Lima Kampung di Bener Meriah Jadi Desa Devisa Kopi Gayo

Konten Media Partner
12 Januari 2023 10:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kebun kopi di Bener Meriah, potensi dikembangkan sebagai agrowisata. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Kebun kopi di Bener Meriah, potensi dikembangkan sebagai agrowisata. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Lima kampung di Bener Meriah, Aceh diresmikan sebagai desa devisa klaster kopi Gayo oleh Asisten II Sekda Aceh, Mawardi mewakili Gubernur Aceh, Rabu (11/1/2023).
ADVERTISEMENT
“Nantinya kelima kampung ini akan mendapat pembinaan khusus dalam pengembangan pertanian kopi dan pemberdayaan UMKM, sehingga kopi Gayo yang dihasilkan dari Bener meriah akan semakin menembus pasar ekspor dunia,” kata Mawardi.
Lima kampung yang dinyatakan sebagai desa devisa klaster kopi Gayo adalah Kampung Waq Pondok Sayur, Kampung Kute Lintang, Kampung Panji Mulia I, kampung Bale Redelong, dan Kampung Sedie Jadi. Kelima kampung itu merupakan penghasil utama kopi di wilayah Bener Meriah.
“Peresmian desa devisa kopi Gayo itu telah melalui kajian matang yang dilakukan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Provinsi Aceh, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dan Bank Syariah Indonesia, sebagai penggagas utama kegiatan itu,” kata Mawardi.
Kopi jenis arabika yang dihasilkan dari lima kampung itu telah menembus pasar ekspor di berbagai negara. Untuk lebih memaksimalkannya, Kanwil DJKN Aceh, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dan BSI, berupaya mendorong agar produktivitas kopi Arabika Gayo dari lima desa ini lebih meningkat lagi melalui sistem pembinaan yang terpadu.
ADVERTISEMENT
“Pembinaan terpadu yang dimaksud dimulai dari proses produksi hingga proses pemasaran. Dengan demikian devisa yang dihasilkan dari pertanian ini akan lebih besar, sehingga petani juga lebih untung,” ujar Mawardi.
Pemerintah Aceh mengajak komunitas petani kopi yang ada di lima desa itu harus segera mempersiapkan diri untuk mendapatkan transformasi pengetahuan terkait pengembangan pertanian yang lebih berkualitas, sebab pihak Kanwil DJKN Aceh, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dan BSI akan menurunkan tenaga ahli untuk menjalin kerja sama dengan petani lokal.
Dengan transformasi pengetahuan itu diharapkan sistem pertanian kopi di lima desa tersebut lebih maju dan hasil kopi yang diperoleh lebih meningkat. “Semoga dukungan yang diberikan untuk kelima desa devisa ini dapat pula memberi manfaat bagi petani desa lainnya di wilayah Bener Meriah,” tutup Mawardi. []
ADVERTISEMENT