Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenal Jarik, Salah Satu Jenis Kain Indonesia dari Tanah Jawa
18 Agustus 2018 17:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Jarik merupakan kain Indonesia yang sangat melekat pada kehidupan masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jarik sendiri adalah sebuah sebutan untuk kain khas Jawa yang mempunyai motif batik dengan berbagai corak.
ADVERTISEMENT
Dalam Bahasa Jawa, jarik memiliki makna ‘Aja gampang sirik’, atau dalam Bahasa Indonesia berarti jangan mudah iri hati. Ketika memakai jarik, seseorang akan berjalan dengan hati-hati. Perempuan akan berjalan lebih anggun dan terkesan lemah lembut ketika memakai jarik. Kini jarik hanya digunakan pada saat hari pernikahan dan acara-acara di keraton.
Dulu, masyarakat Jawa menggunakan kain Indonesia ini dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari dipakai sebagai bawahan, alas tidur bayi, alat gendong bayi, hingga alas dan kain penutup untuk orang meninggal.
Saat ini memang sudah banyak beredar alat gendong bayi yang lebih instan, namun bagi sebagian perempuan, mereka lebih nyaman menggendong anaknya menggunakan jarik. Selain kainnya lebih adem di kulit, bayi juga akan lebih nyaman berada dalam gendongan jarik yang sifatnya lebih fleksibel karena pemakaiannya disesuaikan dengan kenyamanan anak.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, perempuan yang baru selesai melahirkan juga dianjurkan untuk memakai jarik agar sikap tubuhnya terjaga untuk mempercepat proses pemulihan. Dulu atau bahkan hingga saat ini, di desa-desa jarik digunakan untuk menutup tubuh dari dada hingga lutut atau betis saat mereka mandi di sungai. Biasanya jarik itu dalam Bahasa Jawa disebut telesan atau berarti basahan dalam Bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di era modern saat ini, fungsi jarik telah banyak berubah. Kebanyakan kain Indonesia ini hanya digunakan untuk padu padan kebaya saat menghadiri acara pernikahan atau saat wisuda, sebagai selendang, atau bahkan dijahit ulang untuk dijadikan baju atau rok.