Pati Ka, Tradisi 'Memberi Makan' Arwah Leluhur di Danau Kelimutu

12 Mei 2018 10:31 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tradisi Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata (Foto: Youtube)
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata (Foto: Youtube)
ADVERTISEMENT
Taman Nasional Kelimutu memiliki tiga danau yang dapat menarik perhatian warga lokal atau pun wisatawan asing. Tiga buah danau dengan warna yang kerap berubah itu menjadi daya tarik yang sukses membius wisatawan dengan pesona keindahannya.
ADVERTISEMENT
Namun, berkunjung ke Taman Nasional Kelimutu jangan hanya menyibak keindahan danaunya saja. Jika kamu berkunjung pada bulan Agustus, lirik juga upacara adat yang hanya dilakukan setahun sekali itu.
Danau Kelimutu (Foto: Flickr/dgward55)
zoom-in-whitePerbesar
Danau Kelimutu (Foto: Flickr/dgward55)
Adalah Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata atau Pati Ka yang merupakan upacara tradisi masyarakat Lio ini diadakan setiap tanggal 14 Agustus. Upacara adat ini merupakan tradisi turun temurun dengan memberi makan atau sesajen kepada arwah leluhurnya.
Hal ini dilakukan lantaran Danau Kelimutu dipercaya menjadi tempat bersemayamnya arwah para leluhur. Para arwah nenek moyang dipercaya menghuni tiga danau itu, yakni, Tiwu Ata Mbupu, Tiwu Nua Muri Koo Fai, dan Tiwu Ata Polo.
Upacara Pati Ka dimulai pada pagi hari sekitar pukul 09.00 atau 10.00 waktu setempat. Upacara ini melibatkan para ketua adat atau Mosalki.
ADVERTISEMENT
Para peserta upacara biasanya berkumpul di satu tempat yanh sama. Setelah semuanya berkumpul, mereka menuju lokasi upacara bersama-sama sambil diiringi musik tradisional I Lo Ende. Tak lupa juga para Mosalki membawa sesajen berupa makanan dan minuman ke lokasi upacara yang tak jauh dari Danau Kelimutu itu.
Lia, Penyuluh Kehutanan Taman Nasional Kelimitu menuturkan, makanan yang dibawa berupa nasi merah, pinang, sirih dan babi.
“Komunitas adat membawa sesajen, bawa beras merah dimasak, terus ada kaya arak gitu, sirih sama pinang, kemudian menyembelih babi,” jelas Lia saat ditemui kumparanTRAVEL, dalam acara Gebyar Wisata dan Budaya Nusantara 2018 di Hall B, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (11/5).
Sesejen ini ditaruh disebuah tempat yang terbuat dari tanah liat atau Pane. Makanan dan minuman disusun rapi di atas tanah liat yang berbentuk gelas, piring, dan mangkuk.
ADVERTISEMENT
Kemudian, ketika sampai di lokasi upacara, sesajen itu ditaruh di sebuah batu besar atau altar sesajen. Batu ini diyakini sebagai tempat berkumpulnya para arwah leluhur.
Selanjutnya, para ketua adat akan memanjatkan doa, dan diakhiri dengan tarian Gawi Sodha oleh para Mosalki sambil mengelilingi batu itu.
Danau Kelimutu, Flores. (Foto: Instagram @cicifauziaa)
zoom-in-whitePerbesar
Danau Kelimutu, Flores. (Foto: Instagram @cicifauziaa)
Jika tak ingin ketinggalan, wisatawan juga bisa bermalam di sekitar Danau Kelimutu. Ada beberapa tempat yang menyediakan penginapan yang bisa disesuaikan dengan bujet.
Tertarik untuk melihatnya secara langsung?