Hati - Hati Gerakan Tanpa Makna

Acep Jamaludin (Cepjam)
Seorang Aktivis pergerakan yang aktif dalam beberapa isu strategis pernah berkuliah di UIN SGD Bandung dan sekarang menjadi direktur kajian strategis di perusahaan sinergi riset nusantara yang bergerak dibidang konsultan politik dan riset
Konten dari Pengguna
3 Oktober 2022 13:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Acep Jamaludin (Cepjam) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan pandangan kepada setiap gerakan yang menginginkan makna dalam setiap hasilnya karena bisa saja seolah-olah kita bergerak tapi ternyata tak menghasilkan apa apa

foto diambil oleh penulis
zoom-in-whitePerbesar
foto diambil oleh penulis
Dalam gerakan tim merupakan elemen terpenting dalam proses mencapai target, banyak dari kita menggunakan tim tidak dengan baik yang mengakibatkan terjadinya kegagalan komunikasi yang berujung pada dis fungsinya kerja tim dalam mencapai target bahkan kurangnya pemimpin dalam melakukan relasi kuasa dan manajemen kelompok bisa cenderung membuat tim berantakan maka keberadaan tim dan pemimpin yang efektif dan efisien dibutuhkan agar proses pencapaian target gerakan dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan terukur.
ADVERTISEMENT
Peta ekonomi dan politik sangat dibutuhkan untuk menentukan siapa musuh dan di mana medan gerak, sering kali dalam beberapa gerakan orang melupakan hal ini yang membuat gerakan hanya dari keputusan atau keinginan program tanpa makna yang pasti bagi tim termasuk untuk subjek dan objek gerakan tersebut, maka penting kiranya dalam suatu gerakan memiliki musuh yang jelas dan memahami medan gerak.
Berdasarkan laporan data konsensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 Negara Kesatuan Republik Indonesia dihuni oleh 270,70 juta manusia. Populasi itu, dibagi menjadi 6 (enam) jenis generasi yaitu, 1). Pre - Boomer, yaitu manusia indonesia yang lahir pada tahun 1945 atau tentan umur 75 tahun ke atas dengan jumlah populasi sebesar 1,87% 2). Baby Boomer, yaitu generasi manusia Indonesia yang lahir di rentan tahun 1946-1964 dan diperkirakan berumur 57-75 tahun dengan jumlah populasi 11,56%. 3). Generasi X, yaitu generasi yang lahir di tahun 1965-1980 dengan rentan umur sekitar 40-55 tahun dan berjumlah populasi 21,88%. 4). Generasi Milenial, yaitu generasi yang lahir pada tahun 1980-1996 dengan rentan umur 24-39, populasi penduduk sejumlah 25,87%. 5). Generasi Z yaitu generasi yang lahir pada tahun lahir pada tahun 1997 – 2012, populasi sebanyak 27,94 %. dan 6). Post - Gen Z, yaitu generasi yang lahir pada tahun 2012 sampai sekarang dengan jumlah populasi sebanyak 10.88%.
