Kemenpar Imbau Milenial Tak Hanya Pelesiran ke Luar Negeri

7 September 2019 17:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi proyek pembangunan KEK Mandalika. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi proyek pembangunan KEK Mandalika. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris
ADVERTISEMENT
Generasi milenial digadang-gadang sebagai kekuatan Indonesia di masa depan. Generasi ini merupakan bagian dari bonus demografi Indonesia. Melihat potensi tersebut, Kementerian Pariwisata pun juga berharap generasi milenial bisa turut mempromosikan pariwisata Indonesia.
ADVERTISEMENT
Deputi Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani mengatakan, semua milenial Indonesia bisa menjadi duta-duta pariwisata. Caranya pun cukup mudah yaitu dimulai dengan mencintai dan mengunjungi destinasi wisata lokal.
Panorama sunrise di Tanjung Lesung. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
“Kami terus mendorong milenial sebelum berpergian ke luar negeri, ayo jalan-jalan dulu ke dalam negeri untuk experience,” ungkap Rizki kepada kumparan, Sabtu (7/9). Menurut Rizki, experience atau pengalaman yang ditawarkan oleh destinasi wisata domestik tidak kalah menarik dengan destinasi wisata luar negeri.
Rizki mengakui pihaknya sangat paham bahwa milenial traveler punya karakteristik yang juga berubah seiring waktu. Kini milenial punya kebiasaan tak hanya sekadar selfie saat berkunjung ke suatu destinasi wisata. Lebih dari itu, milenial juga menuntut adanya experience atau pengalaman unik saat liburan.
ADVERTISEMENT
Panorama Memukau di Taman Nasional Laut Bunaken Foto: Shutter Stock
Untuk itulah, Rizki mengklaim, Kemenpar mencoba membungkus berbagai atraksi agar lebih menarik perhatian milenial. “Misalnya isinya atau atraksinya tetap tari-tarian, tapi dikemas lebih baru agar milenial tertarik untuk datang,” ujarnya. Dari sinilah, konsep milenial tourism mulai muncul dan terus dikembangkan sampai sekarang.
Selain dikemas dalam konsep berbeda, Kemenpar juga mencoba untuk memasukkan unsur edukasi dalam suatu destinasi wisata. Misalnya dengan menghadirkan informasi lengkap seputar produk budaya setempat.
Pulau Padar di Kepulauan Komodo, Nusa Tenggara Timur. Keindahan kawasan Taman Nasional Komodo membuat Labuan Bajo semakin banyak dikuncungi wisatawan mancanegara. Foto: Luke Wait/Shutterstock
“Dalam milenial tourism ketika experience tourism, itu ada unsur edukasi. Akan dijelaskan apa sih value dibelakangnya? Itu dijelaskan. Misalnya ada tarian apa sih value nya? Ada kain yang dibuat dalam 6 bulan, itu apa value nya,” ujar Rizki.
Sehingga dengan adanya konsep-konsep tersebut, milenial traveler bisa merasakan pengalaman yang berbeda saat berlibur. Tidak hanya datang ke sebuah destinasi cantik lalu berswafoto, namun juga bisa membawa pengalaman dan pengetahuan baru.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, adanya pengalaman-pengalaman yang dikemas dalam konsep baru ini juga diharapkan bisa membuat milenial traveler kembali berkunjung.