5 Tips Aman Menikah Muda saat Masih Berstatus Mahasiswa

6 Desember 2018 18:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan yang menikah berkat Twitter. (Foto: Instagram @vananaa_)
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan yang menikah berkat Twitter. (Foto: Instagram @vananaa_)
ADVERTISEMENT
Selama berkeinginan dan mampu, sebagian mahasiswa yang sudah punya “calon” bisa saja melenggang ke hubungan yang lebih serius.
ADVERTISEMENT
Namun, seringkali menikah muda distereotipkan belum mapan dalam banyak hal, seperti dalam hal finansial maupun emosional. Maka dari itu, buat kamu yang berniat menikah muda, perhatikan lima tips berikut yang disampaikan oleh psikolog dan relationship expert Denrich Suryadi.
1. Koordinasi dengan keluarga
com-Komunikasi yang Jujur (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Komunikasi yang Jujur (Foto: Thinkstock)
“Dukungan keluarga sangat diperlukan khususnya tentang kesepakatan apakah orangtua tetap membayarkan biaya kuliah? Atau pasangan yang akan bertanggungjawab?” kata Denrich.
Soalnya ketika menikah, apa yang menjadi tanggung jawab orangtua untuk membiayai kuliah bisa dilepas begitu saja karena kamu sudah dianggap dewasa. Maka cara memastikan hal ini adalah dengan berkoordinasi kepada orangtua.
2. Persiapan
Komunikasi penting dalam LDR (Foto: Pixels)
zoom-in-whitePerbesar
Komunikasi penting dalam LDR (Foto: Pixels)
“Kesiapan pasangan kita secara psikologis dan materil adalah perlu. Apakah ia sudah bekerja/mapan atau statusnya sama seperti kita, masih kuliah? Perlu kesepakatan dan komitmen yang kuat sehingga apabila terjadi masalah, dapat dibicarakan dengan baik,” ujar dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara itu.
ADVERTISEMENT
3. Melatih mengelola waktu
Perbaiki manajemen waktu. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Perbaiki manajemen waktu. (Foto: Thinkstock)
“Apakah kita mampu mengelola waktu dengan baik? Menikah berarti menambah tanggungjawab dan peran sebagai suami/istri bahkan ayah/ibu selain menjadi mahasiswa atau mahasiswi. Pertanyaan ini wajib direnungkan,” terang Denrich.
Denrich mengingatkan bahwa kadang perkuliahan bisa jadi korban ketika sudah memiliki anak atau berakhir harus membantu pasangan mencari uang. Jika selama ini pengelolaan waktu dan diri sendiri buruk, Denrich mewanti untuk memikirkan ulang keputusan menikah.
Ya, baiknya sih kamu melatih mengelola waktu dan diri sendiri sehingga ketika sudah menikah enggak keteteran.
4. Berani menjalani pilihan dan risiko
Pria melamar kekasihnya. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Pria melamar kekasihnya. (Foto: Thinkstock)
“Berani menjalani pilihan beserta risiko dan tanggung jawabnya secara dewasa dan bijak. jangan sampai bersikap kekanakan dan akhirnya menyerah padahal sudah berjanji setia sehidup semati depan Tuhan,” tutur Denrich.
ADVERTISEMENT
Denrich juga menyarankan untuk menjaga kekompakan dan cinta dengan pasangan. Kamu harus selalu menyediakan waktu bersama pasangan dan berdiskusi soal masa depan misalnya tentang pekerjaan, kapan punya anak, berapa jumlah anak dan sebagainya.
5. Jaga komunikasi dengan pasangan
Komunikasi jadi kunci kebahagiaan. (Foto: thinkstockphotos.com)
zoom-in-whitePerbesar
Komunikasi jadi kunci kebahagiaan. (Foto: thinkstockphotos.com)
“Komunikasi yang baik harus selalu terjalin dan dilakukan pasangan muda untuk mencegah konflik dari dalam maupun luar. Tepati janji, komitmen yang sudah disepakati bersama, bicarakan jika ada masalah, mendengarkan pasangan,” ungkap Denrich.
Komunikasi yang baik, menurut Denrich, juga akan menghindarkan pasangan dari kemungkinan buruk seperti perselingkuhan atau gosip-gosip pihak keluarga.