5 Tips Jitu dan Seru Ini Wajib Kamu Tahu Sebelum Traveling ke Toraja

17 Februari 2019 16:26 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ma'badong, tarian kedukaan Toraja. Foto: Rony B Kuncoro/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ma'badong, tarian kedukaan Toraja. Foto: Rony B Kuncoro/kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia memang kaya akan budaya. Mulai dari Sabang sampai Merauke, kamu bisa menemukan berbagai suku dengan tradisi, nilai, kebiasaan dan ritual nya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Salah satu di antaranya adalah Toraja. Dengan tradisi pemakamannya yang fenomenal serta kuburan-kuburan alamnya yang khas dan unik, Toraja menjadi salah satu destinasi wisata yang pastinya masuk ke dalam wish list traveler Indonesia.
Rumah adat di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Nah, kali ini kumparanTRAVEL menghadirkan tips seru buat kamu yang tertarik atau memang telah berencana untuk mengunjungi Toraja. Dengan kelima tips ini, kamu pastinya akan lebih siap untuk berpetualang di Negeri Para Raja itu.
Apa saja? Yuk, simak.
1. Pilih Transportasi yang Tepat
Batik Air di Bandara Bua, Palopo Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Sama seperti rencana traveling-mu yang lainnya, sebelum memulai petualangan ke Negeri Lakipadada, Toraja, kamu mesti menentukan transportasi yang tepat sesuai dengan itinerary dan bujetmu.
Pasalnya, lokasi Toraja yang cukup jauh dari ibu kota provinsi Sulawesi Selatan mengharuskan kamu untuk memilih dengan cermat.
ADVERTISEMENT
Apabila kamu punya bujet yang cukup besar dan waktu liburan yang singkat, kamu bisa memilih pesawat untuk berangkat dari Makassar menuju Palopo, kota terdekat menuju Toraja. Tapi kalau bujetmu minim, kamu bisa menggunakan bus.
Wings Air pesawat ATR 72-600 registrasi PK-WHS Foto: Dok. Wings Air
Sama seperti yang dilakukan oleh tim kumparanTRAVEL. Dalam perjalanan menyambangi Toraja, kumparanTRAVEL menggunakan Batik Air untuk bertolak dari ibu kota menuju Makassar. Dari Makassar, perjalanan tim kemudian dilanjutkan pula dengan menggunakan armada Wings Air dengan pesawat jenis ATR72-600.
Untuk rute penerbangan Makassar - Palopo dan sebaliknya, armada yang tersedia hanya satu kali setiap perjalanan. Yaitu memulai keberangkatan pada pukul 09.40 WITA dan tiba pada 10.30. Sedangkan rute sebaliknya dijadwalkan terbang pada 10.55 WITA dan sampai di Makassar pada pukul 11.45.
Wings Air ATR72-600 di Bandara Bua, Palopo Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Dari segi harga, Lion Air Group juga menawarkan harga yang terjangkau, yaitu Rp. 488 ribu per orang untuk satu kali perjalanan. Harga ini memang lebih mahal dua kali lipat dari perjalanan darat dengan menggunakan bus, tapi durasi perjalanannya jauh lebih cepat. Karena biasanya dengan menggunakan bus, kamu akan menghabiskan waktu sepanjang delapan sampai 10 jam untuk dapat tiba di Kota Palopo.
ADVERTISEMENT
Setelah tiba di Palopo, kamu bisa melanjutkan perjalanan menuju ke Rantepao atau Makale yang jadi ibu kota kabupate Toraja Utara dan Tana Toraja sebagai titik awal memulai petualangan. Kamu bisa menyewa mobil, menggunakan angkot, maupun taksi online sesuai kebutuhanmu. Durasi waktu perjalanannya sekitar dua jam, jadi pastikan tubuhmu fit saat berangkat, ya.
2. Sewa Motor
com-Ilustrasi Pasangan Naik Motor Foto: Thinkstock
Lokasi destinasi wisata Toraja relatif dekat satu dengan yang lainnya. Namun, angkutan kota tidak selalu tersedia di rute atau destinasi tujuanmu.
Supaya aksesmu mudah dan eksplorasimu jadi lebih terasa menyenangkan, kamu bisa menyewa motor di kawasan ibu kota seperti Rantepao. Harga yang ditawarkan untuk penyewaan motor dari pukul 08.00-18.00 WITA biasanya sebesar Rp. 80 ribu per harinya.
ADVERTISEMENT
3. Jangan Menolak Makanan atau Minuman yang Ditawarkan
Coto Makassar Foto: Youtube/Resep Masakan Master Chef
Ketika berpetualang di Toraja, kamu pastinya akan merasakan keramahan dari penduduk setempat. Mulai dari suka membantu, mau menolong, hingga tidak segan menawarkan makanan.
Ya, makanan. Penduduk Toraja sangat senang menawarkan makanan, baik pada sesama penduduk maupun turis. Nah, apabila kamu ditawari makanan atau minuman saat sedang mengeksplorasi Toraja, jangan pernah menolaknya, ya.
Karena bagi suku Toraja, menolak pemberian makanan atau minuman berarti menolak rezeki. Dan akibatnya bisa jadi buruk. Menarik, ya.
4. Bersikap Sopan dan Ramah
Tradisi Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Sebenarnya bukan hanya di Toraja, di mana pun kamu berada, sebisa mungkin, bersikap sopan dan ramahlah pada setiap orang. Terutama pada penduduk lokal.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya dalam perkataan tapi juga perbuatan dan pakaian. Biasakan menggunakan pakaian yang sopan, tidak terlalu ketat atau terlalu longgar.
Sesuaikan juga pakaianmu dengan acara yang akan kamu datangi serta musim yang terjadi. Supaya tidak salah kostum, terutama ketika kamu ingin mendatangi upacara pemakaman.
Tradisi Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Bila kamu berencana mendatangi upacara pemakaman, siapkan baju hitam untuk setiap rangkaian prosesi yang diikuti. Jangan pernah menggunakan warna kuning, karena warna kuning melambangkan kesejahteraan atau kemakmuran.
Selain itu, saat berada di Toraja, jangan sembarangan membuang sampah, memegang benda-benda di pemakaman, atau meminta izin saat hendak mengambil foto.
5. Pelajari Bahasa Lokal
Warga Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Masyarakat Toraja sangat senang dengan orang yang mau menggunakan bahasa lokalnya. Karena dengan bahasa lokal, kamu menunjukkan antusiasme untuk berbaur dengan warga setempat.
ADVERTISEMENT
Kamu bisa belajar menggunakan kata seperti ‘Manasuromaka’ untuk menyapa warga sekitar. Yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pertanyaan “Apakah sudah ada makanan yang matang?”. Nantinya pemilik rumah akan menjawabnya dengan ‘Manasumo’, yang berarti, “Silakan masuk.”
Tradisi Rambu Solo di Toraja. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Melalui sapaan ini, masyarakat Toraja membuktikan keyakinan mereka akan kekerabatan dan tamu sebagai salah satu bagian dari rezeki. Selain itu, kamu juga bisa mengucapkan kata ‘Kurre’ yang berarti terima kasih atau ‘Kurre Sumanga’ yang artinya terima kasih banyak.
Bagaimana, siap berpetualang di Toraja?