5 Tradisi di Dunia untuk Merayakan Musim Semi

27 Juni 2018 11:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sechseläuten (Foto: Dok: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Sechseläuten (Foto: Dok: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Musim semi menjadi salah satu musim yang ditunggu-tunggu bagi masyarakat dengan empat musim. Berakhirnya musim dingin dan munculnya pancaran sinar matahari yang hangat menjadikan musim semi sangat diminati.
ADVERTISEMENT
Nuansanya pun sangat cocok untuk traveling. Sehingga sah-sah saja jika kamu merencanakan di musim ini, terutama apabila liburanmu sudah tertunda karena musim dingin yang panjang di negara dituju.
Karena kehadirannya yang sangat dinanti, musim semi sering kali dirayakan dengan festival yang unik dan menarik. Kali ini kumparanTRAVEL merangkum berbagai festival yang bisa kamu sambangi saat musim semi. Mulai dari menikmati berseminya bunga sakura hingga perayaan lempar bubuk warna di India.
Ingin tahu apa saja, simak ulasan berikut ya!
1. Swiss - Sechseläuten
Sechseläuten (Foto: Dok: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Sechseläuten (Foto: Dok: Wikimedia Commons)
Penduduk Swiss merayakan kedatangan musim semi dengan membakar manusia salju. Perayaan ini disebut dengan Sechseläuten. Dalam perayaan ini, manusia salju diisi dengan bahan peledak lalu dibakar di tengah lapangan. Tradisi membakar manusia salju ini disebut sebagai Böögg.
Boog di Sechseläuten  (Foto: Dok: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Boog di Sechseläuten (Foto: Dok: Wikimedia Commons)
Tradisi pembakaran manusia salju ini juga menjadi salah satu cara masyarakat Swiss dalam meramal kondisi cuaca di musim semi mendatang.
ADVERTISEMENT
Konon, apabila manusia salju tersebut meledak pada enam hingga 10 menit pertama, maka musim panas yang akan datang terasa kering dan cerah. Sedangkan jika manusia salju tersebut meledak di menit ke-10 atau 15, maka di musim panas yang datang akan sering terjadi hujan.
2. Jepang - Hanami
Hanami (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Hanami (Foto: Shutterstock)
Negara matahari terbit yang terkenal karena bunga sakuranya ini punya tradisi yang dilakukan setiap tahunnya untuk merayakan musim semi.
Tradisi tersebut adalah Hanami. Hanami merupakan kegiatan piknik sambil menikmati indahnya bunga sakura yang bermekaran.
Biasanya dilakukan di taman kota atau pinggir danau yang memiliki banyak pohon sakura di setiap sisinya. Mereka akan membawa bekal dan duduk bersama di bawah pohon ditemani wangi bunga sakura.
Hanami (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Hanami (Foto: Shutterstock)
Umumnya Hanami dilakukan pada akhir Maret hingga awal Mei. Yang unik, walau setiap tahunnya menjadi aktivitas yang biasa dilakukan, mereka tidak pernah bosan melakukannya. Wajar saja jika bukan hanya masyarakat Jepang saja yang mencari tahu dan menanti ramalan mekar bunga yang menjadi simbol Jepang ini, tetapi juga traveler dari seluru dunia.
ADVERTISEMENT
3. Bosnia dan Herzegovina - Cimburijada
Cimburijada  (Foto: Dok: Instagram/zenicablog)
zoom-in-whitePerbesar
Cimburijada (Foto: Dok: Instagram/zenicablog)
Negara kecil di selatan benua Eropa ini punya tradisi unik untuk merayakan musim semi. Jika negara lain merayakannya dengan aktivitas tradisional, mereka melakukannya dengan makan telur orak-arik bersama.
Tradisi menikmati telur orak-arik ini disebut sebagai Cimburijada. Telur dipilih karena masyarakat Bosnia dan Herzegovina meyakini telur merupakan simbol kehidupan yang baru. Pertanda bagi musim baru yang akan dimulai.
Ilustrasi Telur Dadar (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Telur Dadar (Foto: Shutterstock)
Penduduk setempat akan memasak telur orak-arik dalam jumlah yang besar. Ketika matang, telur ini bisa dimakan oleh siapapun tanpa harus membayar. Biasanya tradisi ini dilakukan di tepi sungai setiap bulan Maret pada musim semi. Karena perayaannya yang unik, bukan hanya wisatawan domestik saja yang turut berpartisipasi, tetapi juga mancanegara.
ADVERTISEMENT
4. India - Holy Festival
Mengenal Holi Festival di India (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Mengenal Holi Festival di India (Foto: Thinkstock)
Pada akhir Februari hingga Maret, masyarakat Hindu di India biasanya merayakan Holy Festival. Festival ini biasanya diselenggarakan pada awal musim semi, tepat sesudah bulan purnama. Tradisi saling melempar bubuk warna ini menjadi salah satu perayaan penting bagi penduduk India, Nepal, Bangladesh, dan negara sekitarnya yang memiliki penduduk bermayoritas Hindu.
Festival Holi di India (Foto: REUTERS/Adnan Abidi)
zoom-in-whitePerbesar
Festival Holi di India (Foto: REUTERS/Adnan Abidi)
Dilakukan selama satu hari atau satu malam penuh, Holy Festival mampu menarik perhatian traveler dunia. Di perayaan ini, seluruh penduduk akan turun ke jalan untuk saling melempar bubuk.
Bubuk yang dilemparkan bisa saja masih berupa tepung, namun bisa juga sudah dicampur dengan air. Kalau ingin ikut, jangan lupa gunakan baju kaos berwarna putih, agar warna yang terciprat semakin terlihat.
ADVERTISEMENT
5. Belanda - Bloemencorso Bollenstreek
Bloemencorso Bollenstreek  (Foto: Dok: Flickr/Jos van der Heiden)
zoom-in-whitePerbesar
Bloemencorso Bollenstreek (Foto: Dok: Flickr/Jos van der Heiden)
Terkenal karena keindahan bunganya, Belanda memaksimalkan musim semi dengan parade bunga Bloemencorso Bollenstreek. Dilakukan setiap April, parade ini menjadi salah satu atraksi yang paling dinantikan baik oleh penduduk setempat maupun traveler yang berkunjung. Arak-arakan bunga tersebut akan berlangsung di jalanan dari Noordwijk hingga Haarlem.
Bloemencorso Bollenstreek  (Foto: Dok: Flickr/Ron Van Der Schaaf)
zoom-in-whitePerbesar
Bloemencorso Bollenstreek (Foto: Dok: Flickr/Ron Van Der Schaaf)
Memadukan berbagai jenis bunga seperti tulip, daffodil, dan hyacinth, Bloemencorso Bollenstreek menampilkan bunga dalam berbagai bentuk. Parade bunga ini berlangsung selama kurang lebih 12 jam di kawasan selatan Belanda. Dengan rute sejauh 40 kilometer, kebayang kan akan seindah apa parade bunga warna-warni tersebut?