Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Menilik Jurusan Kuliah Para Presiden Indonesia
11 September 2018 9:45 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:23 WIB
ADVERTISEMENT
Katanya, jurusan kuliah menentukan kariermu di masa depan. Bagaimana bila kamu bercita-cita menjadi seorang presiden? Jurusan kuliah apa, sih, yang harus diambil kalau ingin jadi orang nomor satu di Indonesia?
ADVERTISEMENT
Percaya atau enggak, para presiden Indonesia enggak ada yang mengambil jurusan kuliah di bidang politik atau pemerintahan. Di antara mereka bahkan ada yang mengambil jurusan kuliah Teknik, sampai Kehutanan.
Berikut kumparan rangkum jurusan kuliah para pemimpin Indonesia, dari Sukarno sampai Jokowi.
1. Sukarno
Setelah tamat menempuh HBS (Hoogere Burgerschool) Surabaya pada Juli 1921, Sukarno melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi Technische Hoogeschool te Bandoeng, yang kini lebih dikenal dengan nama Institut Teknologi Bandung (ITB). Di sana ia mengambil jurusan kuliah Teknik Sipil.
Menurut Goenarso (1995) dalam bukunya berjudul 'Riwayat perguruan tinggi teknik di Indonesia, periode 1920–1942', Sukarno dinyatakan lulus pada 25 Mei 1926. Ia diwisuda pada 3 Juli 1926 bersama delapan insinyur lainnya.
ADVERTISEMENT
"Terutama penting peristiwa itu bagi kita karena ada di antaranya tiga insinyur orang Jawa. Mereka adalah Sukarno, Anwari, dan Soetedjo," kata Prof. Jacob Clay selaku ketua fakultas saat itu.
2. Soeharto
Setamat SMP, Soeharto sempat ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi namun terhambat faktor ekonomi. Hingga di tahun 1942, ia membaca pengumuman soal penerimaan anggota Koninklijk Nederlands Indisce Leger (KNIL) alias tentara kerajaan Belanda.
Soeharto lantas mendaftarkan diri dan diterima menjadi tentara. Waktu itu, ia hanya sempat bertugas tujuh hari dengan pangkat sersan karena Belanda menyerah kepada Jepang.
3. B.J. Habibie
ADVERTISEMENT
Habibie menerima gelar Diplom Ingenieur pada 1960, serta Doktor Ingenieur pada 1965 dengan predikat terbaik yakni, Summa Cum Laude.
4. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Pada 1963, Gus Dur menerima beasiswa dari Kementerian Agama untuk belajar di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir, dengan mengambil jurusan Studi Islam.
Barton (2002) dalam buku 'Biografi Gus Dur' menulis, presiden keempat Indonesia ini menikmati hidupnya sebagai mahasiswa di Mesir. Gus Dur suka menonton film Eropa dan Amerika, hingga pertandingan sepak bola. Ia juga terlibat aktif dalam Asosiasi Pelajar Indonesia, dan menjadi jurnalis majalah perkumpulan tersebut.
5. Megawati Soekarnoputri
Seusai SMA, Megawati Soekarnoputri berkuliah di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung. Namun masa studinya hanya berlangsung setahun yakni dari 1965 sampai 1967, akibat kondisi politik yang enggak kondusif.
ADVERTISEMENT
Ketika situasi mulai membaik, Megawati kembali melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi dan memilih Fakultas Psikologi Universitas Indonesia sebagai tujuan. Tapi lagi-lagi ia enggak menamatkan kuliahnya karena pada 1970 sang ayah --Sukarno-- meninggal dunia.
6. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Sama seperti Soeharto, SBY juga merupakan lulusan militer. SBY menempuh pendidikan di Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) pada 1973, dan melanjutkan studinya ke American Language Course di Texas, Amerika Serikat.
Di Negeri Paman Sam, SBY juga belajar di Airbone and Ranger Course, Fort Benning dan Infantry Officer Advanced Course sejak 1982 sampai 1983. Ia bahkan pernah mengambil kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman pada 1984.
7. Joko Widodo (Jokowi)
Setelah lulus dari SMA Negeri 6 Surakarta, Jokowi diterima di jurusan kuliah Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. Di sana, ia belajar soal struktur kayu, pemanfaatan, hingga teknologinya.
ADVERTISEMENT
Selama kuliah, Jokowi juga aktif naik gunung dan tergabung sebagai anggota Mahasiswa Pecinta Alam Silvagama. Jokowi pun lulus pada 1985 seusai menyusun skripsi dengan judul 'Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta'.
Live Update