BKSDA Aceh Lepas Liarkan Harimau Sumatera ‘Siti Mulye Putri Reuko’ ke Habitatnya

Konten Media Partner
19 Oktober 2022 12:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Harimau sumatera 'Siti Mulye Putri Reuko' dileparliarkan kembali ke habitat alaminya dalam kawasan hutan lindung di Kabupaten Gayo Lues, Aceh. Foto: Dok. BKSDA Aceh
zoom-in-whitePerbesar
Harimau sumatera 'Siti Mulye Putri Reuko' dileparliarkan kembali ke habitat alaminya dalam kawasan hutan lindung di Kabupaten Gayo Lues, Aceh. Foto: Dok. BKSDA Aceh
ADVERTISEMENT
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh melepasliarkan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) kembali ke habitat alaminya di kawasan hutan lindung Kabupaten Gayo Lues. Harimau yang diberi nama 'Siti Mulye Putri Reuko' itu sebelumnya dievakuasi dari lokasi Areal Penggunaan Lain (APL) wilayah Desa Sangir, Kecamatan Dabun Gelang, Gayo Lues, yang berdekatan dengan kawasan hutan lindung, karena terkena jerat.
ADVERTISEMENT
Pelepasliaran harimau sumatera tersebut dilakukan tim Balai KSDA Aceh Seksi Konservasi Wilayah 2 Resor Kutacane dan tim medis BKSDA Aceh bersama BBTNGL Resor Sangir, SPTN Wilayah 3 Blangkejeren, BPTN 2 Kutacane, Bupati Gayo Lues, Wakapolres Gayo Lues, UPTD KPH Wilayah 5-DLHK Aceh, FKL, WCS-IP, Camat Dabun Gelang beserta masyarakat Desa Sangir pada Selasa (18/10) kemarin.
Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto mengatakan, harimau sumatera tersebut pada saat dievakuasi 12 Agustus 2022 lalu, terjerat pada kaki kiri belakang yang mengakibatkan sistem sirkulasi dan motorik saraf terganggu, sehingga tim dokter memutuskan untuk melakukan perawatan intensif di kantor SPTN 3 Blangkejeren BBTNGL.
Selama perawatan kurang lebih dua bulan, Siti Mulye Putri Reuko menunjukkan progres kesehatan yang sangat baik. Setelah melalui proses observasi dan perawatan yang intensif, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan tim dokter hewan menyatakan harimau sumatera tersebut siap untuk dilepasliarkan kembali.
ADVERTISEMENT
"Siti Reuko sapaan akrab harimau sumatera tersebut, dilepaskan kembali ke kawasan Hutan Lindung Sangir, kawasan tersebut merupakan habitatnya yang berada tidak jauh dari lokasi penemuan harimau sumatera tersebut terjerat," ujar Agus dalam keterangan tertulis yang diterima acehkini, Rabu (19/10).
Agus menyebutkan, lokasi pelepasliaran itu juga merupakan usulan dari masyarakat Desa Sangir, yang meyakini harimau sumatera 'Siti Reuko' merupakan penghuni dari kawasan hutan lindung tersebut dan harus dikembalikan ke tempat asalnya.
"BKSDA Aceh menyambut baik usulan dari masyarakat Desa Sangir. Lokasi yang menjadi tempat pelepasliaran telah dilakukan kajian kelayakan dan operasi sapu jerat oleh tim BKSDA Aceh, BBTNGL, UPTD KPH 5, FKL, WCS-IP serta dibantu oleh masyarakat," kata Agus.
Ia menambahkan, pihaknya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Kabupaten Gayo Lues dan masyarakat Desa Sangir yang telah mendukung upaya penyelamatan harimau sumatera 'Siti Reuko'. Kesadaran dan rasa kepedulian terhadap satwa liar inilah yang patut menjadi teladan bagi masyarakat lain yang hidup berdampingan dengan satwa liar.
ADVERTISEMENT
"Siti Reuko tersebut merupakan pemberian dari masyarakat Desa Sangir sebagai salah satu bentuk penghargaan dan komitmen mereka dalam menjaga kelestarian satwa liar khususnya harimau sumatera," sebutnya.
Menurut Agus, Siti Reuko terlihat sangat bersemangat dapat kembali ke tempat asalnya. "Harapannya setelah pelepasliaran, harimau ini berkembang biak dan menambah populasi di alam. Pasca pelepasliaran Siti Reuko akan dilakukan pemantauan melalui camera trap untuk memonitor pergerakannya," ujarnya.