan di situ. Karena di situ benar-benar dedicated untuk race," tutur Abdulbar.
Sirkuit Jalan Raya Mandalika. Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan.
Pun demikian menyoal fasilitas. Mandalika tak akan seperti Marina Bay yang dikelilingi tiga rumah sakit. ITDC sekadar menyediakan medical centre secara temporer saat balapan berlangsung.
Tidak ada yang salah dengan konsep tersebut. Pasalnya, tertuang dalam FIM Standards for Circuits, kehadiran fasilitas permanen hanya menjadi kewajiban untuk sirkuit permanen. Adapun, MotoGP Mandalika bakal digelar di atas sirkuit jalan raya yang bersifat temporer.
Yang menjadi persoalan justru perhelatan MotoGP Thailand tahun lalu. Dengan konsep sirkuit permanen, Sirkuit Buriram cuma menghadirkan fasilitas kesehatan temporer dengan empat tempat tidur.
ADVERTISEMENT
Walaupun belajar dari Sirkuit Buriram yang penuh cela, ITDC tetap mencanangkan rencana sempurna untuk jangka panjang. Telah diumumkan bahwa di sekitar Sirkuit Mandalika bakal berdiri rumah sakit dan 11 hotel dengan kapasitas total 1.900 kamar.
Semua tentu membutuhkan proses. Yang penting MotoGP hadir di Indonesia dulu, sedangkan prasarana akan menyusul seiring atensi dunia ke Mandalika yang diikuti pertumbuhan investasi. Karena bukan Mandalika untuk MotoGP, melainkan MotoGP untuk Mandalika.
*kumparanSPORT membahas jelang gelaran MotoGP Indonesia 2021 di Mandalika, Lombok. Anda bisa menyimaknya di topik 'Menyongsong MotoGP Mandalika'.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten