Tokopedia Hadirkan Batik Kultur yang Dibuat Penyandang Disabilitas

8 Agustus 2019 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cerita Di Balik Jahitan Batik Kultur bersama Tokopedia. Foto: Tokopedia
zoom-in-whitePerbesar
Cerita Di Balik Jahitan Batik Kultur bersama Tokopedia. Foto: Tokopedia
ADVERTISEMENT
Tokopedia baru saja meluncurkan kampanye terbaru mereka yang bertajuk #CeritaDiBalikJahitan. Kampanye ini merupakan inisiatif Tokopedia untuk mengangkat ‘awareness’ masyarakat terhadap produk dan kreasi lokal.
ADVERTISEMENT
Sebagai langkah awal peluncuran kampanye tersebut, Tokopedia berkolaborasi dengan Batik Kultur by Dea Valencia.
Batik Kultur sendiri pertama kali diluncurkan di Semarang pada tahun 2011 oleh Dea Valencia (25) yang saat itu masih berusia 16 tahun. Kecintaannya kepada batik, tak hanya menjadi langkah untuk melestarikan wastra Indonesia, namun juga menjadi cara yang Dea pilih untuk memberdayakan masyarakat difabel.
Berbagai cerita, motif, dan keunikan pada setiap busana Batik Kultur pun dihadirkan dalam koleksi eksklusifnya untuk Tokopedia.
Cerita Di Balik Jahitan Batik Kultur bersama Tokopedia. Foto: Tokopedia
"Dari kolaborasi ini, kami menghadirkan koleksi eksklusif yang hanya bisa didapatkan di Tokopedia. Kami ingin menyampaikan cerita di balik produk lokal, bahwa terdapat banyak tangan, usaha, dan hati yang mengorbankan waktu mereka. Itulah mengapa disebut sebagai Cerita di Balik Jahitan," papar Dea Valencia, CEO Batik Kultur di Tokopedia Tower, Jakarta Selatan, Rabu (7/8).
ADVERTISEMENT
Koleksi eksklusif tersebut hadir dalam tampilan sekitar 20 macam busana yang terdiri dari blus, rok, midi dress, cocktail dress, outer, hingga kemeja. Semua ditampilkan dalam berbagai ragam sentuhan batik yang menawan.
Tak hanya koleksinya yang cantik, beberapa busana tersebut dibuat langsung oleh para pengrajin dan penjahit difabel. "Banyak orang yang meragukan kemampuan masyarakat difabel dalam bekerja, apalagi dalam menjahit. Namun, kami melihat bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkarya," ungkap Dea.
Ia pun bercerita, sebenarnya pemberdayaan masyarakat difabel di Batik Kultur bukanlah hal yang disengaja. Semua berawal dari satu orang difabel yang menghampiri Dea untuk bekerja. Namun, seiring berjalannya waktu, Dea melihat bahwa dirinya bisa menjadi jembatan untuk memberdayakan teman-teman difabel melanjutkan kehidupan layaknya orang normal.
Cerita Di Balik Jahitan Batik Kultur bersama Tokopedia. Foto: Tokopedia
"Hingga kini, sekitar lebih dari 120 orang karyawan, termasuk 50 orang pekerja difabel berada di balik label Batik Kultur," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya menjahit, teman-teman difabel di Batik Kultur pun dipercaya dengan sejumlah pekerjaan lainnya. Mulai dari mengobras pola, merangkai pola, fotografi, hingga administrasi lewat komputer. Semua bidang pekerjaan ini dilakukan dengan masa orientasi yang disesuaikan dengan kemampuan mereka.
Cerita Di Balik Jahitan Batik Kultur bersama Tokopedia. Foto: Tokopedia
Tertarik untuk mendapatkan koleksi Cerita di Balik Jahitan Batik Kultur? Anda bisa mendapatkan koleksi eksklusif ini di Tokopedia dengan harga yang dibanderol mulai dari Rp 345 ribu.
Seluruh keuntungan dari penjualan koleksi eksklusif Batik Kultur di Tokopedia ini akan disumbangkan melalui Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSBD) Prof. Dr. Soeharso, instansi pemerintah yang memiliki tugas memberdayakan penyandang cacat tubuh atau penyandang tuna daksa dengan melaksanakan pelayanan rehabilitasi sosial, resosialisasi dan penyaluran kerja.
ADVERTISEMENT