Kisah Masjid Jama Fatehpur Sikri di India, Tanda Syukur Akbar

Konten Media Partner
22 Mei 2020 5:44 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid Fatehpur Sikri. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Fatehpur Sikri. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
Pengemar drama atau film India pasti familiar dengan nama tokoh Raja Akbar. Ada beberapa drama dan film yang terinspirasi dari kisahnya. Namun banyak juga yang tidak tahu jika Sultan Akbar dan Shah Jahan yang membangun Taj Mahal adalah dua orang yang berbeda. Shah Jahan sendiri merupakan Cucu Akbar dari anaknya yang juga Sultan Mughal, bernama Jahangir.
ADVERTISEMENT
Setelah beberapa tahun menjadikan Agra sebagai ibu kota kerajaan karena sebuah janji akan kesyukuran, Akbar memutuskan membangun sebuah kota baru dan menamainnya Fatehpur Sikri atau kota kemenangan. Masjid adalah salah satu bangunan pertama yang dibangunnya.
Kolam di halaman masjid. Foto: Khiththati/acehkini
Pesona masjid Fatehpur Sikri. Foto: Khiththati/acehkini
Ada banyak kisah menarik tentang kota ini, salah satu warisan dunia di India. Kota berjarak 43 kilometer dari Kota Agra, menyimpan sejumlah peninggalan sejarah, acehkini pernah dua kali menjelajahinya, pada Mei 2018 dan Agustus 2019 lalu.
Komplek Fatehpur Sikri yang dibangun tahun 1571, menjadi contoh bagi banyak arsitektur Mughal lain beberapa tahun setelahnya. Masjid didirikan Sang Sultan sebagai tempatnya beribadah. Setiap Jumat, Akbar datang ke sini berjalan kaki dari istana yang ditempati tak jauh dari sana. Kedatangannya selalu diikuti oleh iring-iringan pejabat istana lain.
King Gate, gerbang timur untuk masuk ke komplek masjid. Foto: Khiththati/acehkini
Masjid dari pintu gerbang masuk. Foto: Khiththati/acehkini
Akbar memasuki masjid melalui gerbang timur yang kini dikenal sebagai King Gate. Gerbang ini tidak mengalami perubahan apapun hingga kini. Pintu ini langsung menghadap ke arah mesjid di depannya. Antara gerbang dan tempat ibadah utama terdapat halaman terbuka yang luas. Di kanannya terdapat sebuah makam ulama terkenal, dan sebuah gerbang megah lain di sebelah kirinya.
ADVERTISEMENT
Panjang bangunan induk masjid 165 meter, dengan bagian tengah sepeti pintu besar yang tinggi. Pada atap yang lebih rendah terdapat dua buah kubah sedang yang diapit oleh kubah kecil yang di bawahnya terdapat banyak tiang. Bangunan ini dibuat simestris sehingga pintu besar sebagai tempat inti, benar-benar berada di tengah.
Bagian dalam masjid. Foto: Khiththati/acehkini
Masjid ini dianggap sebagai salah satu transisi dalam arsitektur Islam di India karena beberapa elemen asli pada struktur di dalamnya masih memperlihatkan gaya Persia yang kental. Batu pasir merah merupakan bahan baku utama bangunan. Fasad yang membentuk lengkungan terlihat rapi dan indah. Terdapat juga iwan dengan bukaan tiga membentuk lengkungan simestris yang dibingkai dengan panel dengan lima mahkota chhatris.
Pada dinding mihrab dan tempat imam berdiri memimpin salat, terdapat banyak ukiran ayat Al-Qur’an dan bunga. Pada dinding tersebut dibuat tiga dinding melengkung dengan hiasan ukiran rumit di atas marmer putih, dibatasi ubin berlapis kaca serta kaligrafi tinta emas berlatar marmer biru.
Kolam berwudu. Foto: Khiththati/acehkini
Bagian atap masjid. Foto: Khiththati/acehkini
Sampai kini, masjid tetap ramai setiap Jumat dan waktu lainnya. Pada sore hari, gelak tawa anak-anak setelah belajar mengaji akan terdengar meriah. Ada sebuah madrasah yang berada tak jauh dari tempat ibadah utama. Suasana di dalam komplek ini tetap dingin walaupun di tengah cuaca panas.
ADVERTISEMENT
Tertarik berkunjung, tunggu dulu sampai India dan dunia benar-benar telah dinyatakan aman dari virus corona. []
Bagian dari madrasah. Foto: Khiththati/acehkini
Suasana di komplek masjid. Foto: Khiththati/acehkini