Konten dari Pengguna

Tradisi Penggunaan Gurita pada Bayi, Memang Seberapa Efektif?

Adinda Fitriana
Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Airlangga
4 Desember 2024 16:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Fitriana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dari iStockphoto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dari iStockphoto
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara dengan beragam warna di dalamnya. Terdapat banyak suku, bahasa, agama, dan budaya yang menjadi identitas bangsa. Budaya di masyarakat dapat tercipta karena kebutuhan kita, bahkan kerap kali turun-temurun. Budaya tak selamanya benar, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan masyarakat perlu untuk sadar bahwa budaya yang turun-temurun ini, bisa juga keliru karena seiring majunya ilmu kesehatan di Indonesia kita bisa memilah mana yang benar dan yang salah untuk diterapkan.
ADVERTISEMENT
A. Tradisi yang Mengakar Kuat
Budaya pemakaian gurita pada bayi baru lahir merupakan suatu tradisi turun-menurun dari nenek moyang sejak dulu. Banyak orang tua yang mempercayai bahwa penggunaan gurita pada bayi baru lahir merupakan cara yang efektif untuk mengecilkan perut dan mengempiskan pusat bodong pada bayi. Lalu, seberapa efektif dan amankah pemakaian kain gurita pada bayi? Apakah manfaat dan fungsinya bagi kesehatan?
B. Fakta: Bayi Bernapas dengan Perut
Pernapasan bayi dapat terhambat pernapasannya dan bisa menyebabkan kematian, apabila gerakan perut dibatasi dengan penggunaan gurita. Otot-otot pada bayi belum terbentuk secara sempurna. Bayi bernapas menggunakan otot perut, bukan dengan otot dada. Apabila, bayi diberi gurita makan akan berakibat fatal pada perkembangannya.
ADVERTISEMENT
C. Dampak Negatif Pemakaian Gurita yang Salah
1. Menyebabkan mengalami kesulitan bernapas
Lilitan yang kencang membuat kesulitan bernapas. Ukuran perut bayi yang tampak besar itu wajar, karena otot perut bayi masih belum sempurna.
2. Kematian tiba-tiba pada bayi (Sudden Infant Death Syndrome - SIDS)
Kurangnya pasokan oksigen pada bayi, menyebabkan risiko kerusakan otak dan kesulitan jalan napas pada bayi. Sebaiknya hindari pemakaian gurita, mengingat faktor risiko yang akan diterima oleh bayi
3. Ruam pada kulit
Bayi memiliki kulit yang sensitif, pemakaian gurita menyebabkan risiko tinggi membuat ruam tekan pada bayi sehingga memicu alergi pada kulit bayi.
D. Solusi: Adaptasi Tradisi dengan Pendekatan Modern kepada Masyarakat
1. Sebagai alternatif lainnya, gunakan pakaian yang lembut, longgar, nyaman untuk bayi dan yang penting berfungsi untuk menghangatkan tubuh bayi. Pilih yang memberi rasa nyaman, tanpa ada tekanan pada perut bayi.
ADVERTISEMENT
2. Edukasi kesehatan dipadukan dengan nilai budaya
Melakukan penyuluhan atau sosialisasi oleh tenaga medis maupun tenaga kesehatan kepada masyarakat mengenai pelatihan atau standar pemilihan pakaian yang aman, nyaman, dan sesuai dengan standar kesehatan yang ada di Indonesia.
Adapun, dengan membuat kain untuk membalut bayi dengan simbol kain suatu daerah, sehingga kesehatan dan tradisi bisa berjalan beriringan.
E. Penutup: Menjaga tradisi dan Masa Depan
Indonesia dengan budaya dan warisan berharga, harus tetap kita lestarikan.
Tetapi, sebagai penerus bangsa kita wajib untuk bijaksana dalam melestarikannya.
Mempertahankan tradisi dengan tetap terbuka terhadap ilmu pengetahuan baru, ialah cara mempertahankan dengan sikap bijaksana yang sesungguhnya.