Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Akhir pekan sudah tiba, saatnya menjauh sejenak dari padatnya pekerjaan. Jika kamu berencana menghabiskan waktu di akhir pekan, tidak ada salahnya memilih kota Banyuwangi menjadi destinasimu dan keluarga. Wilayah yang berada di Provinsi Jawa Timur tersebut memang tengah berkembang pesat akhir-akhir ini.
ADVERTISEMENT
Ada banyak pilihan destinasi menarik yang bisa dikunjungi, salah satunya destinasi alam. Siapa sangka, ternyata Banyuwangi menyimpan kecantikan alam yang luar biasa, lho. Apalagi saat ini Banyuwangi bisa dijangkau dengan banyak pilihan transportasi, termasuk kereta dan pesawat.
Sejak 2017 lalu, kota ini telah memiliki Bandara Internasional Banyuwangi yang melayani rute domestik dan internasional. Nah, tentunya, makin mudah untuk jalan-jalan ke Banyuwangi, bukan?
Pada kesempatan kali ini, kumparan memilih mengunjungi Banyuwangi melalui jalur udara. Terbang langsung dari Jakarta sekitar pukul 6 pagi, perjalanan ini ditempuh selama 1 jam 45 menit. Sekadar tips, kamu bisa memilih untuk duduk di kursi dekat jendela sebelah kanan saat terbang menuju Banyuwangi.
Sebab, saat pesawat mulai memasuki Jawa Timur kamu akan disuguhi pemandangan menakjubkan dari sederet gunung yang ada di sana. Megahnya gunung, birunya langit dan semburat matahari pagi tentunya akan menjadi awal yang mengesankan untuk jalan-jalan kali ini.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 8 pagi, kumparan pun tiba di Banyuwangi. Disambut dengan cuaca yang cerah dan udara sejuk pagi itu, perjalanan diawali dengan sarapan terlebih dulu di Waroeng Kemarang. Lokasinya pun tidak jauh dari bandara hanya sekitar 20 menit berkendara.
Salah satu menu pilihan di sini adalah rujak soto yang punya rasa unik. Bumbu kacang yang biasanya ditemukan pada rujak, berbaur dengan kuah soto yang khas dan semangkok nasi hangat jadi paduan yang pas untuk mengawali hari.
Setelah puas menikmati rujak soto, perjalanan berlanjut ke destinasi pertama yaitu Air Terjun Jagir. Lokasinya juga tidak jauh dari Waroeng Kemarang, hanya sekitar 15 menit.
Air Terjun ini adalah salah satu pilihan destinasi yang cukup menarik. Sebab, lokasinya tidak terlalu ramai dipadati pengunjung. Kawasan yang dikelola oleh masyarakat setempat ini awalnya merupakan mata air yang digunakan oleh warga untuk kebutuhan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Lambat laun, dengan sedikit sentuhan perubahan, akhirnya jadilah sebuah destinasi wisata yang bersih dan asri. Di pintu masuk, kamu akan melihat sebuah loket kecil.
Untuk masuk ke sini, pengunjung cukup membayar Rp 5.000 per orang. Murah bukan? Dari pintu masuk, pengunjung akan diarahkan untuk menuruni anak tangga hingga mencapai dasar. Sesampainya di dasar, pengunjung menyebrang pada jembatan kecil dan sampailah pada dua air terjun kembar.
Airnya jernih dan sangat dingin. Bahkan saking jernihnya, kita bisa melihat hingga ke dasar sungai. Air terjun ini sebenarnya tidak cukup tinggi, namun aliran airnya cukup deras.
Pengunjung pun dibolehkan berenang di bawah air terjun asal tidak menggunakan sabun secara berlebihan dan menjaga kebersihan alias tidak buang sampah sembarangan. Tempat ini juga dilengkapi spot foto cantik dan beberapa tempat duduk untuk bersantai. Di salah satu sudut juga tersedia toilet umum.
ADVERTISEMENT
Puas berswafoto dan main air, perjalanan pun kembali berlanjut. Kumparan kini menuju resort minimalis yang akan jadi tempat menginap selama di Banyuwangi. Pilihan pun jatuh di Dialoog Hotel. Berlokasi di Pantai Klatak, Kalipuro, hotel yang satu ini menawarkan level akomodasi baru di Banyuwangi yang Instagramable.
