9 Peraturan Kerajaan Inggris yang Dilanggar oleh Putri Diana

30 Agustus 2019 16:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Putri Diana  Foto: Dok. Princess Diana Forever
zoom-in-whitePerbesar
Putri Diana Foto: Dok. Princess Diana Forever
ADVERTISEMENT
Selain dikenal sebagai sosok perempuan yang anggun dan memiliki jiwa sosial tinggi, Putri Diana juga banyak dikenal karena keberaniannya. Ia dikenal sebagai seorang putri yang berani melanggar aturan-aturan kerajaan Inggris. Hal tersebut dilakukan karena Putri Diana ingin menjalani hidup sesuai dengan apa yang diinginkan dan tidak berdasarkan aturan-aturan tertentu.
ADVERTISEMENT
“Saya tidak terpaku pada peraturan, karena saya memimpin dari hati, bukan pikiran, dan kalau itu membuat saya mendapat masalah saat bekerja, saya bisa memahami itu,” begitu ungkap Putri Diana pada tahun 1995 seperti dikutip dari Harper’s Bazaar.
Apa saja aturan kerajaan yang pernah dilanggar mendiang Putri Diana? Simak ceritanya berikut ini.
Memilih cincin tunangan dan menulis janji pernikahan sendiri
Gaun Pengantin Putri Diana. Foto: Getty Images/Anwar Hussein
Umumnya, setiap anggota keluarga Kerajaan Inggris yang akan menikah harus memiliki cincin yang dipesan secara khusus. Namun saat bertunangan dengan Pangeran Charles pada Februari 1981, Putri Diana memilih cincin pertunangannya lewat buku katalog milik toko perhiasan Gerrard.
Tak hanya itu, saat menikah Putri Diana juga enggan mengucap tradisi janji suci kerajaan Inggris yang mengharuskannya untuk ‘mematuhi’ Pangeran Charles. Ia pun menulis janji pernikahannya sendiri. Cara itu kemudian diikuti oleh anaknya, Pangeran William saat menikah dengan Kate Middleton pada tahun 2011 lalu.
ADVERTISEMENT
Menjadi sosok ibu modern
Masa Kecil Pangeran Harry Foto: Instagram @princeharryofengland
Putri Diana merupakan sosok perempuan yang memiliki pemikiran modern. Oleh karena itu, ia tidak ingin mengikuti aturan-aturan lama yang dibuat oleh pihak kerajaan. Hal ini juga ia lakukan saat membesarkan anak-anaknya.
Putri Diana ingin secara terlibat langsung dalam mengurus anak-anaknya. Ia ingin ada di setiap momen bersama buah hatinya. Oleh karena itu, ia yang menentukan nama depan kedua anaknya. Karena dulu Pangeran Charles ingin anak pertamanya bernama Arthur dan Albert untuk anak kedua.
Selain itu, menyusui Pangeran William dan Pangeran Harry secara eksklusif. Ia tidak ingin mengikuti jejak Ratu Elizabeth II yang kerap meninggalkan Pangeran Charles bersama nenek dan kakeknya waktu masih kecil.
“Diana dan Charles melawan tren kerajaan dengan membawa William yang berusia sembilan bulan, serta pengasuhnya, untuk ikut dalam Royal Tour selama enam minggu ke Australia dan Selandia Baru,” ungkap pakar kerajaan, Christopher Warwick seperti dikutip dari Harper’s Bazaar.
ADVERTISEMENT
Bahkan, dalam menjalani tugas resmi sebagai anggota keluarga kerajaan Inggris, ia selalu menjadikan keluarga sebagai prioritas. Jadi Putri Diana selalu berusaha menyesuaikan jadwal kerjanya dengan jadwal anak-anak. Ia tidak ingin meninggalkan William dan Harry hanya karena pekerjaan.
Menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah umum
Masa Kecil Pangeran Harry Foto: Instagram @princeharryofengland
Putri Diana ingin agar anak-anaknya memiliki masa kecil yang normal layaknya keluarga pada umumnya. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menyekolahkan Pangeran William dan Pangeran Harry ke sekolah umum di Jane Mynor di dekat Kensington Palace.
Keputusan tersebut membuat Pangeran William menjadi penerus tahta kerajaan pertama yang sekolah di sekolah umum.
Memberikan anak-anaknya pengalaman hidup yang berbeda dari keluarga kerajaan pada umumnya
Masa Kecil Pangeran Harry Foto: Instagram @princeharryofengland
Tidak hanya peraturan soal pemilihan sekolah saja yang dilanggar oleh Putri Diana. Tetapi cara ia mendidik anak-anaknya juga tidak sesuai dengan aturan kerajaan.
