Telkom Penuhi Kebutuhan Finansial, Hadirkan Indibiz untuk Solusi Bisnis Digital

Digital support untuk perbankan, koperasi, dan lembaga keuangan lain (freepik)

Dahulu, mau mulai bisnis itu susah sekali. Para pelaku usaha kerap dipandang sebelah mata. Apalagi bagi individu yang tak punya warisan atau bukan keturunan dari “orang kaya”. Modal selalu menjadi penghalang bagi mereka yang ingin fokus dalam dunia usaha di Indonesia. Semangat untuk mulai terjun dalam bisnis digital kembali terpacu setelah aku mengunjungi event Digiland 2023 yang seru.

Seiring zaman yang terus berganti, bisnis digital pun terus dilirik. Apalagi saat masa pandemi yang menuntut pelaku bisnis di seluruh dunia harus memanfaatkan internet untuk jaga kelangsungan bisnisnya. Penulis termasuk creativepreneur yang menggunakan internet untuk buka peluang bisnis digital baru.

Fleksibilitas bisnis pun harus dibangun untuk kebutuhan finansial yang stabil. Waktu yang terus berjalan, memutuskan diriku harus mengenali aplikasi-aplikasi finansial teknologi (fintech) yang mulai bermunculan bahkan sebagai pendamping dari bisnis itu sendiri. Nyatanya untuk memacu perkembangan bisnis digital makin maju, para pelaku usaha tak hanya akrab dengan dompet digital (e-wallet) saja. Ada juga produk digital seperti kasir dan toko online. Bahkan, semangat berbisnis makin terpacu saat platform crowdfunding, P2P lending, dan micro finance juga mewarnai industri keuangan di Indonesia.

Tentu bisnis digital yang aku jalankan bersama sirkelku butuh dukungan semua produk dan platform tersebut. Untungnya, Telkom Indonesia mampu memenuhi kebutuhan finansial dalam menciptakan ekosistem solusi digital dunia usaha di Indonesia melalui Indibiz. Kehadiran Indibiz diperkenalkan langsung kepadaku saat momen ulang tahun ke-58 Telkom Indonesia dalam acara Digiland 2023 di Istora Senayan, Jakarta. Begini ceritaku saat berkenalan dengan Indibiz pada akhir pekan lalu.

Booth Indibiz di Digiland 2023 (dok. Telkom Indonesia)

Lebih dari Aset, Indibiz Finance hadir sebagai Solusi Keuangan Bisnis Digital

Bermula dari keputusan besar dalam hidupku untuk resign sebagai buruh bank pada masanya. Aku fokus menjalani profesi sebagai konten kreator. Ternyata, profesi ini tak lagi sekadar membuat konten untuk media sosial saja. Ada keinginanku untuk membangun bisnis digital atau rumah produksi. Meski sebenarnya, bangun bisnis tersebut tak bisa seorang diri.

Mungkin inilah yang disebut kolaborasi. Jaringan pertemanan antar konten kreator yang gemar berkarya membuat kita tak hanya bisa duduk manis saja. Setelah diskusi panjang, tercetuslah ide awal bisnis digital agensi untuk membuat CV Kreatoria.

Dari bentuk badan usaha ini, kami mulai memunculkan ide-ide program atau kegiatan bisnis digital supaya makin beragam. Misal project menulis tematik, kompetisi antar konten kreator, media coverage sampai hal-hal lain yang sesuai dengan tren bisnis digital yang sedang naik daun. Alhamdulillah, kami menciptakan peluang cuan yang cukup besar dari pengembangan model bisnis seperti ini.

Perjalanan bisnis Kreatoria pun dipertemukan dengan Telkom Indonesia yang baru saja memiliki Indibiz agar lebih fokus dalam garapan segmen business to business (B2B) untuk membangkitkan pelaku UKM dari berbagai daerah. Tentu visi misi tersebut bukan sesuatu yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. Perlu kolaborasi yang kuat untuk membawa bisnis atau pelaku UKM ke arah go digital ditengah persaingan global.

Tantangan lain yang juga akan diimplementasikan Indibiz tertuang melalui 4 pilar solusi. Pertama, solusi platform dan layanan digital. Kedua, kolaborasi dengan start up dan para developer yang fokus untuk solusi kemajuan UKM. Ketiga, kolaborasi solusi pembiayaan dengan lembaga keuangan. Terakhir, kolaborasi bersama komunitas dunia usaha untuk meningkatkan produktivitas bisnis.

Kalau sudah berkenalan dengan Indibiz, maka para pebisnis bisa mulai mendalami salah satu inovasi produknya untuk mengembangkan bisnis digital dari mana saja. Aku ambil contoh Indibiz Finance sebagai bentuk dukungan yang ditujukan bagi bank, koperasi, atau lembaga keuangan lain dalam memaksimalkan digitalisasi pada proses operasionalnya. Dukungan teknologi yang hadir tentu dalam produk monitoring jaringan dari Netmonk. Ternyata asyik juga karena teknologi ini bisa memunculkan satu dashboard yang terintegrasi dan dapat dimanfaatkan dalam memantau jaringan serta server yang digunakan bank dan lembaga keuangan untuk menjalani operasional. Selain dilengkapi layanan BPR SATU (penyedia akses online dan realtime khusus untuk lembaga keuangan), pihak Indibiz Finance juga menyediakan layanan customer care 24 jam dan mampu menambahkan fee based income sehingga bisa tercatat tanpa kendala.

Aku jadi ingat pengalamanku bekerja di bank dahulu, dibalik meja customer service dan teller pasti ada ribuan data nasabah dan segala hal terkait keuangan baik milik pribadi maupun perusahaan. Dengan Indibiz Finance tentu akan membuat proses transaksi keuangan makin cepat dan membantu pemenuhan kebutuhan finansial bagi para pelaku bisnis digital. Kehadiran Indibiz seperti ini sudah jadi kebutuhan finansial bagi siapapun yang sudah terjun atau baru memulai skala bisnis digital di Indonesia.

Digiland 2023 yang mengusung tema sinergi untuk Indonesia sudah mengumpulkan sumber daya dan membentuk kekuatan digital yang kokoh. Inovasi bisnis digital yang diperkenalkan dalam acara tersebut sebagai bentuk kontribusi memperbaiki kedaulatan ekonomi Indonesia pasca pandemi. Harapan Indonesia yang mendunia di masa depan bak "Elevating Your Future" sehingga negara ini bisa menjadi inspirasi negara-negara lainnya dengan bermunculan pelaku-pelaku bisnis digital skala lokal untuk kancah internasional.

Ekosistem solusi bisnis digital (desain pribadi)