Ziarah ke Makam Pahlawan Nasional Teuku Umar

Konten Media Partner
12 Februari 2023 9:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ziarah ke makam Teuku Umar. Foto: Disbudpar Aceh
zoom-in-whitePerbesar
Ziarah ke makam Teuku Umar. Foto: Disbudpar Aceh
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Almuniza Kamal berkesempatan ikut ziarah ke makam pahlawan Nasional, Teuku Umar di Desa Mugo, Panton Reu, Aceh Barat, Sabtu kemarin.
ADVERTISEMENT
Agenda ziarah ke makam Teuku Umar digelar Pemkab Aceh Barat dalam rangka memperingati hari syahid Teuku Umar dalam sebuah pertempuran dengan pasukan kolonial Belanda pada Pada 11 Februari 1899.
Almuniza mengajak semua masyarakat khususnya di Aceh Barat untuk terus merawat makam pahlawan nasional tersebut. “Pemerintah Aceh pada 2021 sudah membangun (merevitalisasi) akses ke sini (objek wisata sejarah makam Teuku Umar. Saya harap para budayawan, pegiat wisata dan sejarah, serta masyarakat di Aceh Barat terus menjaga kelestarian,” ujarnya.
Berdasarkan catatan Disbudpar Aceh tahun 2022, di Aceh Barat ada 26 cagar budaya dan total objek wisata sebanyak 35 spot.
Almuniza Kamal (kanan) saat ziarah ke makam Teuku Umar.
Almuniza menilai kota kelahiran Teuku Umar ini memiliki banyak potensi untuk menarik minat wisatawan. Apalagi, pada tahun 2021 Pemerintah Aceh telah menggelontorkan dana sekitar Rp 3,5 miliar untuk merevitalisasi objek wisata religi dan bersejarah makam Teuku Umar.
ADVERTISEMENT
“Banyak potensi yang bisa digarap di sini. Teman-teman bisa membuat atraksi (budaya dan pariwisata), salah satunya kegiatan seperti ini, haul, bisa dimaksimalkan agar wisatawan datang ke sini. Ayo berwisata di salah satu cagar budaya unggulan di Aceh Barat ini,” pungkasnya.

Kisah Teuku Umar

Teuku Umar adalah salah satu pahlawan nasional dan terkenal dengan strategi gerilya melawan serdadu Belanda. Status Teuku Umar sebagai seorang pahlawan nasional dikukuhkan dalam SK Presiden No. 087/TK/1973 tanggal 6 November 1973.
Teuku Umar (tengah) bersama pasukannya, memakai rencong dan siwah. Dok. KITLV
Saat perang Aceh meletus pada 1873, Teuku Umar masih berumur 19 tahun ikut berjuang di medan perang bersama pejuang-pejuang lainnya. Pada tahun 1883, Teuku Umar memutuskan melakukan taktik berpura-pura bekerja sama dengan Belanda dan memperoleh kepercayaan Belanda.
ADVERTISEMENT
Semua itu dilakukannya demi menghimpun senjata dan informasi mengenai Belanda. Setelah itu, Teuku Umar kembali ke sisi rakyat Aceh dan memimpin perang Aceh bersama istrinya Cut Nyak Dhien.
Belanda yang merasa dikhianati Teuku Umar langsung menjadikannya sebagai buronan utama. Bersama pasukannya, Teuku Umar kerap merepotkan penjajah.
Suatu ketika, saat melakukan perjalanan ke Meulaboh pada 11 Februari 1899, Belanda mengepung pasukan Teuku Umar, dan terjadilah pertempuran. Teuku Umar gugur sebagai pahlawan. Istrinya, Cut Nyak Dhien meneruskan perjuangan melawan Belanda. []