Rudiantara: Traveloka dan Tokopedia Tak Akan Jadi Penyelenggara Umrah

23 Juli 2019 7:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkominfo Rudiantara (kanan). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Menkominfo Rudiantara (kanan). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Penandatangan kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Arab Saudi terkait kerjasama pengembangan layanan umrah lewat layanan digital menimbulkan polemik. Banyak yang menilai hal yang ditandatangani Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara ini akan mematikan bisnis biro travel umrah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Alasan penolakan layanan paket umroh yang dibeli lewat platform digital atau marketplace ini bermula ketika dua startup unicorn Indonesia, Tokopedia dan Traveloka, terlibat dalam kerjasama layanan "umrah digital" ini. Biro travel khawatir tercipta kompetisi yang tidak sehat antar penyelenggara umrah dengan dua startup unicorn itu dalam menyediakan layanan bagi jemaah.
Menkominfo Rudiantara, menjelaskan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan adanya pengembangan layanan umrah digital ini. Ia menjamin biro travel umrah yang sudah ada saat ini masih bisa menjalankan bisnisnya seperti biasa.
Jamaah umrah di depan Ka’bah. Foto: Arifin Asydhad/kumparan
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Chief RA ini memastikan Tokopedia dan Traveloka tidak akan menjadi penyelenggara umrah.
"Dan yang pasti mereka tidak akan menjadi penyelenggara umrah, jadi enggak usah khawatir. Jadi, tenang saja. Yang existing enggak akan terganggu," katanya saat berbicara dihadapan para peserta kumparan Academy di kantor Kominfo, Senin (22/7).
ADVERTISEMENT
Kehadiran Tokopedia dan Traveloka sebagai media digital pembelian paket umroh, justru akan memudahkan transaksi dan menciptakan peluang baru bagi bisnis lain. Peluang tersebut tercipta karena perjalanan umrah akan meningkat beberapa kali lipat yang tentu menambah kapasitas jemaah yang pergi ke sana.
Perusahaan E-commerce anggota idEA, Tokopedia. Foto: Jofie Yordan/kumparan
Dia memberi contoh, jika nanti Arab Saudi menambah kapasitas jemaah umrah menjadi 20 juta pada 2030, dan Indonesia dapat jatah 10 persen lebih, maka terbuka kesempatan bisnis perjalanan, penerbangan, dan bahkan pasokan makanan yang lebih besar juga, untuk melayani jemaah umrah.
"Bayangkan nanti umrah meningkat tiga kali lipat dari sekarang. Saat ini kan 1 juta per tahun. Kalau nanti naik 2 juta, bayangkan akan ada penerbangan baru. Jemaah Indonesia 'kan banyak di sana, yang merasa belum makan kalau belum kena nasi. Mereka akan mencari nasi. Bisa dibayangkan berapa ton butuhnya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Tokopedia dan Traveloka kerjasama dengan biro travel umrah
Menurut Kementerian Agama (Kemenag), sesuai dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Umrah dan Haji yang baru disepakati Pemerintah dan DPR, penyelenggaraan umrah harus dilakukan oleh Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU). Hal ini menegaskan bahwa Tokopedia dan Traveloka dipastikan tidak akan menjadi penyelenggara umrah.
Adapun pengembangan "umrah digital" atau pembelian paket umrah lewat platform digital, nantinya bersifat opsional atau pilihan. Ini disediakan hanya untuk memberi kemudahan digital, termasuk dari sisi pembayaran online.
Ilustrasi Traveloka Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Masyarakat bisa berangkat umrah dengan memilih dua cara. Pertama, mendaftar di PPIU secara langsung seperti saat ini. Kedua, memilih paket PPIU yang ada di marketplace atau toko online dengan keberangkatan tetap oleh PPIU.
ADVERTISEMENT
“Umrah digital dikembangkan dengan semangat meningkatkan standar manajemen sesuai kebutuhan masyarakat di era digital. Karenanya, PPIU juga dituntut untuk terus berinovasi memanfaatkan teknologi informasi,” kata Arfi Hatim, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag, dalam keterangan resminya.
Traveloka menyambut baik pengembangan "umrah digital" yang saat ini tengah digodok oleh pemerintah. PR Director Traveloka, Sufintri Rahayu, menjelaskan pihaknya saat ini masih menjalani proses diskusi dan koordinasi untuk mencapai sebuah bisnis model "umrah digital" yang baik.
"Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk membantu memudahkan lebih banyak orang Indonesia agar dapat melaksanakan ibadah umrah. Kami berharap ke depannya, dengan adanya kemudahan pada digitalisasi perjalanan umrah, akan semakin banyak orang Indonesia yang dapat melaksanakan ibadah umrah," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Adanya model bisnis umrah digital disebut-sebut akan memudahkan jemaah Indonesia yang ingin melakukan perjalanan umrah. Beberapa kemudahan tersebut termasuk pengurusan akomodasi, pemilihan fasilitas, hingga pengurusan visa.