Tertinggal di Gim Pertama, Marcus/Kevin Kandaskan Inoue/Kaneko

16 Juli 2019 20:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo saat pertandingan Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Selasa (16/7/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo saat pertandingan Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Selasa (16/7/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Laga sengit juga menjadi kawan karib Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Berlaga di babak pertama Indonesia Open 2019 pada Selasa (16/7/2019), mereka menelan kekalahan 20-22 di gim pertama dari Takuto Inoue/Yuki Kaneko.
ADVERTISEMENT
Itu cuma terjadi di gim pertama. Di atas Court 1 Istora GBK, Marcus/Kevin bangkit, merengkuh kemenangan 21-16 21-14 masing-masing di gim kedua dan ketiga.
Menyaksikan laga Marcus/Kevin adalah ekstase. Pukulan-pukulan cepat yang terkadang dipercantik dengan aksi akrobatis memantik gelak tawa dan memacu adrenaline sekaligus menjadi salah satu hiburan paling komplet di atas lapangan bulu tangkis.
Namun, ada yang lebih penting ketimbang menyuguhkan permainan atraktif. Tentu saja kemenangan itu sendiri. Masalahnya, teriakan suporter Indonesia sudah terdengar begitu hebat di awal-awal laga. Bukan, ini bukan karena jagoan mereka unggul. Tapi, karena Marcus/Kevin sempat tertinggal 3-7 dari Inoue/Kaneko. Hadeeeh...
Nah, setelahnya, dua poin beruntun jatuh ke tangan ganda putra berjuluk Minions ini. Yang pertama akibat kesalahan Kaneko. Yang kedua buah dari smash kencang Kevin yang tak mampu digapai lawan.
ADVERTISEMENT
Hanya, keunggulan yang begitu diharapkan itu belum juga muncul lima menit berselang. Malahan, Inoue.Kaneko mampu memimpin 9-6. Bahkan ganda putra Jepang itu mampu memimpin 11-8.
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo saat pertandingan Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Selasa (16/7/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Rindu suporter Indonesia untuk menyaksikan permainan sengit Marcus/Kevin terbayar usai interval. Rentetan smash menukik menjegal langkah Inoue/Kaneko mendulang poin. Namun, persoalan utama belum mampu diselesaikan oleh Marcus/Kevin karena mereka masih tertinggal 12-13.
Smash Kevin memang ditakuti begitu banyak lawan. Tapi, jika tidak berhati-hati, bukannya tidak mungkin lesakan yang demikian malah menyerang balik.
Ini bukan kekhawatiran yang dibuat-buat. Ketika kedudukan imbang 14-14, Kevin melepaskan smash jauh yang menyasar area yang tak terkawal lain. Namun, serangan itu berujung buntung karena shuttlecock jatuh di luar bidang permainan Inoue/Kaneko.
ADVERTISEMENT
Tertinggal 17-18, Marcus/Kevin menghadapi reli panjang yang digagas oleh Inoue/Kaneko. Yang menyebalkan, Inoue/Kaneko bertindak sebagai tim yang memegang kendali. Alih-alih menemukan celah dan momentum untuk menyerang balik,
Marcus/Kevin mesti kerepotan membangun pertahanan. Hingga akhirnya, manuver defensif Marcus berujung buntung. Ia kehilangan keseimbangan sehingga shuttlecock terpental ke luar lapangan.
Yang menyenangkan dari laga Marcus/Kevin tidak cuma aksi-aksi akrobatis mereka. Meski tertinggal, ganda putra terbaik Indonesia hampir selalu bisa menemukan cara untuk keluar dari masalah.
Begitu pula di laga ini. Tak peduli setangkas apa lawan, Marcus/Kevin menyerang balik, menyamakan kedudukan menjadi 20-20. Fragmen yang menunjukkan bahwa mungkin Marcus/Kevin pantas dinobatkan sebagai Indonesian swaggers.
Sayangnya, kemenangan di gim pertama gagal diamankan Marcus/Kevin akibat dua pukulan sporadis yang justru mengantarkan shuttlecock tergeletak di luar area permainan.
ADVERTISEMENT
Harap-harap cemas menjadi frasa paling pas untuk menggambarkan seperti apa suasana hati suporter di awal babak kedua. Bagaimanapun, lawan mereka sudah unggul satu kemenangan gim. Kekalahan di gim kedua berarti tersingkir. Jika ini yang terjadi, tentu sangat kontras dengan status juara bertahan yang dibawa Marcus/Kevin ke dalam laga.
