Kanker Payudara & Serviks, Pembunuh Utama Perempuan di Seluruh Dunia

4 Februari 2019 13:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kanker serviks. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kanker serviks. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Kanker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan angka kematian terbesar di dunia dan bisa menyerang siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Namun, terdapat beberapa jenis kanker yang berisiko lebih tinggi dialami oleh perempuan, yakni kanker payudara dan serviks. Kedua jenis kanker ini merupakan salah satu pembunuh utama bagi perempuan di seluruh dunia. Di banyak negara, termasuk Indonesia, kanker serviks bersama kanker payudara menempati peringkat teratas penyebab kematian pada perempuan. Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia atau WHO, secara global diperkirakan pada tahun 2018 terdapat pertumbuhan 627 ribu perempuan yang baru mengidap kanker payudara. Sedangkan kanker serviks, menurut WHO, merupakan jenis kanker nomor empat yang paling sering menyerang perempuan. Dengan perkiraan terdapat 570 ribu kasus baru pada 2018 yang mewakili 6,6 persen dari semua jenis kanker yang menyerang perempuan. Tercatat, sekitar 90 persen kematian akibat kanker serviks terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Di Indonesia sendiri, berdasarkan estimate Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC), prevalensi kanker payudara pada perempuan adalah sebesar 40 per 100.000. Setelah itu diikuti dengan kanker leher rahim 17 per 100.000 . Pencegahan Kanker
Mammogram tidak menyebabkan kanker menyebar. Foto: Shutterstock
Tingginya jumlah penderita kanker serviks dan payudara di Indonesia sesungguhnya dapat dicegah dengan melakukan antisipasi sejak dini, yakni melalui pemeriksaan awal dan edukasi tentang berbagai penyakit kanker. Untuk kanker serviks, imunisasi dengan vaksin Human Papilloma Virus (HPV) merupakan salah satu cara mencegah kanker serviks. Namun, perlu diingat, tindakan ini harus diiiringi dengan screening (pemantauan) secara rutin. Alasannya karena vaksin tersebut tidak melindungi semua jenis kanker serviks. Screening kanker serviks dilakukan dengan tes pap smear untuk mendeteksi perubahan sel di serviks sebelum berubah menjadi kanker. Vaksinasi HPV sendiri disarankan diberikan pada anak perempuan berusia 11 dan 12 tahun. Vaksin ini juga dianjurkan untuk perempuan dalam rentang usia 13 sampai 26 tahun yang belum pernah mendapat vaksinasi. Idealnya vaksin memang diberikan sebelum para perempuan aktif secara seksual. Sedangkan untuk tindakan pencegahan lain yang harus dilakukan para perempuan adalah melakukan gerakan Periksa payudara sendiri (SADARI) untuk mendeteksi kanker payudara. Yakni dengan meraba payudara secara berkala untuk mendeteksi benjolan di sekitar payudara. Hingga saat ini, tindakan penanggulangan kanker payudara baru sebatas melakukan SADARI dan tes Mammogram. Tes ini merupakan tes kesehatan untuk mendeteksi kanker payudara dengan menggunakan sinar X. Dengan alat ini dokter pun dapat melakukan diagnosis setidaknya 1-3 tahun lebih awal. Untuk menyebarluaskan langkah preventif tersebut, tiap tanggal 4 Februari diperingati sebagai hari kanker dunia atau World Cancer Day (WCD). Kampanye ini dibentuk oleh Union for International Cancer Control (UICC) sebagai upaya untuk memerangi kanker di seluruh dunia. Tujuan utama dari World Cancer Day sendiri adalah untuk untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit kanker yang dapat mendorong pencegahan, deteksi dini, dan pengobatannya. Sehingga diharapkan secara signifikan dapat mengurangi penyakit dan kematian yang disebabkan oleh kanker. Gerakan yang telah eksis sejak 2011 ini, memiliki kampanye dengan tagline yang berbeda-beda di tiap tahunnya. Pada 2019 ini melalui #IAmandIWill, WCD berupaya mengeksplorasi kekuatan kolektif dan individu untuk mengurangi dampak kanker dan membuat semakin banyak orang sadar bahwa penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja. Bahkan menurut data kanker global terbaru oleh WHO, satu dari 5 laki-laki dan satu dari 6 perempuan di seluruh dunia pernah menderita kanker selama hidup mereka, dan satu dari delapan laki-laki serta satu dari 11 perempuan meninggal karena penyakit kanker.
ADVERTISEMENT