7 Fakta Menarik Suku Sherpa, Si Kaum Super dari Gunung Everest

18 April 2019 13:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sherpa di Gunung Everest Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Sherpa di Gunung Everest Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Bagi yang pernah mendaki Gunung Everest, kamu pasti tak asing dengan Suku Sherpa. Ya, Suku Sherpa bisa dibilang sebagai teman terbaik para pendaki di Gunung Everest.
ADVERTISEMENT
Berasal dari kata 'Sher' yang berarti timur dan 'Pa' yang memiliki arti orang, Sherpa sendiri diartikan sebagai orang-orang dari timur. Selama ini, Suku Sherpa memang dikenal sebagai pemandu Gunung Everest, karena diklaim punya daya tahan tubuh yang kuat dan mampu beradaptasi dengan ganasnya gunung tertinggi di dunia ini.
Suku Sherpa juga diketahui sebagai suku yang bermigrasi dari Tibet timur ke Nepal ratusan tahun yang lalu. Selain menjadi suku yang mendiami Everest selama ratusan tahun, ada banyak fakta tentang Sherpa yang menarik untuk ditelusuri.
Apa saja? Berikut kumparan rangkum tujuh fakta menarik Suku Sherpa yang perlu kamu ketahui.
1. Suku yang Bermigrasi ke Nepal Ratusan Tahun Lalu
Sherpa di Gunung Everest Foto: Shutter Stock
Jauh sebelum Everest menjadi gunung populer di dunia, Suku Sherpa dipercaya telah mendiami Pegunungan Himalaya sejak ratusan tahun lalu. Mereka diperkirakan bermigrasi sekitar 300-400 tahun lalu dan pertama kali menetap di Distrik Solukhumbu, Nepal, dengan komunitas tertua di Desa Pangboche.
ADVERTISEMENT
2. Tidak Semua Orang Bisa Menjadi Sherpa
Sherpa di Gunung Everest Foto: Shutter Stock
Sejak Gunung Everest menjadi terkenal oleh para pendaki, Sherpa sendiri telah bergeser menjadi sebuah profesi yang menjanjikan di sana. Hal ini membuat Sherpa kini identik sebagai "pemandu gunung" yang ada di sekitar Gunung Everest.
Tugas seorang Sherpa biasanya adalah mendirikan kemah, membawa barang, serta bertanggung jawab atas keselamatan kelompok pendaki. Saking vitalnya tugas Sherpa, mereka sudah dianggap teman terbaik para pendaki Gunung Everest.
Meskipun beberapa orang bisa melamar pekerjaan sebagai Sherpa, hanya etnis Sherpalah yang bisa mencapai Puncak Everest untuk mengantar para pendaki. Daya tahan tubuh yang kuat serta bisa beradaptasi dengan Gunung Everest menjadi alasan di baliknya.
Suku Sherpa sendiri bisa bertahan di ketinggian yang ekstrem, bahkan di tengah tipisnya oksigen di puncak Everest. Meski begitu, ternyata ada juga Sherpa yang memiliki profesi lain, mulai dari petani kentang hingga menjadi praktisi hukum di Kathmandu, Nepal.
ADVERTISEMENT
3. Memiliki Gaji yang Besar
Sherpa di Gunung Everest Foto: Shutter Stock
Tugas vital yang diemban Sherpa membuat mereka rata-rata mendapatkan penghasilan sekitar 700 dolar Amerika atau Rp 9 jutaan. Bahkan, Sherpa juga bisa mendapatkan gaji sekitar 3000 - 5000 dolar Amerika, atau sekitar Rp 42 juta hingga Rp 70 juta dalam setiap musim pendakian.
Bahkan, seorang Sherpa yang sudah senior atau memiliki sertifikasi tertentu, bisa mendapatkan kenaikan gaji hampir dua kali lipat menjadi 8000 dolar Amerika atau sekitar Rp 110 juta. Hal ini wajar mengingat tanggung jawab yang besar bagi seorang Sherpa, belum lagi ia juga harus bertaruh nyawa di tengah ganasnya Gunung Everest.
