Konten Media Partner

Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe Luncurkan 12 Buku Karya Guru dan Siswa

3 Maret 2020 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buku karya guru dan siswa Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe yang diluncurkan pada kegiatan Kenduri Buku pada Selasa (3/3). Foto: Reza Juanda/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Buku karya guru dan siswa Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe yang diluncurkan pada kegiatan Kenduri Buku pada Selasa (3/3). Foto: Reza Juanda/acehkini
ADVERTISEMENT
Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe meluncurkan 12 buku yang ditulis oleh guru dan siswa di sekolah itu. Peluncuran dan sekaligus bedah buku dilakukan pada Selasa (3/3) di kompleks sekolah di Desa Panggoi, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Aceh.
ADVERTISEMENT
Peluncuran buku tersebut turut dimeriahkan dengan penampilan sejumlah tari tradisional Aceh yang diperagakan oleh siswa sekolah di bawah Yayasan Sukma Bangsa. Semua kegiatan itu berlangsung dalam acara yang diberi nama 'Kenduri Buku'.
Direktur Utama Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe, Susan Sovia, mengatakan dari 12 buku yang diluncurkan itu sebanyak 7 di antaranya merupakan karya siswa tingkat SMP dan SMA. Sementara 5 lainnya merupakan karya guru.
Siswa Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe memperagakan Tari Seudati pada acara Kenduri Buku, Selasa (3/3). Foto: Reza Juanda/acehkini
Tujuh buku yang ditulis siswa tersebut, kata Susan, semuanya berhubungan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Misalnya buku berjudul 'Rampagoe: Semua Ada Di Sini'. Rampagoe sendiri merupakan bahasa Aceh untuk menyebut alat pemotong pinang.
"Dengan tulisan di buku itu, mereka ingin memperkenalkan budaya Aceh kepada masyarakat Indonesia secara luas," kata Susan kepada acehkini, pada Selasa (3/3).
ADVERTISEMENT
Menurut Susan, buku-buku karya siswa dan guru itu merupakan lanjutan dari program literasi yang rutin digelar di sekolah itu sekitar 30 menit saban pagi.
Penampilan tari tradisional yang diperagakan siswa Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe pada acara Kenduri Buku. Foto: Reza Juanda/acehkini
Penampilan tari tradisional Aceh yang diperagakan siswi Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe pada acara Kenduri Buku, Selasa (3/3). Foto: Reza Juanda/acehkini
Susan menjelaskan, program literasi setiap pagi itu mengajak siswa membaca buku dan ditutup dengan menulis resensi buku yang telah dibaca.
Dengan demikian, menurutnya, siswa akan terbiasa dengan menulis. Program literasi itu telah berjalan sejak beberapa tahun lalu. "Tahun ini kita lebih mengembangkan lagi kegiatan literasi," tutur Susan.
Dengan diluncurkan 12 buku tersebut, maka hingga 2020 sekolah itu telah menerbitkan total 25 buku yang ditulis oleh siswa dan guru. "Targetnya setiap tahun harus ada buku yang diterbitkan," sebut Susan.
Suasana peluncuran dan bedah 12 buku karya guru dan siswa Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe dalam acara Kenduri Buku, Selasa (3/3). Foto: Reza Juanda/acehkini
Sementara itu, Euis Putri Rahmadani, siswa Kelas XII SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe, menuturkan membaca dan menulis sudah menjadi kebiasaan dirinya sehari-hari. "Rasanya tidak sah dalam sehari itu tidak membaca dan menulis," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Dengan kesukaannya terhadap membaca dan menulis, Euis menulis buku 'Ladya Galaska: Kisah-kisah'. Sebelumnya ia juga terlibat dalam menulis sejumlah buku antologi lainnya.
Salah satu motivasinya gemar membaca dan menulis adalah karena melihat orang-orang yang telah sukses. "Kebiasaan orang sukses itu adalah membaca, jika kalian ingin sukses, maka membaca lah," kata Euis.
Euis Putri Rahmadani, siswa Kelas XII SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe, penulis buku 'Ladya Galaska: Kisah-kisah' di acara Kenduri Buku. Foto: Reza Juanda/acehkini
Siswi Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe berpose dengan buku baru di acara Kenduri Buku, Selasa (3/3/2020). Foto: Reza Juanda/acehkini