Gugus Tugas COVID-19 Aceh Minta Pasien Jujur soal Riwayat Perjalanan

Konten Media Partner
27 Maret 2020 11:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi petugas medis berpakaian hazmat yang menangani pasien COVID-19 di RSUDZA, Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi petugas medis berpakaian hazmat yang menangani pasien COVID-19 di RSUDZA, Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Kejujuran pasien tentang riwayat perjalanannya sangat dibutuhkan guna meminimalkan risiko akibat Virus Corona atau COVID-19. Apabila tak jujur, dampaknya akan merugikan banyak orang yang ada di sekitar pasien.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Aceh, Saifullah Abdulgani, usai kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) meninggal dunia dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, yang kedua.
"Belajar dari kasus PDP berinisial EY, kami mengimbau masyarakat, terutama pasien dan keluarga pasien menyampaikan informasi tentang riwayat pasien secara detail kepada tenaga medis yang merawatnya," ujar Saifullah, dalam keterangannya, Jumat (27/3).
Saifullah Abdulgani, Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Aceh. Foto: Suparta/acehkini
PDP laki-laki berusia 43 tahun itu menghembuskan nafas terakhir di ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU) RSUDZA Banda Aceh pada Rabu (25/3) malam. Pasien tersebut belum dinyatakan positif COVID-19 karena belum ada hasil pemeriksaan swab dari laboratorium Balitbang Kementerian Kesehatan di Jakarta.
"Kita berharap EY bukan PDP Positif COVID-19. Sebab, bila hasil pemeriksaan swab-nya positif, akan banyak petugas yang harus dikarantina selama 14 hari," sebut Saifullah.
ADVERTISEMENT
Pasien EY tersebut sempat menjalani perawatan di ruang pasien umum sebelum ditetapkan sebagai PDP COVID-19. Karena EY didiagnosa sebagai penderita infeksi empedu.
"Namun, begitu tim medis merencanakan tindakan operasi dan pemeriksaan foto thorak, tim medis menemukan pneumonia akut mirip penderita COVID-19," kata dia.
Saifullah menjelaskan, setelah didalami lebih lanjut terungkap EY memiliki riwayat ke Malaysia, 13 hari sebelumnya. Tanpa informasi baru tiba dari daerah penularan Virus Corona, maka ditangani sebagaimana pasien gangguan empedu lainnya.
"Informasi dari RSUDZA, EY sudah sering berobat, sehingga petugas tak menaruh curiga," ujarnya.
Atas kejadian itu, Saifullah sangat mengharapkan pasien dan keluarga pasien untuk tidak bohong dan memberikan informasi yang jujur terkait riwayat perjalanan pasien.
ADVERTISEMENT
"Dalam situasi seperti saat ini, bantu petugas medis dengan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada petugas," kata Saifullah.
Seiring kasus tersebut, akun media sosial RSUDZA Banda Aceh mengunggah informasi yang berisi perihal meminta agar pasien tidak membohongi petugas kesehatan, pada Kamis (26/3).
"Tolong jangan bohongi kami. Mari sama sama menjaga, kami juga memiliki keluarga," tulis keterangan Instagram RSUDZA Aceh sembari mengunggah sebuah foto.