Konten Media Partner

Di Tengah Wabah Corona, Tradisi Meugang Tetap Berlangsung di Aceh

22 April 2020 11:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga tengah membeli daging Meugang di Pasar Beurawe, Banda Aceh, Rabu (22/4). Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Warga tengah membeli daging Meugang di Pasar Beurawe, Banda Aceh, Rabu (22/4). Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Wabah virus Corona tak mampu menghentikan tradisi Meugang di Aceh. Tradisi turun-turun yang diwariskan sejak zaman kesultanan, berlangsung seperti biasa, Rabu (22/4/2020).
ADVERTISEMENT
Meugang adalah tradisi membeli dan memakan daging bersama keluarga, dirayakan 3 kali setahun, menjelang Ramadhan, jelang hari raya Idul Fitri dan jelang Idul Adha.
Sejak H-2 bulan Ramadhan, Rabu (22/4), warga di Banda Aceh dan Aceh Besar telah memenuhi pasar daging di beberapa lokasi, seperti pasar Ulee Kareng, Pasar Beurawe, Peunayong, Darussalam, Setui dan lainnya.
Warga Kota Banda Aceh tengah berburu daging Meugang di Pasar Beurawe, Rabu (22/4). Foto: Suparta/acehkini
Suasana ramai terekam di pasar-pasar daging dadakan tersebut. Yang berbeda kali ini sebagian warga terlihat memakai masker saat berburu daging Meugang.
Amatan acehkini di jalan T Iskandar Beurawe, Banda Aceh, lapak-lapak daging mulai digelar penjual sejak Subuh. Setelahnya, pasar ini ramai diserbu pembeli daging.
“Semalam kami potong 4 ekor sapi, jika cepat habis nanti kami potong lagi,” jelas Haji Bit, salah seorang pedagang di Beurawe.
Seorang penjual daging Meugang di Banda Aceh terlihat memakai masker. Foto: Suparta/acehkini
Pagi ini, daging segar di Beurawe dijual Rp 150 ribu per kilogram. Hati dan limpa juga dihargai Rp 150 ribu rupiah. Tulang Rp 80 ribu rupiah, sementara babat Rp 30 ribu perkilo.
ADVERTISEMENT
Sementara di Pasar Ulee Kareng, harga daging sedikit lebih mahal, dijual Rp 170 ribu per kilogram. Suasana juga ramai di sana, bahkan para penjual daging telah mulai membuka lapak sejak Selasa kemarin.
“Tadi saya beli di Ulee Kareng Rp 170 ribu, padahal jarak Beurawe dan Ulee Kareng tak sampai dua kilometer,” keluh Ampelsa, seorang pembeli. []