4. Tenzing Norgay Jadi Sherpa yang Berhasil Mencapai Puncak Everest
Edmund Hillary dan Tenzing Norgay Foto: Wikimedia Commons
Tahukah kamu ada kisah menarik di balik kesuksesan Sir Edmund Hillary yang mencapai puncak Everest kala itu? Ya, ternyata Edmund Hillary tidak sendiri, ia ditemani oleh seorang Sherpa yang bernama Tenzing Norgay.
ADVERTISEMENT
Tenzing Norgay pun menjadi Sherpa pertama yang berhasil mencapai puncak Everest pada tahun 1953 yang memandu Sir Edmund Hillary. Kepopulerannya tersebut membuat namanya diperebutkan oleh dua negara sekaligus, yaitu Tibet dan India yang mencoba mengklaimnya sebagai milik mereka.
5. Memiliki Nama Lain
Sherpa di Gunung Everest Foto: Shutter Stock
Selain Sherpa, suku ini menyebut dirinya sebagai 'Shar-Wa'. Suku Sherpa juga memiliki nama lain yang terkadang menyulitkan para pendaki, yang diberi sesuai nama-nama hari dalam seminggu. Misalnya saja Pasang, nama yang disematkan pada hari Jumat, dan Pemba untuk hari Sabtu.
Tradisi ini dipercaya dapat membuat Suku Sherpa selalu berada di bawah perlindungan Dewa. Banyak juga Sherpa yang diberikan nama lain, seperti Lhamo yang berarti cantik, atau Gyaltshen yang berarti ucapan berani.
ADVERTISEMENT
"Ketika seorang Sherpa bukan seorang Dorje Lhakpa, dia adalah seorang Lhakpa Dorje. Selain itu, kebiasaan Sherpa memberi nama anak-anak setelah hari-hari dalam minggu menyebabkan terlalu banyak Pasang Sherpa, Pemba Sherpa, dan Phurba Sherpa," tulis Thamal seorang pendaki di Nepal.
6. Memiliki Daya Tahan Tubuh yang Kuat
Sherpa di Gunung Everest Foto: Shutter Stock
Kemampuan bertahan di ketinggian ekstrem dengan oksigen yang tipis membuat Suku Sherpa menjadi pemandu yang tepat untuk memandu para pendaki Gunung Everest. Menurut profesor Andrew Murray dari Cambridge University dalam studi terbarunya mengatakan, bahwa rahasia kekuatan Suku Sherpa ada pada genetiknya.
Ada mutasi yang membuat tubuh orang-orang Sherpa memiliki metabolisme yang lebih efisien dalam mengelola oksigen. Bukti sampel otot menunjukkan bahwa tubuh orang-orang Sherpa punya kecenderungan untuk mendapatkan energi lebih banyak dari gula darah (glukosa), bukan lemak.
ADVERTISEMENT
"Lemak adalah bahan bakar yang bagus, tapi masalahnya ia membutuhkan lebih banyak oksigen untuk metabolisme daripada glukosa," kata Prof Murray, seperti dikutip dari BBC.
Selain itu, faktor lain kenapa Sherpa memiliki fisik yang kuat adalah makanan yang mereka konsumsi. Nasi putih bersama sayur kari dan jus lentil menjadi makanan yang rutin dikonsumsi. Diet berbasis karbohidrat juga penting untuk memastikan mereka tidak kehilangan massa otot saat mendaki gunung.
7. Sherpa Tak Hanya Ada di Everest
Sherpa di Everest. Foto: Shutter stock
Sherpa diketahui sebagai suku yang sering bepergian dan mereka masih melakukannya hingga saat ini. Sekitar 600 tahun lalu mereka melintasi jalan dari Tibet Timur ke Desa Solukhumbu di Nepal.
Seiring berjalannya waktu, ketenaran Everest juga membuat kesuksesan Suku Sherpa itu sendiri. Banyak anak-anak Suku Sherpa yang saat ini telah mengenyam pendidikan di luar Kathmandu, bahkan negara-negara lain.
ADVERTISEMENT
Majalah luar Nepal melaporkan, bahwa lebih dari 5.000 Sherpa sekarang tinggal di luar negeri, bahkan setengahnya ada di New York. Banyak mantan pendaki gunung yang sekarang beralih profesi, seperti membuka bisnis terkait trekking. Komunitas Sherpa juga dapat ditemukan di Inggris, Australia dan Jerman.
Siap mendaki Gunung Everest dan bertemu Suku Sherpa?