Pesan Cut Putri, Perekam Dahsyatnya Tsunami Aceh

Konten Media Partner
11 Januari 2020 10:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Cut Putri, perekam dahsyatnya tsunami Aceh. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Cut Putri, perekam dahsyatnya tsunami Aceh. Foto: Suparta/acehkini
Nama Cut Putri pernah begitu melambung usai tsunami menghancurkan sebagian pesisir Aceh, 15 tahun silam. Dia menjadi salah satu perekam detik-detik tsunami menggulung kawasan Lamjame, Banda Aceh. Videonya kemudian disiarkan beberapa stasiun televisi, menggugah dunia untuk ambil bagian membantu Aceh setelahnya.
ADVERTISEMENT
Sabtu pagi, (21/12/2019) lalu, Cut Putri tampil bak ratu dengan baju kebesaran bangsawan Aceh masa silam, menerima tamu-tamu yang datang ke Taman Poteu Jeumaloy, kompleks makam Sultan Sayed Jamalul Alam Badrul Munir Jamalullail di Kampung Baru, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh.
Cut Putri dalam agenda Haul Sultan Sayed Jamalul di Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
Yayasan Darud Donya, lembaga yang dipimpin Cut Putri sedang menggelar Maulid Nabi Muhammad SAW, sekaligus memperingati haul Sultan Sayed Jamaul, yang memerintah kesultanan Aceh pada 1703-1726, atau dikenal sebagai Sultan Aceh ke-22.
Berkerudung hijau dengan balutan kain kuning, Cut Putri tampil di panggung, membeberkan sekilas agenda yang diinisiasinya. “Ini adalah haul Sultan Sated Jamalul yang pertama dilaksanakan sejak ratusan tahun yang lalu sejak agresi militer Belanda ke Aceh," kata Cut Putri.
ADVERTISEMENT
Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung ini, kerap berada di Aceh membangun kesadaran warga untuk menjaga aset sejarah dan melestarikannya. Dia bahkan beberapa kali ikut mengawal makam kuno agar tak tergusur pembangunan, di lokasi berjejak kerajaan Aceh dulu.
Cut Putri berdiri di tempatnya merekam kejadian tsunami Aceh, 22 Desember 2005. Foto: Adi Warsidi
Sebagai perekam tsunami Aceh 15 tahun lalu, Cut Putri masih mengingat aksinya. Kala itu, dia sedang berada di rumah pamannya, Sayed Hoesainy, Kabid Humas Polresta Banda Aceh, di kawasan Lamjame. Ada acara pernikahan sepupunya yang akan digelar.
Usai gempa, pamannya keluar untuk ke kantor, lalu bencana itu datang. Cut Putri yang selalu membawa kamera MiniDV miliknya naik ke lantai dua rumah, sambil melafalkan nama Allah dan ayat-ayat Alquran, dia menghidupkan kameranya. Rumah-rumah digulung, orang-orang berteriak terekam baik.
ADVERTISEMENT
“Saya terus berusaha merekam dengan perasaan tak tentu,” katanya. Rumah itu masih kokoh, hanya rusak ringan saat itu. Pamannya, Sayed Hoesainy menjadi salah satu korban tsunami Aceh.
Evakuasi mayat korban tsunami Aceh, 1 Januari 2005. Dok. acehkita.com/Dhandy
Usai kejadian, Cut Putri dan keluarga menunju ke Bandara Sultan Iskandar Muda, mengungsi. Dia terus berusaha merekam kejadian sekitar. Dua hari kemudian, Cut Putri dan keluarga kembali ke Jakarta, setelah mendapat pesawat.
Di Bandara Cengkareng, orang-orang heran dengan kondisi mereka. Pakaian Cut Putri yang dipakai sejak tsunami masih melekat di tubuhnya, berlumpur, berdarah, dan tanpa alas kaki. Sampai orang-orang paham, mereka mengalami peristiwa tsunami Aceh.
Penampilan Cut Putri setelah setahun tsunami, di rumah almarhum pamannya, tempat dia merekam. Foto: Adi Warsidi
Video amatir Cut Putri kemudian diserahkan ke stasiun Metro TV untuk disiarkan. Itulah salah satu gambaran lengkap pertama tentang ganasnya tsunami Aceh. Beberapa stasiun televisi luar negeri ikut menyiarkannya, menggalang solidaritas kemanusiaan seluruh dunia untuk membantu Aceh. Video rekaman itu kerap disiarkan ulang saban tahun, saat peringatan tsunami.
ADVERTISEMENT
Setelahnya, perempuan itu mendirikan Cut Putri Foundation untuk ikut terlibat membantu korban tsunami Aceh. Sampai kemudian mendirikan Yayasan Darud Donya, setelah Aceh benar-benar pulih usai bencana 15 tahun silam.
Kini, Cut Putri punya harapan agar Aceh terus membangun, “bukan cuma dalam segi fisik namun juga dalam mental dan akhlak,” katanya kepada acehkini.
Dia berharap Pemerintah agar dapat bergerak lebih cepat, cerdas dan tepat dalam mensejahterakan rakyat dan bangsa Aceh, serta mampu meraih dukungan penuh dari masyarakat. “Kekhususan dan Keistimewaan Aceh harus lebih diperhatikan dan terus diperjuangkan agar dapat terwujud dengan sebenar-benarnya dan secepatnya,” tambahnya.
Cut Putri juga berharap masyarakat Aceh terus belajar tentang bencana, untuk menguatkan kesiagaan terhadap potensi yang tidak dapat diprediksi kapan datang selanjutnya. []
ADVERTISEMENT