Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Menyambangi Air Terjun Satu-satunya di Madura, Air Terjun Toroan
4 Maret 2018 11:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Ternyata Pulau Madura tidak hanya terkenal karena soto dan satenya. Meski dijuluki 'Pulau Garam' sehingga terkesan tandus, kering, dan tidak memiliki nilai jual, pulau ini punya tempat-tempat menarik dan unik yang bisa dikunjungi. Salah satunya adalah Air Terjun Toroan yang berlokasi di Sampang, Madura.
ADVERTISEMENT
Yang membuat air terjun ini menarik adalah karena ia terletak di tepi Pantai Nepa yang berada di sebelah utara pulau Nepa dan merupakan satu-satunya di Pulau Madura . Air Terjun Toroan berada di Desa Ketapang Daya, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Pulau Madura , Jawa Timur.
Memiliki ketinggian 20 meter, air terjun ini langsung menuju ke laut lepas sama seperti Air Terjun Mursala yang berada di Sumatera Utara . Aliran air dari air terjun ini langsung menuju perairan laut Jawa.
Dinding tebing dari air terjun ini berwarna kuning keemasan, khas dinding air terjun. Ketika air laut pasang, maka air terjun ini akan semakin indah terlihat, ditambah lagi suara deburan air yang beradu antara air terjun Toroan dengan perairan laut Jawa.
ADVERTISEMENT
Namun ketika air laut sedang surut, air terjun ini akan tetap mengalir dan terlihat menghantam tanah dengan kedalaman sekitar dua meter. Jika ingin mendekati air terjun ini untuk mengambil foto sebaiknya berhati-hati. Ada beberapa batu karang yang aman dan tampak ke permukaan yang dapat dijadikan pijakan untuk berfoto atau sekedar melihat air terjun ini dari dekat.
Konon, Air Terjun Toroan ini dikeramatkan warga sekitar. Hal ini bermula karerna sebuah legenda pasanngan suami istri yang bernama Siti Fatimah dan Sayyid Abdurrahman yang lebih dikenal sebagai Birenggono yang tinggal di dusun Langgher Daya.
Pasangan ini awalnya adalah pasangan yang hidup bahagia dan rukun sampai suatu hari mereka berdua cekcok karena sang suami mencurigai istrinya berselingkuh dan begitu pula sebaliknya. Puncaknya, pasangan ini pun bersumpah di hadapan banyak orang.
ADVERTISEMENT
Sang istri bersumpah jika ia terbukti tidak bersalah, maka kuburannya tidak akan hanyut dibawa air sungai dan banjir. Lalu, sang suami, Birenggono bersumpah ketika ia meninggal, jika tidak bersalah maka kuburannya akan mudah digali walau hanya menggunakan sebatang ranting.
Suatu saat pasangan tersebut meninggal bersamaan dan dimakamkan oleh penduduk sesuai wasiat semasa mereka hidup. Ternyata benar, aliran sungai terbelah ketika melewati makam Siti Fatimah dan menjadi dua aliran menuju air laut.
Kemudian air terjun tersebut dinamakan Air Terjun Toroan yang berasal dari kata toron (toron dalam bahasa Madura berarti turun). Makam Siti Fatimah kemudian oleh masyarakat dinamakan 'Asta Buju' Penyppen'.
Begitu juga dengan Birenggono, makamnya mudah digali dengan menggunakan ranting pohon jarak. Makam Birenggono ini kemudian dinamai Asta Kam Tenggi yang artinya makam di tempat yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Makam Siti Fatimah berada di Desa Ketapang Daya, Kecamatan Ketapang, sedangkan makam Birenggono berada di Desa Ketapang Timur, Kecamatan Ketapang.
Pengunjung tidak disarankan berenang di tempat ini karena terdapat palung yang sangat dalam. Kabarnya, air terjun ini pernah memakan korban karena ketidakhati-hatian pengunjung saat berkunjung dan terperosok dalam palung yang berada dekat dengan air terjun.
Selain itu, tidak terdapat tempat bagi pengunjung untuk mengganti baju atau membilas tubuh dan dipenuhi batu karang. Jika ingin merasakan kesegaran air terjun ini, pengunjung dapat mandi di kolam alami yang berada di bawahnya dan akan lebih aman jika menikmati keindahan air terjun Toroan dari tempat yang disediakan.
Pengunjung tidak dikenakan biaya ketika memasuki air terjun ini. Mereka hanya perlu membayar biaya parkir sebesar Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu untuk kendaraan bermotor sebagai jaminan keamanan kendaraan.
ADVERTISEMENT
Kawasan ini masih sangat alami dan belum ada fasilitas permanen yang dibangun oleh pemerintah setempat. Jika berkunjung ke tempat ini disarankan membawa perbekalan yang cukup dan memakai sepatu yang nyaman.