Cara WhatsApp Berantas Pesan Spam dan Hoaks yang Mengganggu

14 Februari 2019 7:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aplikasi pesan instan WhatsApp. Foto: Dado Ruvic/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi pesan instan WhatsApp. Foto: Dado Ruvic/Reuters
ADVERTISEMENT
WhatsApp terus berusaha memberantas penyebaran pesan tidak jelas alias spam di platform-nya. Selain itu, masih banyak juga yang menyebarkan informasi-informasi tidak benar lewat WhatsApp.
ADVERTISEMENT
Dari 1,5 miliar pengguna WhatsApp, beberapa di antaranya suka mengirimkan pesan spam dengan berbagai konten, mulai dari candaan hingga informasi tidak benar alias hoaks.
Sejauh ini WhatsApp mengklaim sudah menghapus 2 juta akun setiap bulannya, dan 75 persen di antaranya merupakan hasil kerja dari sistem algoritma dari machine learning buatannya.
Software engineer WhatsApp Matt Jones mengatakan, para penyebar pesan spam ini memiliki banyak teknik. Misal, menggunakan perangkat khusus dengan banyak kartu SIM dan simulator yang menyamarkannya sebagai pengguna yang berbeda-beda.
Ilustrasi WhatsApp Foto: AFP/Stan Honda
Oleh sebab itu, perusahaan berkata ada cara untuk mencegah akun mengirim pesan secara massal dan otomatis.
Tiga tahap pemeriksaan
Lebih lanjut, Jones menjelaskan dalam menjaring akun dan pesan tersebut dilakukan tanpa merusak enkripsi keamanan yang mereka buat dan membaca isi pesan pengguna. Untuk melakukan itu, WhatsApp menggunakan cara yang disebut 'user actions' yang mencangkup metadata registrasi dan tingkat pengiriman pesan.
ADVERTISEMENT
Ada tiga poin pemeriksaan sebelum blokir akun, yakni saat registrasi, pengiriman pesan, dan laporan dari pengguna. Pada tahap pertama, WhatsApp menggunakan nomor telepon saat pendaftaran untuk memverifikasi koordinat pengguna.
Algoritma machine learning mereka menggunakan informasi dasar seperti detail perangkat, alamat IP perangkat, dan info operator untuk menangkap akun mencurigakan.
Jika jaringan komputer mencoba mendaftarkan akun secara massal, atau nomor telepon yang mirip untuk mencoba mendaftarkan beberapa akun, sistem akan menolaknya sebelum akun ini dapat mengirim pesan.
WhatsApp mengatakan, dari 2 juta akun yang diblokir setiap bulan, ada sekitar 20 persen di antaranya yang terdeteksi saat pendaftaran.
Pantulan logo WhatsApp di mata. Foto: Dado Ruvic/Reuters
Perusahaan mengaku upayanya berantas spam adalah ketika bot menoba mengirim pesan ke banyak orang. Salah satu ciri bot adalah ia mengirim 100 pesan dalam 10 detik setelah 5 menit teregistrasi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, jika akun spam mengirim tautan berbahaya, WhatsApp akan menandainya mencurigakan. WhatsApp juga sedang mengembangkan fitur untuk mengatasi hal tersebut, agar tidak tertipu oleh link-link mencurigakan.
Terakhir, WhatsApp menghapus akun pelaku spam ketika dilaporkan oleh orang lain. Namun, mereka juga harus memastikan bahwa akun yang dilaporkan benar-benar pelaku penyebar spam dan hoaks.
Untuk melakukan itu, WhatsApp melakukan pengecekan apakah nomor telepon yang melaporkan pengguna tertentu pernah berinteraksi dengannya atau tidak.
Perusahaan bahkan akan memastikan bahwa algoritmanya menangkap pelaku penyebar pesan spam yang memodifikasi APK (file instalasi aplikasi untuk Android) WhatsApp.
Terlepas dari langkah-langkah yang dilakukan tim internal WhatsApp tersebut, aplikasi pesan milik Facebook ini juga telah memperkenalkan kebijakan batas forward message maksimal lima kali, termasuk bagi penggunanya di Indonesia.
ADVERTISEMENT