Dialoog Banyuwangi menyajikan akomodasi bernuansa modern dengan sentuhan tradisional budaya Jawa Timur yang khas. Hal tersebut bisa dilihat dari sejumlah batik khas Indonesia yang menghiasi sudut-sudut hotel.
Untuk liburan yang lebih instagramable, kamu bisa memesan kamar tipe Ocean Deluxe. Kamar ini punya balkon besar yang langsung menghadap laut dan bisa melihat jelas Pulau Bali di seberang.
Ruangan kamar juga didominasi dengan kaca transparan, sehingga tidak hanya apik terlihat, tetapi juga memaksimalkan sinar matahari masuk ke dalam kamar. Nuansa warna lebih menekankan pada warna alam seperti putih, cokelat, kuning, biru dan beberapa paduan warna hangat lainnya.
Di kamar ini terdapat satu tempat tidur ukuran twin, satu sofa bed menghadap ke TV lengkap dengan kursi dan meja, balkon dengan sofa cantik, kamar mandi bathup, toilet dan wastafel besar serta rak besar untuk menaruh barang.
ADVERTISEMENT
Uniknya, hotel ini mengusung tema keberlanjutan lingkungan. Sehingga setiap kamar telah didesain dengan teknologi terkini. Salah satunya adalah pendingin ruangan yang secara otomatis mati apabila balkon kamar dibuka.
Selain itu, di setiap kamar juga tidak dilengkapi oleh minibar atau kulkas. Meski demikian, suasana kamar terasa sangat homie dan dijamin membuatmu mager seketika.
Mengawali hari kedua, kumparan mencoba peruntungan untuk berburu sunrise. Tak perlu jauh-jauh, cukup berjalan lima menit dari hotel, kamu akan sampai ke Pantai Klatak yang tepat menghadap ke timur.
Sayangnya, kumparan belum cukup beruntung. Awan tebal menutupi sunrise cantik di Banyuwangi pagi itu. Untuk mengobati kegagalan berburu sunrise, hari kedua kumparan melanjutkan jalan-jalan ke Taman Nasional Baluran .
Di taman yang juga dijuliki Little Africa ini, kita bisa melihat secara langsung kumpulan kerbau dan rusa yang hidup di alam bebas. Tak hanya itu saja, ada berbagai macam satwa lainnya seperti monyet, banteng, burung, hingga ayam hutan. Bahkan jika beruntung, kamu bisa melihat burung merak yang cantik dan menawan.
Harga tiket masuk ke kawasan Taman Nasional Baluran tidak dipatok harga yang cukup mahal untuk wisatawan. Harga tiket masuk kawasan Taman Nasional Baluran untuk wisatawan domestik sekitar Rp 15.000. Sementara tarif untuk wisatawan asing sekitar Rp 150.000.
Setelah puas menjelajah Baluran, kumparan melanjutkan perjalanan untuk menikmati santap malam sekaligus menyeruput kopi asli Banyuwangi. Kali ini perjalanan yang ditempuh cukup jauh yaitu sekitar 2 jam dari Baluran untuk mencapai Kedai Kopai Osing di Desa Kemiren. Konsep kedai kopi ini cukup unik karena terpadu dengan Sanggar Genjah Arum.
ADVERTISEMENT
Pengunjung yang datang ke sini akan disambut dengan sekelompok penari lengkap dengan musik tradisionalnya. Penari inilah yang akan mengiringi pengunjung hingga masuk ke pelataran kedai.
Sesampainya di pelataran, masih penampilan penampilan lain yang tak kalah seru yaitu gejog lesung yang dimainkan oleh sekelompok simbah. Setelah itu, pengunjung bisa menikmati welcome drink berupa jamu dengan tiga piihan yaitu beras kencur, kunir asem dan jahe hangat.
Di ujung kedai terdapat pendopo cukup luas, dengan menu makan malam yang lengkap. Ada rujak soto hingga belut goreng yang jadi menu andalan di sini. Sedangkan di sisi tengah, terdapat satu gazebo kecil yang menyediakan berbagai camilan tradisional dan beragam gorengan.
Nah, di sebelah gazebo kecil inilah tujuan utama kumparan yaitu menjajal Kopai Osing. Di sini pengunjung bisa menikmati seduhan kopi khas Banyuwangi, baik Robusta maupun Arabica. Pengunjung pun bisa membeli biji kopi tersebut sebagai buah tangan dari Banyuwangi.
ADVERTISEMENT
Nah, tertarik untuk berakhir pekan di Banyuwangi?