Karena laga berjalan begitu menegangkan, mungkin ada sebagian penonton ada yang sampai menutup mata karena terlampau takut menyaksikan jagoan mereka kehilangan angka. Jika Anda salah satunya, jangan khawatir. Tanpa menyaksikan laga, kita masih bisa menerka kapan Marcus/Kevin meraih poin, kapan mereka kehilangan angka.
Ada riuh yang berbeda ketika Marcus/Kevin mengamankan angka dan kehilangan poin. Sebenarnya sama-sama riuh karena suporter Indonesia yang hadir langsung di GBK memang tidak ada capai-capainya berteriak menopang para jagoan.
ADVERTISEMENT
Bedanya, tepuk tangan itu akan disertai sorak-sorai jika Marcus/Kevin menambah angka. Bila didengar baik-baik, tempo tepuk tangannya juga lebih kencang. Sebaliknya, jika Marcus/Kevin kehilangan angka, tepuk tangan tidak disertai dengan sorak sorai.
Tidak percaya? Dengarkan saja sendiri. Gemuruhnya berbeda betul.
Bunyi-bunyian kontras itulah yang terdengar di awal-awal gim kedua, saat kedudukan ketat hingga 5-4 untuk keunggulan Marcus/Kevin. Namun, gemuruh yang kelewat semarak mulai sering terdengar setelahnya. Ternyata, Marcus/Kevin berhasil menjaga jarak hingga 9-5.
Memimpin 9-6, Kevin seperti ingin merusak permainan lawan dengan serangan yang menyasar salah satu pemain saja. Tapi, upaya ini tak berhasil-berhasil karena sosok yang disasar justru mampu bertahan dengan kokoh. Kevin malah kehilangan satu angka lagi karena pukulannya membuat shuttlecock membentur net.
ADVERTISEMENT
Kabar baiknya, Marcus/Kevin belum berhenti. Paruh pertama gim kedua sukses mereka tuntaskan dengan keunggulan 11-7.
Meski tempo laga jadi lebih lambat, poin demi poin tetap berhasil didulang Marcus/Kevin. Keduanya menjaga jarak dalam keunggulan 17-13. Dalam kedudukan ini, smash Kevin yang begitu dinanti itu akhirnya menunjukkan rupa. Tak cuma satu, tapi dua smash beruntun.
Yang pertama menyasar tubuh Inoue, sementara yang kedua mengarah sudut sulit yang membingungkan lawan. Tenang, ini bukan smash yang menyerang balik karena keduanya membuahkan dua poin untuk tuan rumah.
Game point direngkuh lewat permainan ofensif ala Marcus/Kevin. Rasanya menyenangkan menyaksikan keduanya begitu padu membangun serangan yang membingungkan lawan.
Skema tersebut tak cuma membuat Marcus/Kevin menggeser kedudukan menjadi 19-14, tapi juga membukukan match point 20-14.
ADVERTISEMENT
Inoue/Kaneko juga bukan pemain semenjana. Sudah di ujung tanduk kekalahan gim kedua, mereka masih bisa mencuri dua poin. Siapa pun yang menyaksikan duel ini hingga gim kedua rasanya bakal setuju untuk menyebut kedudukan 20-16 sebagai momen paling menegangkan.
Bagaimana tidak? Reli yang dibangun lebih dari 20 pukulan ini diwarnai dengan manuver-manuver ofensif Inoue/Kaneko. Bahkan, Marcus/Kevin terlihat membangun pertahanan dalam pola yang lebih statis.
Tapi, kawan, serangan balik adalah teman yang berpihak kepada siapa pun yang jeli melihat peluang. Setelah melakoni sekitar 15 pukulan, Marcus/Kevin menyerang balik.
Tak siap menghadapi perlawanan mendadak Marcus/Kevin, Inoue/Kaneko kerepotan. Akibatnya tak main-main. Pengembalian pukulan tanggung mereka tak cukup hebat untuk menyeberangkan shuttlecock ke area Marcus/Kevin.
ADVERTISEMENT
Ya, sudah. Kemenangan 21-16 untuk Marcus/Kevin membuat laga berlanjut ke gim ketiga.