ADVERTISEMENT
Dari jenis generasi di atas, cenderung yang paling disoroti dan dan selalu dibandingankan adalah Generasi Baby Boomer, Generasi X, generasi dan Generasi. ketiga generasi tersebut memiliki perbedaan karakteristik yang cukup mencolok dan dapat kita jadikan sebagai acuan untuk mengelola kebijakan negara. Generasi Baby Boomer misalnya ia cenderung adaptif, mudah menerima dan mampu menyesuaikan diri. Mereka dianggap sebagai generasi lama yang cukup tau segalanya karena mengalami berbagai kondisi perubahan dunia terutama kondisi yang disebabkan oleh Perang dunia II. Meski demikian, generasi ini juga mereka juga cenderung memiliki sifat anti - kritik dan lebih menyalahkan generasi setelahnya. Kemudian generasi X, generasi ini memiliki sedikit perbedaan dengan generasi baby boomer karena mereka hidup pada awal masa pertumbuhan teknologi seperti video games, televisi kabel, internet dan Personal Computer. Generasi ini cenderung memiliki karakter yang lebih mandiri dan mengutamakan karir, sisi buruknya mereka cenderung individual skeptis yang dengan tipikal tidak mau terlibat jika tanpa ada untungnya. Ketiga, ada generasi yang mana mereka hidup pada masa di mana teknologi mencapai kemajuannya. Mereka hidup pada masa di mana internet semakin terbuka secara luas, dan informasi semakin mudah untuk di akses. Kondisi demikian membuat mereka lebih memiliki pandangan politik dan ekonomi yang cukup terbuka. terakhir adalah generasi Z yaitu generasi yang cukup up to date dengan isu yang tersebar melalui saluran internet dan platform media digital lainnya. Kedua polusi terakhir tersebut generasi dan generasi Z merupakan usia produktif yang seharusnya peluang negara untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Proporsi target dalam gerakan adalah cara dalam gerakan agar bisa menerima konsekuensi logis yang terukur dalam setiap gerakan artinya bahwa tim harus memahami jika selama ini dalam gerakan pasti mendapatkan kegagalan dan kemenangan, namun semua itu sangat lumrah terjadi di setiap gerakan maka penting untuk menentukan proporsi target gerakan yang melihat pengalaman dan pencapaian sebelumnya serta perlu optimal dalam gerakan selanjutnya
Bagaimana mencapai target? di dalam gerakan sosial kegagalan dan keberhasilan gerakan selalu lumrah terjadi, walaupun setiap gerakan pasti menginginkan suatu perubahan sosial yang berarti misalkan bentuk perubahan sosial merujuk pada perubahan yang sudah diterima karena perubahan syarat geografi, kebudayaan, material, komposisi penduduk, ideologi, sampai adanya difusi atau inovasi baru dalam masyarakat. ada beberapa teori perubahan sosial, yaitu teori siklus, teori gerakan sosial, teori modernisasi, dan teori konflik. lalu teori gerakan sosial yang perlu dipahami yakni teori mobilisasi sumber daya, teori nilai tambah, teori perspektif norma, dan yang terakhir teori merakit perspektif. artinya dalam mencapai target gerakan perlu menentukan maksud gerakan tersebut lalu memahami teori dan digabungkan dengan strategi.
ADVERTISEMENT
strategi utama gerakan yang penting untuk disusun dan dipahami oleh tim yakni pertama operasi darat di mana tim harus menganalisis peta ekonomi dan politik, konsolidasi dengan rakyat yang bersangkutan, pemetaan kelompok strategis gerakan, konsolidasi dengan kelompok gerakan, dan yang terakhir pembuatan agen yang bisa masuk ke setiap elemen kelompok gerakan. yang kedua operasi udara di mana tim harus melakukan riset media untuk pemetaan isu baik di media atau isu yang berkembang serta petakan jaringan isu, juga untuk bantuan data mentah, pembuatan pengemasan dalam mengubah isu yang disepakati dengan berbagai bentuk, pemilihan platform proses penggunaan media yang tepat akan membantu efektif pembentukan opini publik, yang terakhir melakukan amplifikasi proses penyebaran melalui berbagai platform sesuai kebutuhan.
ADVERTISEMENT
Termasuk konversi isu - isu yang melingkupi permasalahan di generasi, Pertama menyangkut demokrasi dan HAM (defender animal liberation, perlindungan, isu lingkungan - gaya hidup ramah lingkungan- equality, mentalitas), Kedua Menyangkut ekonomi dan politik (pola hubungan kerja yang lebih fleksibel dan tidak terikat, entrepreneurship, digital, digital marketing, kreativitas, apatis, rendahnya kepercayaan dan partisipasi terhadap lembaga negara)
Terakhir saya tidak mencantumkan atau menyebutkan kegagalan gerakan yang ada di indonesia atau bahkan di dunia termasuk pola sabotase yang selalu dilakukan yang membuat kelompok gerakan terpecah belah walaupun memiliki isu yang sama termasuk teori yang dibutuhkan dalam gerakan yang panjang, artinya bagi pandangan saya kegagalan, pola sabotase dan pemecah belah kelompok gerakan sangat lumrah dari semenjak era revolusi dan dibelahan dunia lainnya, maka yang penting bagi saya ingin disampaikan dalam tulisan ini adalah menjaga agar gerakan selanjutnya tidak sia - sia atau bahkan gagal adalah kewajiban bersama.
ADVERTISEMENT