Para Kutu Loncat di Sepak Bola

26 Januari 2017 2:29 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Christian Vieri "Si Kutu Loncat" (Foto: Alex Livesey/Getty Images)
Semakin komersialnya sepak bola, membuat pemain dengan loyalitas tinggi semakin sulit ditemukan. Gaji yang makin tinggi serta tawaran dari klub besar membuat banyak pemain sulit untuk bertahan pada satu klub dalam jangka waktu yang lama.
ADVERTISEMENT
Akibat dari hal tersebut, istilah “Si Kutu Loncat” jadi begitu akrab di telinga pencinta sepak bola. Terbaru, pemain asal Argentina, Mauro Zarate, semakin menegaskan julukan “Si Kutu Loncat” untuk dirinya. Kepindahannya dari Fiorentina ke Watford, Rabu (26/1/2017) malam WIB, membuat pemain 29 tahun itu kini merasakan rasanya memperkuat sembilan klub berbeda.
Zarate sebenarnya tidak sendiri. Merujuk pada data transfermarkt, masih ada banyak pemain yang lebih sering menandatangani kontrak ketimbang Zarate. Di sini, kumparan mencatat lima pemain dengan riwayat klub yang pernah mereka perkuat.
Robbie Keane: 10 Klub
Meski dikenal sebagai salah satu penyelesai peluang terbaik di eranya, Robbie Keane punya satu masalah besar dalam kariernya: tak pernah diberi waktu lama untuk membuktikan diri. Minimnya waktu bagi Keane pun membuatnya memutuskan pindah ketimbang tak kunjung mendapatkan menit bermain.
ADVERTISEMENT
Dalam riwayat karier sepak bola profesionalnya, Keane telah memperkuat 10 klub yang berbeda. Klub yang kini berada pada Divisi Championship, Wolverhampton Wanderers, menjadi klub perdana Keane. Usai namanya besar, dia memutuskan untuk pindah ke Coventry City, Inter Milan, Leeds United, Tottenham Hotspur, Liverpool, Celtic, West Ham United, Los Angeles Galaxy, dan Aston Villa.
Peter Crouch: 10 Klub
Peter Crouch sempat digadang-gadang akan menjadi penyerang Tottenham Hotspur pada masa depan ketika dia berhasil menembus tim utama pada musim 1999/00 lalu. Apa yang diprediksi banyak orangrupanya tidak terjadi. Crouch justru matang bersama klub sepak bola lain.
Total selama menjadi pemain profesional, Crouch menghabiskan karier bersama 10 klub yang berbeda. Klub-klub tersebut adalah Tottenham Hotspur, Dulwich Hamlet, IFK Hassleholm, Queens Park Rangers, Portsmouth, Aston Villa, Norwich City, Southampton, Liverpool, dan Stoke City.
ADVERTISEMENT
Nicolas Anelka: 12 Klub
Berbeda dengan dua pemain di atas, Nicolas Anelka dikenal sebagai pemain yang memiliki sikap buruk, terutama di luar lapangan. Konfrontasi, baik dengan pemain maupun pelatih, tak jarang menyertai akhir karier Anelka pada sebuah klub.
Dengan kondisi tersebut, tidak heran Anelka memiliki banyak koleksi klub. Ya, sebelum memutuskan untuk menjadi pemain-pelatih di Mumbai, India, Anelka pernah memperkuat Paris Saint-Germain, Arsenal, Real Madrid, Liverpool, Manchester City, Fenerbahçe, Bolton Wanderers, Chelsea, Shanghai Shenhua, Juventus, dan West Bromwich Albion.
Christian Vieri: 14 Klub
Sama seperti Anelka, Vieri adalah salah satu pemain yang dikenal memiliki kelakuan buruk di luar lapangan. Ucapan dan perangai Vieri kerap membuat telinga petinggi klub panas. Salah satu yang masih diingat hingga sekarang adalah pernyataannya mengenai rencana Internazionale menendangnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, pemain satu ini dikenal sebagai sosok bomber ganas di lapangan. Tidak heran jika kemudian banyak klub yang tetap mau menggunakan jasanya. Torino, Pisa, Ravenna, Venezia, Atalanta, Juventus, Atlético Madrid, Lazio, Internazionale, AC Milan, AS Monaco, Sampdoria, dan Fiorentina jadi klub-klub beruntung yang pernah diperkuat Bobo -- sapaan akrabnya.
Marcus Bent: 15 Klub
Bicara soal journeyman dalam sepak bola, belum lengkap rasanya jika belum memasukkan nama Marcus Bent. Total, penyerang asal Inggris ini pernah memperkuat 15 klub dalam kurun waktu 17 tahun.
Kepindahannya dari Brentford, Crystal Palace, Port Vale, Sheffield United, Blackburn Rovers, Ipswich Town, Leicester City, Everton, Charlton Athletic, Wigan Athletic, Birmingham City, Middlesbrough, Queens Park Rangers, Wolverhampton Wanderers, hingga ke Mitra Kutai Kartanegara sering diwarnai kontroversi. Hal ini terjadi karena Bent memang dikenal suka berulah di luar lapangan.
ADVERTISEMENT