Marcus/Kevin memang terkenal dengan serangan-serangan mematikan. Tapi, ganda putra Jepang juga tenar dengan kekokohan pertahanannya. Itulah sebabnya, tensi laga sudah meninggi sejak awal-awal gim ketiga, bahkan Marcus/Kevin sempat tertinggal 3-4.
Hanya, jangan panik dulu. Jagoan kita ini menutup interval gim ketiga dengan keunggulan 11-8.
Nah, nah, ingat baik-baik. Ketegangan bukan berarti mereda hanya karena keunggulan tadi. Setelahnya, duel tambah sengit. Bahkan, Marcus/Kevin mesti adu kuat dalam reli panjang ketika mereka memimpin 13-11.
Disebut menegangkan karena kendali serangan ada di kubu Inoue/Kaneko. Berulang kali Marcus/Kevin mengembalikan pukulan dalam mode bertahan. Namun, gemuruh sorak-sorai itu kembali terdengar karena Marcus/Kevin mencuri angka begitu pukulan Kaneko yang dinyatakan out.
ADVERTISEMENT
Selesai reli yang satu, muncul reli yang lain. Seperti itulah risiko ketika kau harus berlaga melawan ganda putra Jepang. Usai reli menegangkan tadi, duel reli datang lagi.
Suporter bisa menarik napas sejenak. Dua reli sengit berhasil diamankan Marcus/Kevin dengan keunggulan 19-13. Bahkan di reli yang berbuah poin ke-19 ditutup dengan perayaan fierce ala Marcus. Pemandangan yang rasanya tak sering terlihat di duel ini.
Suporter Indonesia benar-benar sudah boleh bernapas lega karena Marcus/Kevin sanggup melepaskan diri dari ancaman kekalahan di babak pertama.
Reli dalam kedudukan match point ditutup Kevin dengan jumping smash yang terlambat disambut Inoue/Kaneko. Ya, begitulah. Kemenangan 21-14 di gim pemungkas memastikan Marcus/Kevin melangkah ke babak kedua.
ADVERTISEMENT
Sengit, Berry/Hardianto kalah dari wakil Korea Selatan
Marcus/Kevin menjadi satu-satunya ganda putra Indonesia yang menutup laga babak pertama dengan kemenangan di hari pembukaan. Sebelumnya, Berry Angriawan/Hardianto gagal mengandaskan perlawanan sengit Choi Solgyu/Seo Seung Jae. Berlaga di Court 2 Istora GBK, Berry/Hardianto tidak sampai pada babak kedua akibat kekalahan 21-17 11-21, 20-22.
Melihat skor, sudah pasti laga gim pemungkas menjadi yang paling sengit. Barangkali seperti hidup dan mati. Ya, mau bagaimana lagi? Berlaga di rumah sendiri tak serta-merta kemenangan dapat melenggang ke kubumu begitu saja. Lagipula siapa yang mau menyerah di kompetisi selevel Indonesia Open?
Berry/Hardianto bahkan menutup paruh pertama gim ketiga dengan keunggulan 11-7. Dalam situasi seperti ini, ancaman kekalahan tak jarang menjadi hantu gentayangan yang mengacaukan permainanmu sendiri.
ADVERTISEMENT
Namun, jika kemenangan itu begitu penting, memperjuangkannya habis-habisan juga menjadi persoalan yang tak kalah penting. Berry/Hardianto enggan meringkuk dan menyerahkan diri pada hantu yang demikian. Keduanya bangkit, terus mengejar bahkan sampai kedudukan 18-19.
Tidak ada yang bisa membayangkan apa yang ada dalam pikiran Berry/Hardianto. Barangkali, kita, para penonton, juga berharap Berry/Hardianto tidak memikirkan apa pun selain meloloskan diri dari lubang jarum.
Hanya kaum moralis yang percaya bahwa upaya keras tidak akan mengkhianati hasil. Bagaimanapun hasil bicara soal ketidakpastian. Namun, untuk kali ini, pernyataan tersebut tidak menunjukkan rupanya bagi kubu Indonesia.
Lawan tak hanya menyamakan kedudukan 20-20, tapi juga membungkus kemenangan 22-20. Itu berarti, tidak ada duel babak kedua untuk Barry/Hardianto.
ADVERTISEMENT