ADVERTISEMENT
Putri Diana pernah mengajak Pangeran William dan Pangeran Harry untuk membeli burger di McDonald’s, keliling kota naik kereta dan bus, membiarkan anak-anaknya memakai celana jeans dan topi baseball, naik sepeda, hingga saat berada di Disneyland, mereka juga ikut antre layaknya pengunjung lain. Bukan itu saja, Putri Diana juga pernah mengajak anak-anaknya ke rumah sakit dan tempat penampungan gelandangan agar keduanya benar-benar melihat sisi kerasnya kehidupan.
“Dia benar-benar ingin kami melihat kerasnya kehidupan. Dan saya bersyukur sekali dia melakukan itu, karena kenyataan bisa menjadi sangat pahit dan itu merupakan salah satu pelajaran terbesar yang pernah saya dapatkan,” ungkap Pangeran William kepada ABC News di tahun 2012 lalu.
Menarik perhatian lewat gaya fashion
ADVERTISEMENT
Saat hubungannya mulai renggang dengan Pangeran Charles, keduanya sempat beberapa kali ‘perang’ untuk mendapatkan perhatian masyarakat. Salah satunya terjadi pada tahun 1994 saat film dokumenter tentang Pangeran Charles dirilis. Otomatis kabar tersebut sedang hangat-hangatnya diperbincangkan oleh masyarakat.
Untuk mencuri perhatian, di momen yang sama Putri Diana tertangkap kamera mengenakan gaun off-shoulder hitam bergaya klasik nan elegan. Gaun ini tentu saja tidak sesuai dengan peraturan berbusana dari kerajaan Inggris.
Namun Diana tidak memedulikan itu. Keesokan harinya, semua headline koran membicarakan penampilannya malam itu. Mereka memberitakan soal kepercayaan diri Putri Diana yang lagi-lagi berani melanggar aturan.
Menjadikan kalung pemberian Ratu Elizabeth II sebagai headband
Di tahun 1985, saat menghadiri acara di Melbourne, Australia, Putri Diana mengenakan gaun one-shoulder biru muda yang elegan. Namun ada hal lain yang lebih menarik untuk diperhatikan dari penampilannya, yaitu hiasan kepala yang ia kenakan.
ADVERTISEMENT
Headband atau hiasan kepala yang dikenakan oleh Putri Diana ternyata terbuat dari kalung dengan aksen batu emerald dan berlian yang diberikan oleh Ratu Elizabeth II sebagai hadiah pernikahan.
Berbicara terbuka kepada awak media
Putri Diana. Foto: AFP/KRAIPIT PHANVUT
Pada tahun 1995, secara diam-diam Putri Diana melakukan wawancara bersama Martin Bashir dari BBC. Meskipun ia mengaku menyesali langkahnya itu di kemudian hari, namun Putri Diana selalu berusaha untuk bisa mengontrol kegilaan media dan paparazzi yang sudah menjadi bagian dalam hidupnya. Itu merupakan wawancara solo Diana yang pertama kali dan ditonton oleh 21.5 juta orang di Inggris.
Kala itu ia bercerita soal persahabatannya dengan Camilla Parker-Bowles. “Insting perempuan memang sangat bagus; tentu saja saya mempelajari itu dari seseorang yang benar-benar peduli dan memikirkan pernikahan kami… Ada tiga orang (Diana, Camilla dan Charles) dalam pernikahan ini, jadi ini sudah terlalu ramai,” ungkap Putri Diana dalam wawancaranya bersama BBC.
ADVERTISEMENT
Menikmati kehidupan lajangnya setelah perceraian
Setelah bercerai dengan Pangeran Charles, Putri Diana seakan tidak ingin menghilang dari sorotan. Ia begitu menikmati hidup dan menjalani hubungan romantis dengan beberapa pria kaya dan tampan, termasuk Dodi Al Fayed. Sang putri bahkan mengajak Pangeran William untuk ikut berlibur ke Saint-Tropez pada musim panas tahun 1997 bersama Dodi. Momen liburan tersebut terjadi sebelum keduanya meninggal karena kecelakaan di tanggal 31 Agustus 1997 di paris.
Tidak peduli dengan formalitas
Diana menyambangi i Nemazura Feeding Centre Foto: Instagram @princess.diana.forever
Putri Diana mendapat julukan The People’s Princess karena ketulusan hatinya. Ia selalu berusaha menempatkan diri pada posisi yang sama dengan orang-orang biasa yang ia temui. Saat berbicara dengan anak kecil, ia akan menunduk agar bisa menatap matanya langsung. “Jika ada orang yang gugup bertemu Anda atau Anda harus berbicara dengan anak kecil atau orang yang sedang sakit, maka tempatkan diri Anda pada posisi mereka,” ungkap Diana.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Putri Diana juga tak segan melakukan kontak langsung dengan para penderita AIDS dan kusta. Ia tidak peduli meskipun Ratu Elizabeth II dikabarkan sangat kecewa dengan perilakunya itu. Sebagai anggota keluarga kerajaan, Putri Diana ingin menunjukkan bahwa apa yang ia lakukan bukanlah sekadar formalitas. Tetapi juga karena Putri Diana benar-benar tulus dan peduli.