Berwisata Sambil Kenang Tsunami Aceh, 26 Desember Waktu yang Tepat

Konten Media Partner
20 Desember 2019 17:49 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid Rahmatillah Lampuuk, satu-satunya bangunan yang tersisa setelah tsunami di sana, foto diambil 7 Februari 2005. Foto: Adi Warsidi
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Rahmatillah Lampuuk, satu-satunya bangunan yang tersisa setelah tsunami di sana, foto diambil 7 Februari 2005. Foto: Adi Warsidi
ADVERTISEMENT
Para traveler, peneliti dan siapapun yang ingin mengetahui tentang dahsyatnya bencana tsunami Aceh, maka bersiaplah. Tanggal 26 Desember 2019 adalah waktu tempat untuk anda, mengunjungi wilayah yang pernah diremuk ombak raksasa.
ADVERTISEMENT
Di saat itu, anda akan mudah mendapatkan kesaksian banyak orang tentang bencana tersebut. Beberapa situs bekas tsunami, juga menarik untuk dikunjungi seperti Museum Tsunami, Kapal PLTD Apung, Boat di Atas Rumah, Kuburan Massal, Masjid Ulee Lheu, Masjid Rahmatillah Lampuuk, sampai beberapa tanda tsunami bekas-bekas tapak rumah yang ditinggalkan pemiliknya.
Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota di wilayah bekas bencana, telah menyiapkan ragam agenda untuk mengenang 15 Tahun Tsunami Aceh. Pemerintah Aceh bahkan telah mengeluarkan aturan, setiap tanggal 26 Desember sebagai hari libur daerah.
Pusat peringatan 15 Tahun Tsunami Aceh, secara seremonial akan digelar di Pidie Convention Center, Kabupaten Pidie. Bertajuk ‘Melawan Lupa, Membangun Siaga’ agenda disertai dengan doa bersama, serta tausiyah agama dan kegiatan pendukung lainnya. Tausyiah rencananya akan diisi oleh Ustaz Abdul Somad.
Museum Tsunami Aceh, dibangun untuk mengenang bencana. Foto: Suparta/acehkini
Plt Gubernur Aceh, Nova Irianyah dalam surat edarannya bernomor 360/20498, telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh warga Aceh untuk mengerek bendera setengah tiang, di rumah-rumah dan perkantoran, selama dua hari 27-27 Desember 2019.
ADVERTISEMENT
Plt Gubernur Aceh juga mengimbau masyarakat untuk mengisi peringatan 15 Tahun Tsunami Aceh dengan menggelar doa bersama, tausyiah, tasyakur dan tafakur di masjid-masjid, meunasah, surau, dayah, pesantren, dan rumah ibadah lainnya.
Tsunami Aceh menjadi bencana paling hebat sepanjang abad ke-21, mengakibatkan 200 ribu lebih warga Aceh menjadi korban, setengah juta lainnya kehilangan tempat tinggal. Peristiwa itu pun diperingati saban tahun di Aceh, sambil belajar menguatkan pengetahuan siaga bencana. []