RAN Ajak Yura Yunita hingga Kahitna di Album Kelima

7 Juni 2017 21:35 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Grup musik RAN (Foto: Instagram @ninokayam)
Setelah merilis album secara digital pada 18 November 2016, kini grup musik RAN resmi merilis album kelimanya dalam bentuk fisik berupa CD.
ADVERTISEMENT
Album yang bertajuk 'RAN' ini resmi dirilis pada Rabu (7/6), di Artotel Thamrin, Jakarta Pusat. Nino mengatakan album tersebut dibuat sebagai tanda 10 tahun perjalanannya karier RAN di industri musik Tanah Air.
"Kenapa namanya RAN? karena kita belum pernah bikin album self-titled yang diberi nama RAN. Selain itu, tepat mengawali album ini dengan label mandiri, label indie," ucap Nino di sela peluncuran album kelimanya.
Selain itu, album tersebut juga dirasa sangat spesial. Karena tak hanya mereka saja yang tampil mengisi daftar lagu, tapi ada sejumlah musisi lain yang diajak kolaborasi. Siapa saja ya?
RAN. (Foto: Munady Widjaja)
"Kita juga bekerja sama dengan Kahitna, dan sebuah kolaborasi dengan Yura Yunita. Yang spesial itu, kita bisa berkolaborasi dengan guru musik kita di sekolah Al-Azhar," timpal Rayi.
ADVERTISEMENT
Ran berlolaborsi dengan Yura pada lagu 'Melawan Dunia', sementara dengan Kahitna, mereka membawakan lagu 'Salamku Untuk Kekasihmu Yang Baru'.
Album yang dikemas begitu spesial ini, rupanya memakan waktu selama kurang lebih 1 tahun. Diakui Asta, proses itu lama, karena album ini banyak menggali tema-tema baru.
Pada album tersebut, ada tiga lagu RAN yang menjadi andalannya. Mulai dari' 'Ombak Asmara', 'Salamku untuk Kekasihmu yang Baru', serta 'Mager'.
"Inspirasinya kita lebih banyak dari media kayak radio, tv, youtube," tutur Rayi.
"Kita enggak biasa ikutin tren, kita malah terbiasa dengan lagu-lagu di radio, dan melihat perkembangannya di youtube," timpal Nino.
RAN. (Foto: Munady Widjaja)
Pria bernama lengkap Anindyo Baskoro ini juga memiliki alasan tersendiri, mengapa RAN merilis album fisik berupa CD.
ADVERTISEMENT
"Album fisik ini buat kita penting banget. Kalau menurut kita itu bagaikan foto, sesuatu yang bisa dipegang dan dikenang, bukan sekadar cuman mendengar aja, tapi bisa sebuah kenangan," tandas Nino.