Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bagaimana Menjelaskan Ketegangan RI-China di Natuna ke Anak 10 Tahun?
5 Januari 2020 12:30 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Agaton Kenshanahan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Belakangan ini televisi dan sejumlah media massa lainnya rajin menyorot isu ketegangan Indonesia-China di Laut Natuna . Isu ini mencuat lantaran ada pelanggaran batas Zona Ekonomi Eksklusif oleh nelayan dan kapal penjaga pantai China.
ADVERTISEMENT
Anak Anda yang berumur 10 tahun itu tak sengaja menonton karena tertarik dengan kerennya cuplikan kapal perang RI di layar kaca. Ia penasaran, sedang apa kapal-kapal itu di sana?
Di saat yang sama, Anda baru pulang kerja atau baru selesai berbelanja. Rasa penasaran bocah kelas 4 SD itu menuai buncah di hatinya. Ia lalu memutuskan bertanya kepada Anda, Moms.
Sebagai ibu yang baik, tentu Anda akan memberi jawaban mudah dimengerti. Selain itu, memberi jawaban yang bijak soal ini bisa membuat buah hati Anda lebih matang mengambil keputusan bila jadi pejabat di masa depan.
Berikut skenario tanya-jawab yang mungkin terjadi:
Mah, di Natuna itu sebenarnya ada apa, sih?
Jadi begini, Nak. Kamu pasti pernah kan buat garis batas di atas meja sama teman sebangku di kelas? Tujuannya biar kalian enggak rebutan ruang di atas meja karena sudah dibagi dengan adil menjadi dua.
ADVERTISEMENT
Di awal garis itu dibuat, kalian pasti saling sepakat enggak boleh melewati garis itu untuk menaruh alat tulis atau barang di atas meja. Kalau melewati garis ada hukumannya, misalnya kalau temanmu kelewat menaruh pensil, maka pensilnya jadi milikmu.
Begitu pula sebaliknya, kamu enggak boleh mengambil sesuatu melewati garis batas yang sudah dibuat. Itu namanya melanggar kesepakatan dan kamu bisa dikatakan sebagai pencuri.
Begitu pula di Natuna, ada kapal nelayan dan penjaga pantai dari China yang melewati garis batas yang sudah disepakati secara internasional.
Kapal-kapal itu malah mengambil ikan di luar wilayahnya, wilayah kita Republik Indonesia. Itu enggak boleh, sama saja seperti mengambil pensil teman sebangkumu melewati garis batas di atas meja.
ADVERTISEMENT
Kok, ada kapal perang, Mah?
Apa yang kamu lakukan kalau misalnya temanmu mencuri pensilmu melewati batas di atas meja? Pasti kamu protes ke dia dan minta dia mengembalikan pensilmu, kan?
Kalau dia mau mengembalikan, masalahnya beres. Tapi kalau dia tidak mau, kamu harus memaksanya buat melakukan itu dengan cara lain.
Nah, negara mengirim kapal perang itu buat menunjukkan kalau pencurian itu tidak bisa dibenarkan. Bukan semata-mata mau perang atau berkelahi. Tapi untuk mencegah agar negara lain enggak mau mencuri lagi karena kita sudah menjaga wilayah itu.
Memangnya, China enggak malu mencuri di wilayah negara lain?
Pernahkah kamu ribut sama teman sebangku gara-gara garis batas di atas meja yang kamu buat itu miring atau terlalu berat sebelah? Nah, China juga merasa begitu di garis batas wilayah lautnya.
ADVERTISEMENT
Negara-negara di dunia sudah menetapkan aturan dan cara bikin garis buat membagi-bagi wilayah laut, namanya UNCLOS (Hukum Laut Internasional). China, Indonesia, dan negara-negara lain sepakat pakai aturan di dalamnya untuk bikin garis batas itu.
Tapi China malah bikin garis sendiri di luar aturan itu. Dia bikin 9 Garis Putus-putus (9 Dash Line) yang menabrak dan mencaplok wilayah milik Indonesia.
Wajar China enggak malu mencuri ikan karena dia merasa benar sama garis yang dia buat sendiri. Meskipun tidak sesuai sama aturan yang sudah disepakati.
Tapi kenapa, sih, Indonesia sama China rebutan wilayah air di Natuna, kan cuma air?
Mamah mau tanya, buat apa kamu buat garis batas di atas meja sama teman sebangku? Salah satu tujuannya biar kamu enggak merasa sempit dan temanmu enggak seenaknya menaruh barang atau mengambil barangmu, kan?
Nah, garis di wilayah perairan Natuna juga mesti dijaga biar negara lain enggak seenaknya mengambil kekayaan di dalamnya. Di dalamnya kan ada ikan atau kekayaan lain yang bisa menghidupi masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Wah, berarti adik juga harus ikut menjaga kekayaan Natuna itu?
Ya, benar, Nak. Makanya dari sekarang kamu perlu belajar yang rajin dan jujur. Supaya kalau sudah jadi pejabat bisa menjaga kekayaan negeri ini dengan baik. Setuju?